Pengembangan Diri

Udah, Gitu Aja?

Published

on

Penulis termasuk tipe orang yang tertutup. Hanya kepada orang-orang tertentu saja penulis kerap berbagi cerita walaupun juga tak terlalu sering. Semenjak menulis blog ini, penulis juga belajar untuk lebih terbuka melalui tulisan-tulisannya.

Pertanyaan Balik yang Mencerahkan

Salah satu di antara sedikitnya orang-orang tersebut adalah, tentu saja, orang tua penulis. Apalagi semenjak penulis bekerja di ibu kota, tentu saja penulis sering bercerita bagaimana kehidupan dan kerja penulis di sini.

Telepon Orang Tua (Hassan OUAJBIR)

Yang namanya merantau ke kota orang tentu ada saja permasalahan yang muncul. Ketika masalah tersebut muncul, terbit keinginan untuk berbicara kepada orang tua agar hati terasa lebih tenang.

Pernah ketika pulang kantor, penulis menelepon ayah untuk mendiskusikan masalah yang sedang dihadapi. Masalah tersebut penulis anggap cukup berat dan susah dicari jalan keluarnya.

Setelah berbicara panjang lebar, ayah penulis hanya bertanya balik:

Udah, gitu aja?

Begitu mendengar pertanyaan tersebut, secara otomatis penulis langsung berpikir “iya juga ya, cuma gitu aja masalahnya”. Penulis pun hanya tertawa hambar karena merasa tercerahkan.

Fokus Pada Solusi

Memang, tidak semua masalah yang kita hadapi termasuk kategori “udah, gitu aja”. Akan tetapi, dari pertanyaan ayah tersebut penulis mengambil kesimpulan, bahwa masalah apapaun yang kita hadapi, jangan pernah dibesar-besarkan dan berfokus pada penyelesaian.

Fokus Pada Solusi (Paul Skorupskas)

Penulis adalah orang yang mudah panik, sehingga sangat jarang bisa menyikapi suatu permasalahan dengan tenang. Menyadari kekurangan tersebut, tentu harus ada solusinya. Salah satunya, ya jangan mudah panik ketika menghadapi masalah.

Beberapa tahun terakhir ini, penulis berusaha menerapkan prinsip hidup fokus kepada solusi. Jadi, ketika kita sudah tahu masalah apa yang sedang dihadapi, jangan mbulet dengan masalahnya. Bukannya mencari solusi, kita malah sibuk mendebat permasalahannya.

Wah kok bisa muncul masalah gini sih, wah seharusnya enggak boleh ada masalah kayak gini, wah ini gara-gara dia sampai timbul masalah berat.

Begitu menghadapi masalah, seharusnya kita langsung fokus pada apa yang bisa kita lakukan untuk memperbaiki keadaan. Memang, yang namanya manusia biasa pasti merasa down-nya ketika berjumpa dengan masalah. Itu wajar, selama tak berlebihan.

Ketika sudah menemukan solusi, kita curahkan perhatian dan tenaga untuk melaksanakan solusi tersebut. Bagaimana jika ternyata solusi tersebut tidak berhasil? Ya coba cari solusi lain yang belum dicoba. Terus begitu hingga kita benar-benar menemukan caranya.

Tapi kan ada masalah yang begitu berat hingga tidak bisa ditemukan solusinya? 

Penulis sih meyakini janji Tuhan, bahwa Ia tidak akan memberikan ujian yang melebihi kemampuan makhluk-Nya. Berbekal keyakinan tersebut, penulis percaya akan selalu ada jalan keluar dari setiap permasalahan yang ada.

Memanfaatkan “Udah Gitu Aja”

Sekali lagi, tidak semua permasalahan bisa dijawab dengan “udah, gitu aja?”. Ada beberapa permasalahan yang tidak bisa disepelekan, walaupun tetap harus segera dicarikan solusi terbaiknya dengan ketenangan.

Pertanyaan “udah gitu aja” bisa digunakan sebagai rem ketika kita mulai membesar-besarkan masalah yang sebenarnya tidak terlalu besar. Ketika pikiran mulai merumitkan diri, coba urai permasalahannya hingga kita bisa melontarkan pertanyaan tersebut kepada diri sendiri.

Ambil analogi bermain rubik. Ketika melihat posisi tiap kotaknya yang berantakan, mungkin kita akan mengeluh dan merasa tidak tahu harus berbuat apa agar warnanya menjadi teratur dan seragam di tiap sisinya.

Namun, begitu melihat tutorialnya di internet, mungkin kita akan berujar “oh, udah gitu aja?”. Ketika kita bisa bertanya seperti itu, tandanya kita sudah lebih tenang dan bisa berfokus kepada penyelesaian masalah.

 

 

Kebayoran Lama, 26 Januari 2019, terinspirasi setelah bercerita tentang suatu permasalahan kepada ayah penulis.

Foto: Olav Ahrens Røtne

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Batalkan balasan

Fanandi's Choice

Exit mobile version