Pengembangan Diri

Berhenti Berpikir

Published

on

Dalam banyak kesempatan, Penulis kerap bercerita kalau dirinya termasuk orang yang pemikir. Segala sesuatu, termasuk yang tidak penting, dipikir sampai jadi overthinking.

Penulis menyadari bahwa sifat pemikir itu bermata dua: di satu sisi membuat kita berhati-hati dalam membuat keputusan, di satu sisi membuat kita menjadi seorang peragu.

Sifat pemikir yang dimiliki Penulis cenderung membawa dirinya ke poin yang kedua. Oleh karena itu, terkadang Penulis memiliki keinginan untuk berhenti berpikir.

Akhirnya Tidak Melakukan Apa-Apa…

Jadi Peragu (krakenimages)

Karena sifat pemikir yang dimiliki, Penulis cenderung lama ketika akan membuat sebuah keputusan. Harus ada variabel sebanyak mungkin agar bisa merasa yakin.

Tidak hanya itu, Penulis juga kerap membayang worst cases apa saja yang bisa terjadi. Harapannya, jika sampai kejadian Penulis sudah siap untuk melakukan antisipasi.

Hanya saja, terkadang apa yang akan dilakukan tidak jadi dilakukan karena terlalu banyak berpikir. Bagaimana kalau begini, bagaimana kalau begitu, dan seterusnya.

Kita mendadak ragu karena membayangkan sesuatu yang buruk akan terjadi dan kita tidak bisa mengatasinya dengan baik.

Segala keraguan tersebut sering menggema di dalam pikiran yang akhirnya menimbulkan rasa takut sebelum mencoba. Dengan kata lain, menyerah sebelum berperang.

Padahal, kebanyakan kekhawatiran yang kita pikiran tidak pernah terjadi. Semua hanya ada di dalam imajinasi kita tanpa ada realisasinya.

Gimana Nanti Kalau…

Bising di Dalam Pikiran (Usman Yousaf)

Sifat terlalu banyak berpikir ini bisa menghambat perkembangan kita sebagai manusia. Ketika hendak memulai hal baru, pikiran-pikiran negatif begitu mendominasi diri.

Contohnya adalah ketika Penulis mencoba untuk menjadi seorang freelancer. Sebelum memutuskan untuk terjun ke dunia tersebut, ada banyak pertanyaan yang muncul di dalam diri.

Gimana nanti kalau aku enggak bisa menyelesaikan proyek yang diberikan oleh klien?

Gimana nanti kalau aku udah ngejarin proyek tapi klien malah kabur dan enggak bayar kewajibannya?

Gimana nanti kalau udah buat aku ternyata enggak ada klien yang tertarik?

Gimana nanti kalau udah buat terus aku malah enggak bisa mengatur waktu dan baik sehingga proyek akan lewat deadline?

Gimana nanti kalau, gimana nanti kalau, gimana nanti kalau, gimana nanti kalau, gimana nanti kalau…

OH PLEASE STOP!!! STOP THINKING!!! JUST DO IT!!! JUST TRY IT!!!

Inilah yang kerap terjadi pada diri Penulis, terus membayangkan sesuatu yang buruk hingga akhirnya tidak jadi melangkah maju ataupun mencoba sesuatu yang baru.

Terkadang, kita perlu berhenti berpikir. Lakukan saja sebisanya dengan usaha semaksimal mungkin. Itu saja sudah cukup.

Yang penting mulai saja dulu dan berhenti berpikir yang tidak penting!!! Hasil dipikir belakangan saja!!!

Penutup

Tidak semua hal bisa dilakukan tanpa berpikir terlebih dahulu. Banyak hal dalam kehidupan yang membutuhkan pertimbangan matang-matang. Pernikahan, memulai bisnis, resign, dan lainnya.

Ketika memiliki niatan untuk berbuat buruk, mencuri misanya, sebaiknya justru dipikir-pikir terlebih dulu apa saja konsekuensinya agar tidak jadi melakukannya.

Hanya saja, jangan sampai karakter terlalu pemikir ini menghambat langkah kita untuk maju. Coba saja dulu,  mulai saja dulu. Kalau memang ternyata tidak bisa, ya sudah berhenti.

Jangan mau dikuasai oleh kekhawatiran yang belum tentu akan terjadi. Jangan mau kalah dengan ketakutan akan terjadinya kemungkinan-kemungkinan terburuk.

Dalam hidup, terkadang kita perlu berhenti berpikir dan lakukan saja apa yang ingin dilakukan. Berhenti jadi seorang peragu dan tukang khawatir, yang penting mulai saja dulu.

 

 

 

Lawang, 9 Februari 2021, terinspirasi dari dirinya sendiri yang memiliki sifat pemikir berlebihan

Foto: 胡 卓亨

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Batalkan balasan

Fanandi's Choice

Exit mobile version