Buku

[REVIEW] Setelah Membaca Funiculi Funicula: Kisah-Kisah yang Baru Terungkap

Published

on

Setelah dua tulisan membahas tentang Funiculi Funicula: Before the Coffee Gets Cold, saatnya melanjutkan ke novel berikutnya, yaitu Funiculi Funicula: Kisah-Kisah yang Baru Terungkap karya Toshikazu Kawaguchi.

Meskipun efeknya tidak “sedahsyat” buku pertamanya, cerita-cerita yang terdapat di novel ini masih cukup menarik untuk diikuti sampai habis. Hal menarik yang didapatkan dari buku ini adalah terjawabnya pertanyaan-pertanyaan yang tidak terjawab di buku pertama.

Bisa jadi, itulah alasan mengapa judul yang dipih adalah “Kisah-Kisah yang Baru Terungkap”, karena memang baru di buku inilah hal tersebut terungkap. Lantas, siapa yang kini pergi ke masa lalu (atau masa depan) di kedai Funiculi Funicula? SPOILER ALERT!!!

Detail Buku

  • Judul: Funiculi Funicula: Kisah-Kisah yang Baru Terungkap
  • Penulis: Toshikazu Kawaguchi
  • Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
  • Cetakan: Keempat
  • Tanggal Terbit: Februari 2023
  • Tebal: 200 halaman
  • ISBN: 9786020663852

Apa Isi Buku Ini?

Sama seperti buku pertama, Funiculi Funicula: Kisah-Kisah yang Baru Terungkap juga terbagi menjadi empat bagian, yakni “Sahabat”, “Ibu dan Putra”, “Kekasih“, dan “Suami dan Istrinya”. Bisa dilihat jika konsep dan formulanya masih tetap sama.

Buku ini mengambil latar waktu beberapa tahun setelah Kei Tokita meninggal dunia ketika melahirkan Miki. Kehidupan kedai Funiculi Funicula pun berjalan seperti biasa, di mana Miki sudah mulai bisa membantu sedikit-sedikit di kedai.

Mungkin karena di sini banyak karakter baru yang muncul, maka si penulis buku ini membuat semacam diagram hubungan antara karakternya untuk memudahkan para pembacanya. Penulis jujur saja tidak bisa menghafal mereka semua.

Yang jelas, ada beberapa karakter lama yang kembali, seperti Kazu Tokita sang pembuat kopi, Nagare Tokita si pemiliki kedai, hingga Fumiko Kiyokawa yang pernah pergi ke masa lalu untuk bertemu dengan kekasihnya.

Cerita-cerita yang diangkat di sini ada seorang pria yang pergi ke masa lalu untuk bertemu dengan sahabatnya yang telah meninggal, di mana ia mengasuh putrinya selama bertahun-tahun tanpa pernah mengungkapkan hal sebenarnya kepadanya.

Lalu ada seorang anak yang ingin pergi ke masa lalu untuk bertemu dengan ibunya yang telah meninggal, di mana ia tidak bisa datang ke pemakamannya karena terlilit masalah ekonomi demi mengejar ambisi sebagai pengrajin tembikar.

Cerita ketiga bercerita tentang seorang pria yang telah didiagnosis tidak berumur lama. Ia ingin pergi ke masa depan, tepatnya dua tahun kemudian, untuk mengetahui kalau kekasihnya yang ia tinggalkan bahagia

Penutup cerita ini adalah seorang detektif yang ingin pergi ke masa lalu untuk memberikan hadiah istrinya yang telah meninggal karena perampokan. Hadiah tersebut akan menjadi yang pertama sekaligus terakhir dalam pernikahan mereka yang singkat.

Setelah Membaca Funiculi Funicula: Kisah-Kisah yang Baru Terungkap

Apa yang Penulis suka dari novel ini adalah terungkapnya banyak fakta seputar Kazu Tokita. Ternyata, wanita bergaun putih yang menjadi hantu di kedai tersebut adalah ibunya! Ia menjadi hantu karena telat (atau menolak untuk) kembali ke masa kini.

Selain itu, diketahui kalau Kazu di cerita ini merasa bahwa dirinya tidak berhak untuk bahagia, karena ia adalah orang yang membuatkan kopi agar ibunya bisa pergi ke masa lalu. Sejak hari naas tersebut, Kazu menjadi sosok yang terus dihinggapi rasa bersalah.

Ini menjawab misteri mengenai mengapa Kazu terlihat menjadi sosok yang dingin dan sangat pendiam. Untungnya, di akhir novel ini, pada akhirnya Kazu mau belajar untuk memaafkan dirinya sendiri.

Hal menari kalinnya seputar Kazu adalah ia telah mengandung seorang anak. Ternyata, hal ini membuatnya kehilangan kekuatan untuk membuat kopi “super” tersebut, karena kekuatannya langsung menurun ke anak dalam kandungan tersebut.

Untungnya, Miki Tokita sudah berusia tujuh tahun di buku ini, sehingga ia telah memiliki kemampuan tersebut dan kedai pun tetap dapat berjalan kembali. Sebagai tambahan, peran Miki sebagai “pengundang tawa” di novel ini cukup terasa kental.

Jika cerita-cerita di novel pertama terasa berkesinambungan, maka cerita-cerita di novel ini lebih terasa berdiri sendiri. Tokoh-tokoh yang muncul untuk pergi ke masa lalu/masa depan tidak terlalu berkaitan satu sama lain.

Seperti yang sudah Penulis sebutkan di atas, cerita-cerita yang ada di novel ini masih terasa menarik, tapi dampak emosionalnya kurang nendang. Dibandingkan kisah orang-orang yang melakukan perjalanan waktu, Penulis lebih tertarik dengan kisah yang dimiliki oleh Kazu.

Meskipun begitu, buku ini tetap menyenangkan untuk dibaca. Dengan segala aturan yang tetap sama, kita akan menyaksikan orang-orang pergi ke masa lalu, meskipun tahu apa yang mereka lakukan tidak akan mengubah masa kini.


Lawang, 24 Mei 2023, terinspirasi setelah membaca Funiculi Funicula: Kisah-Kisah yang Baru Terungkap karya Toshikazu Kawaguchi

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Batalkan balasan

Fanandi's Choice

Exit mobile version