Buku

Setelah Membaca Sila ke-6: Kreatif Sampai Mati

Published

on

Buku ini sebenarnya bukan buku baru. Sila ke-6: Kreatif Sampai Mati pertama kali terbit pada tahun 2013. Penulis masih ingat ketika kuliah pernah melihat buku ini yang memiliki sampul berwarna hitam.

Hanya saja, waktu itu Penulis belum tertarik untuk membeli buku ini. Ketika kuliah, Penulis lebih banyak membelanjakan uangnya untuk membeli novel. Sangat jarang Penulis membeli buku non-fiksi.

Nah, baru-baru ini, buku karya Wahyu Aditya ini baru dicetak ulang dengan beberapa penambahan poin. Istilah dari penerbit, Edisi Pemutakhiran. Penulis pun membelinya karena ingin menggali lebih dalam lagi tentang kreativitas yang sangat dibutuhkan di era sekarang.

Apa Isi Buku Ini?

Buku ini diawali dengan beberapa quote seputar apa itu kreatif dan testimoni dari beberapa tokoh terkenal. Jumlah testimoninya lumayan banyak, ada 5 halaman. Mungkin sebagai penegas kalau buku ini layak untuk dicetak ulang.

Ada 20 bab butir di dalam buku ini yang tidak memiliki keterkaitan sama sekali. Pembaca bisa memilih butir mana yang ingin dibaca terlebih dulu tanpa perlu melakukannya secara berurutan.

Di bagian akhir, ada bab Adendum Pemutahiran yang menjadi tambahan dari versi aslinya. Tidak banyak, hanya 4 halaman, itu pun karena ada banyak gambar dan ilustrasinya. Jika hanya berisi teks, mungkin tambahannya hanya sekitar 1 halaman saja.

Sesuai dengan tagline yang ada di bagian sampul (Buku Petunjuk Pengamalan Kreativitas Bagi Seluruh Rakyat Indonesia), ada beberapa trik kreatif yang disampaikan di dalam buku ini beserta contoh yang sudah dilakukan oleh penulis buku ini.

Selain itu, kita akan menemukan banyak sekali gambar, foto, hingga ilustrasi yang lumayan memanjakan mata. Apa yang diceritakan di buku jadi bisa kita bayangkan dengan mudah, tidak perlu susah-susah membayangkan.

Setelah Membaca Buku Sila ke-6: Kreatif Sampai Mati

Waktu membeli buku ini, Penulis membayangkan akan mendapatkan beberapa tips yang rinci bagaimana bisa tetap kreatif. Kenyataannya, buku ini lebih mirip sebagai portofolio dari Wahyu Aditya.

Di setiap butir yang ada, akan selalu ada contoh dari apa yang sudah Wahyu lakukan dalam hidupnya untuk stay creative. Itu tidak salah, malah bagus karena pengalaman yang real bisa menjadi contoh terbaik.

Hanya saja, pemaparan tiap butirnya terasa kurang dalam. Rasanya pembaca hanya diberi garis besar apa yang harus dilakukan, sisanya harus kita pelajari dari pengalaman sang penulis buku ini.

Yang menarik dari buku ini bagi Penulis adalah banyak contoh “desain yang kurang menarik” yang lantas diperbaiki oleh Wahyu.

Seperti yang sudah kita ketahui, kebanyakan desain yang dikeluarkan oleh pihak pemerintah memang sangat membosankan dan tidak eye catching. Benar-benar seolah asal jadi tanpa ada unsur estetiknya sama sekali.

Dengan berbagai pengalaman yang diceritakan, buku ini terasa dekat dengan pembacanya. Wahyu bercerita tentang jatuh bangun dan kegagalan yang pernah ia alami sendiri, khas buku-buku motivasi yang sering kita baca.

Bisa dibilang kala buku ini menarik, lucu, tidak membosankan, dan enjoyable. Meskipun Wahyu merupakan seorang profesional di industri kreatif, tidak ada kesan menggurui sama sekali di buku ini.

Target pasar dari buku ini mungkin orang-orang yang mencari buku self improvement dengan gaya bahasa yang ringan dan memiliki banyak ilustrasi menarik. Ada banyak nilai yang akan kita dapatkan dari buku ini.

Nilainya: 4.0/5.0


Lawang, 2 Mei 2021, terinspirasi setelah membaca buku Sila ke-6: Kreatif Sampai Mati

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Batalkan balasan

Fanandi's Choice

Exit mobile version