Buku
Setelah Membaca Rapijali 3: Kembali
Mungkin untuk pertama kalinya, Penulis merasa kurang bersemangat membaca ketika mendapatkan novel terbaru dari Dee Lestari, Rapijali 3: Kembali. Padahal, Penulis ikut pre-order-nya, seperti seri Rapijali lainnya (dan seperti biasa, di Markas Buku).
Bukan karena novel tersebut jelek, jelas tidak, melainkan karena sedang kurang bergairah saja untuk membaca novel. Mungkin Pembaca juga pernah mengalaminya, ketika kita sama sekali tidak ingin melakukan hobi yang biasanya menyenangkan.
Lantas suatu ketika, Penulis sedang ingin membaca novel dan memutuskan untuk memulai membaca novel ini. Alhasil, hanya dalam waktu dua hari (bahkan nyaris dalam semalam) saja, Penulis berhasil menandaskan novel yang cukup tebal ini.
Ada banyak hal yang ingin Penulis sampaikan setelah selesai membaca novel ini. Bisa dibilang, pendapat Penulis tentang novel ini cukup campur aduk, walau secara keseluruhan Penulis masih menikmati novel ini. SPOILER ALERT!!!
Detail Buku
- Judul: Rapijali 3: Kembali
- Penulis: Dee Lestari
- Penerbit: Bentang
- Cetakan: Pertama
- Tanggal Terbit: Desember 2021
- Tebal: 776 halaman
Apa Isi Buku Ini?
Awalnya, Penulis mengira kalau novel ini akan membahas masa-masa kuliah dari para anggota band Rapijali. Ternyata, kita akan langsung dibawa lompat 8 tahun setelah peristiwa terakhir yang terjadi di Rapijali 2: Menjadi.
Meskipun karakternya telah beranjak dewasa, core dari novel ini tetap berkutat tentang masalah musik dan percintaan. Tentu ada konflik lain seperti masalah keluarga dan berdamai dengan masa lalu.
Setelah 8 tahun berlalu, Ping telah menjadi seorang penyanyi terkenal. Namun, ia kerap beberapa kali terkena serangan panik ketika konser, yang ternyata memiliki keterkaitan dengan masalah dengan dirinya sendiri dan masa lalunya.
Band Rapijali sendiri telah tercerai-berai, di mana para anggotanya telah memiliki kesibukan masing-masing. Namun, undangan untuk tampil bersama di acara Reuni Akbar Sekolah Pradipa Bangsa membuat mereka harus bertemu kembali di satu titik.
Karena antaranggotanya ada konflik masing-masing, tentu menarik bagaimana mereka semua, terutama Ping, bisa berdamai. Jangan lupakan Oding yang juga begitu dirindukan oleh Ping di dalam sanubari hatinya yang paling dalam.
Sesuai dengan sinopsis buku yang ada di bagian belakang buku ini, Rapijali 3: Kembali akan memberikan semua jawaban yang muncul dari dua judul sebelumnya. Mampukah para karakter yang ada di dalamnnya berdamai dengan berbagai luka di masa lalu?
Setelah Membaca Rapijali 3: Kembali
Seperti biasa, kita selalu bisa mengharapkan cerita yang mengalir ala Dee Lestari. Dialog yang dimiliki oleh para karakternya pun terasa natural dan berhasil membawa pembacanya Plot ceritanya sendiri ringan ringan berat, cocok untuk remaja.
Ada tiga poin utama yang ingin Penulis singgung dari novel ini, yakni:
Berdamai dengan Diri Sendiri
Fokus utama dari novel ini bagaimana para karakternya, terutama para anggota band Rapijali, berdamai dengan konflik-konflik masa lalu sekaligus berdamai dengan dirinya sendiri. Terlebih lagi ada banyak quote yang related dengan kehidupan kita.
(Mohon maaf karena Penulis sudah cukup lama menamatkan novel ini, Penulis lupa ada di halaman berapa quote yang Penulis sukai)
Hanya saja, konflik batin yang terjadi memiliki kesan agak terlalu berputar-putar. Mungkin, itu memang dilakukan oleh Dee untuk menegaskan betapa sulitnya karakter yang ada di ceritanya untuk berdamai dengan diri sendiri.
Novel yang Dinamis, namun Perubahan Karakter Kurang Terasa
Karena masing-masing karakter sedang berada di tempat yang berbeda-beda, perubahan sudut pandang karakternya cukup dinamis sehingga dibutuhkan fokus yang cukup tinggi. Apalagi, ada lompatan waktu hingga 8 tahun,
Adanya lompatan waktu membuat kita sering dibawa ke masa lalu (flashback) untuk memahami apa yang membawa karakter-karakter tersebut berada di posisi saat ini. Jadi, apa yang terjadi sekarang selalu memiliki keterkaitan dengan masa lalu.
Untuk perkembangan karakternya sendiri, Penulis merasa perubahan kedewasaan yang dialami para karakternya tidak terlalu terasa. Ping dan kawan-kawan masih terasa sebagai remaja yang sering mengalami konflik terkait percintaan.
Mungkin perubahan yang paling mengejutkan adalah yang dialami oleh Ardi, saudara tiri dari Ping. Ia yang di dua novel terlihat sebagai anak manja dan egosentris bertransformasi menjadi orang yang bijaksana dan telah berdamai dengan diri.
Ending yang Terlalu Sempurna
Jika disuruh menyebutkan kekurangannya, mungkin Penulis merasa ending yang dimiliki oleh novel ini terlalu sempurna. Konklusinya memang menyenangkan, tapi terlalu panjang, serta terkesan klise dan too good to be true.
Selain itu, banyak adegan atau drama percintaan yang bagi Penulis terasa berlebihan, terutama Rakai dan Jemi. Ping dan Oding sebenarnya juga, tapi masih bisa ditolerir. Bahkan, hubungan Rakai-Ines dan Oding-Dayu juga sedikit terasa berlebihan.
Dee berusaha menyelipkan humor melalui interaksi Buto dan Inggil. Mereka seolah dihadirkan sebagai oase dari peliknya masalah percintaan yang ada di novel ini. Hanya saja, terkadang jokes yang ada agak kurang masuk di Penulis.
***
Dengan rilisnya novel ini, maka berakhirnya seri Rapijali yang disebut Dee sebagai karya yang telah tertidur selama bertahun-tahun. Novel ini akan Penulis rekomendasikan bagi Pembaca yang sedang mencari novel percintaan ringan.
Lawang, 4 September 2022, terinspirasi setelah membaca novel Rapijali 3: Kembali karya Dee Lestari
You must be logged in to post a comment Login