Politik & Negara

Jam Malam Corona

Published

on

Tahun sudah berganti, namun masalah yang kita hadapi justru semakin banyak. Selain banyaknya bencana di awal tahun, Covid-19 masih belum menunjukkan tanda-tanda akan pergi dari muka bumi.

Berbagai aturan dan protokol kesehatan sudah dikeluarkan untuk mengatasi permasalahan ini. Bahkan, presiden dengan bangganya menyatakan Indonesia bisa mengatasi virus ini.

Benarkah demikian? Entahlah, Penulis tidak berani memberikan penilaian.

Di antara semua aturan yang diterapkan demi menekan kenaikan pasien Covid-19, adanya jam malam lah yang paling tidak Penulis pahami.

Nasib Para Penjaja Makanan di Malam Hari

Penjual Nasi Goreng (BisikanBisnis.com)

Jika alasannya untuk menghindari kerumunan, kenapa tidak melakukan pembatasan saja seperti yang diterapkan pada siang hari?

Kalau Penulis sendiri mungkin tidak terlalu mendapatkan efeknya secara langsung. Paling hanya kebingungan jika sedang lapar dan tidak ada makanan di rumah.

Yang Penulis pikirkan adalah bagaimana dengan penjual makanan yang hanya berjualan di malam hari seperti penjual nasi goreng, sate, martabak, dan lain sebagainya.

Makanan-makanan tersebut umumnya hanya ditemukan pada malam hari. Jika mereka dilarang berjualan karena jam malam, lantas darimana penjualnya mendapatkan pemasukan?

Berjualan siang hari? Penulis yakin ada alasan-alasan mengapa mereka tidak bisa melakukan hal tersebut.

Bagaimana dengan anak kos yang tidak memiliki kemampuan memasak? Kalau malam sudah tiba, di mana mereka bisa mendapatkan makanan?

Jangankan tempat berjualan makan, minimarket pun sudah pada tutup semua. Kalau beli makanan dari sore, pasti malamnya sudah dingin.

Penulis pun membayangkan, pelarangan jam malam ini tentu bisa diterima jika ada solusi dari pemerintah. Mungkin dengan membeli dagangan para penjual tersebut untuk dibagikan kepada masyarakat yang membutuhkan.

Implementasinya memang sulit, tapi itu lebih baik daripada hanya melakukan pelarangan tanpa memberi solusi apapun. Rakyat butuh makan dan sudah seharusnya pemerintah hadir.

Atau setidaknya, biarlah usaha makan itu tetap buka karena penjual dan pembelinya sama-sama membutuhkan. Usaha lain yang tidak berkaitan dengan perut mungkin bisa ditutup.

Penutup

Dulu di tempat kerja Penulis, kantor menerapkan jam masuk dimajukan satu jam. Para karyawannya pun heran, apa Covid-19 mulai beraksi di atas jam sembilan pagi.

Hal yang sama pun berlaku untuk aturan jam malam ini. Yang namanya virus tidak mengenal waktu. Ia bisa menyerang siapa saja dan kapan saja.

Ketika mencoba mencari berbagai informasi, Penulis belum menemukan berita yang menyatakan kalau pemberlakukan jam malam berhasil meredam Covid-19.

Penulis hargai kebijakan ini sebagai upaya pemerintah untuk menekan angka pasien Covid-19. Hanya saja, menurut pendapat pribadi Penulis hal ini kurang efektif.

Bagaimana jika masyarakat yang merasa stres karena tidak boleh keluar malam, akhirnya malah berkumpul di siang hari dan menimbulkan kerumunan yang padat? Kan sama saja jadinya.

Kalau mau total kan sebenarnya memang harus lockdown seperti negara lain. Hanya saja, negara kita rasanya belum mampu menghidupi ratusan juta rakyatnya sekaligus.

 

 

Lawang, 27 Januari 2020, terinspirasi dari banyaknya penjual dan pembeli makanan yang merasa dirugikan dengan kebijakan ini

Foto: Liputan 6

Sumber Artikel: Ada Jam Malam, Bisakah Tekan Kasus Virus Corona? (klikdokter.com)

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Batalkan balasan

Fanandi's Choice

Exit mobile version