Anime & Komik
Setelah Menonton Detective Conan: The Scarlet Bullet
Penulis mengikuti komik Detective Conan sejak kecil. Hanya saja, akhir-akhir ini kurang mengikuti karena merasa ceritanya makin lama makin mirip sinetron Tukang Bubur Naik Haji. Ada saja karakter baru yang muncul untuk menambah kompleksitas cerita.
Walaupun begitu, Penulis sesekali masih melihat perkembangan ceritanya. Satu-satunya alasan adalah rasa penasaran siapa musuh utama di balik Organisasi Hitam. Meski sudah ada nama Renya Karasuma, sosoknya belum pernah terlihat dengan jelas.
Terlepas dari itu semua, tentu Penulis punya karakter favorit di serial ini. Penulis paling menyukai karakter Shuichi Akai, anggota FBI yang pernah menyusup ke dalam Organisasi Hitam. Bahkan, Penulis memiliki action figure-nya.
Oleh karena itu, Penulis yang jarang menonton Detective Conan the Movie memutuskan untuk menonton film terbarunya yang berjudul The Scarlet Bullet karena ada sosok Shuichi dan keluarganya.
SPOILER ALERT!!!
Sebelum ke Jalan Cerita
Selain karena kemunculan tokoh Shuichi, alasan lain Penulis tertarik menonton film ini adalah adanya kata Scarlet pada judul. Semua penggemar Sherlock Holmes pasti tahu, judul pertama kisah detektif tersebut berjudul A Study in Scarlet.
Nah, film ini rencananya akan tayang pada 16 April 2021 setelah kurang lebih satu tahun diundur karena adanya pandemi Covid-19. Oleh karena itu, Penulis kaget ketika diberi tahu film Detective Conan: The Scarlet Alibi tayang di bioskop pada awal April.
Penulis pun menonton film tersebut. Eh, ternyata film tersebut berbeda dengan film yang ingin Penulis tonton. The Scarlet Alibi hanya berfungsi sebagai bridging dari film yang sesungguhnya.
Film ini menceritakan semua keluarga Shuichi. Selain dirinya, ada kedua adiknya: Shukichi Haneda dan Masumi Sera. Ada pula ibu mereka, Mary, yang mengecilkan tubuhnya sendiri dengan obat APTX 4869.
Karena sudah membaca komiknya, Penulis sudah mengetahui semua potongan adegan yang ada di dalam film ini. Tidak apa-apa, hitung-hitung sebagai penyegar ingatan tentang cerita tentang mereka semua.
Jalan Cerita Detective Conan: The Scarlet Bullet
Kurang lebih tiga minggu setelah menonton The Scarlet Alibi, akhirnya Penulis menonton film yang benar. Ekpetasi Penulis cukup tinggi terhadap film ini, setidaknya ada satu fakta baru tentang keluarga Shuichi yang akan terungkap.
Sayangnya, hal tersebut tidak terjadi.
Film ini bercerita tentang persiapan Jepang yang akan menjadi tuan rumah World Sports Games (WSG), ajang olahraga terbesar di dunia. Acara akan dilangsungkan di kota Tokyo.
Bertepatan dengan upacara pembukaan WSG, Jepang juga akan meresmikan kereta peluru yang bernama The Hyperlinear. Kereta tersebut dapat melaju hingga kecepatan 1.000 km/jam dengan rute Stasiun Shin-Nagoya ke Stasiun Shibahama Tokyo.
Menjelang acara, beberapa pemimpin industri diculik secara berurutan. Orang pertama yang diculik adalah ayah Sonoko, pemimpin perusahaan keuangan Suzuki yang menjadi sponsor acara WSG.
Setelah berhasil ditemukan oleh grup Detektif Cilik, orang selanjutnya yang hilang adalah seorang pengusaha mobil yang juga menjadi sponsor. Bahkan, ia telah meminta bantuan Kogoro Mouri.
Peristiwa ini mirip dengan penculikan yang terjadi pada WSG 15 tahun lalu di Boston, Amerika Serikat. Waktu itu, kasus ditangani oleh FBI sehingga Conan banyak berhubungan dengan mereka dalam menangani kasus ini.
Conan pun menyadari bahwa ketua WSG sekaligus mantan kepala FBI, Alan McKenzie, akan menjadi korban selanjutnya. Conan bersama Shuichi (dan keluarganya) pun berusaha menyelidiki masalah ini, sebelum krisis yang lebih besar menimpa mereka.
Setelah Menonton Detective Conan: The Scarlet Bullet
Gimana, ya. Mungkin salah Penulis sendiri yang berekspetasi terlalu tinggi terhadap film ini. Memang screentime Shuichi cukup banyak, tapi rasanya tetap kurang. Apalagi, Shuichi seolah tidak sadar kalau ia sempat bertemu dan bertarung dengan Sera!
Selain itu, peran keluarga Shuichi di sini juga terasa hanya sebagai pelengkap. Peranan mereka hanya membantu Conan untuk menangkap pelaku yang ingin melakukan balas dendam terhadap orang-orang FBI, terutama McKenzie.
Penulis tidak akan menyebut siapa pelaku sebenarnya. Hanya saja, bisa dibilang plot twist-nya tidak terlalu mengejutkan. Dari awal Penulis sudah memiliki dugaan kalau orang-orang ini lah yang menjadi dalangnya. Klise khas Detective Conan, lah.
Hal lain yang membuat gregetan adalah begitu banyaknya “kebetulan” yang membuat niat pelaku bisa mirip dengan peristiwa 15 tahun lalu. “Kebetulan” lain yang bikin gemas adalah pertemuan Shuichi dengan keluarga-keluarganya. Klise lainnya dari Detective Conan.
Ketika menonton film ini, beberapa kali mata Penulis melirik ke arah jam tangan. Film ini berdurasi cukup panjang, tapi kurang meninggalkan kesan yang baik. Jika disuruh menceritakan dari awal, Penulis sudah banyak lupa dan akan merasa kesulitan.
Apesnya lagi, ternyata film ini memiliki dua adegan after credit yang Penulis lewatkan. Bisa saja ketidakpuasan Penulis terhadap film ini terobati dengan dua adegan tambahan tersebut!
Nilainya: 5.5/10.0
Lawang, 8 Mei 2021, terinspirasi setelah menonton Detective Conan: The Scarlet Bullet
Foto: Popculture.id
You must be logged in to post a comment Login