Sajak
Matahari dan Bulan
Aku mengibaratkanmu sebagai matahari
Sedang aku hanyalah bulan yang bergantung pada cahayamu
Kita dipisahkan sesuatu bernama senja
Di kala kau hendak menyembunyikan diri ketika aku menampakkan diri
Ketika kau kembali saat fajar menyingsing
Aku sudah terlalu lelah untuk sekedar menyapamu
Terkadang bintang menghasutku untuk menghiraukan kodrat kita
Menerobos senja maupun fajar yang menjadi penghalang kita
Terkadang aku melakukan itu, dan terjadilah gerhana
Pertemuan yang singkat, namun sangat berarti
Entah kau merasakannya juga atau tidak
Aku tak pernah tahu apa yang ada di dalam kepalamu
Aku hanyalah bulan yang tak akan terlihat tanpa pantulan sinarmu
Itulah yang akan selalu kuingat darimu
Aku tak akan pernah bisa berpaling darimu walau hanya sedetik
Keberadaanmu berarti matahariku
Namun aku tetap hanyalah bulan di malam hari
Kuharap kau paham maksudku
Lawang, 26 Juli 2018, pengembangan dari sajak karangan Angela
Sumber Foto: https://unsplash.com/photos/JPdapbV4C6Q
You must be logged in to post a comment Login