Tokoh & Sejarah
Mengapa Yudhistira yang Bijak Bermain Dadu?
Melihat semakin maraknya kasus judi online di masyarakat yang sangat memprihatinkan hingga melibatkan banyak streamer game, Penulis jadi teringat oleh salah satu kisah pewayangan yang terkenal.
Yudhistira yang merupakan sulung para Pandawa pun pernah terlilit masalah karena masalah judi. Padahal, ia dikenal sebagai sosok raja yang bijaksana. Namun, ternyata seorang yang bijaksana pun harus terkena getah karena bermain judi.
Lantas, mengapa Yudhistira bermain judi dalam bentuk dadu? Apa konsekuensi yang harus diterima olehnya (dan keluarganya) karena kalah dalam perjudian tersebut? Semuanya akan berusaha Penulis ringkas melalui tulisan ini.
Latar Belakang Yudhistira
Yudhistira, atau kerap disebut Puntadewa dalam pewayangan Jawa, merupakan anak sulung dari pasangan Pandu dan Kunti dari Dinasti Kuru. Menariknya, ia lahir berkat bantuan Dewa Yama (Dharma) karena Pandu terkena kutukan akan meninggal jika berhubungan badan.
Dalam Dinasti Kuru, Pandu diangkat menjadi raja karena kakaknya, Dretarastra, mengalami kebutaan sejak lahir. Namun, setelah Pandu terkena kutukan, ia memilih untuk menepi dan membuat kakaknya memimpin kerajaan Hastinapura untuk sementara.
Lantas, setelah Pandu meninggal karena melanggar kutukan Resi, Yudhistira bersama keempat saudaranya (Bima, Arjuna, Nakula, Sadewa) dan Kunti pun kembali ke kerajaan dan mendapatkan bimbingan dari beberapa tokoh seperti Bisma dan Resi Drona.
Sebagai anak dari Pandu, para Pandawa kerap berselisih dengan sepupu mereka yang merupakan anak-anak Drestarastra, yakni para keseratus Kurawa yang disulungi oleh Duryodhana. Bumbu-bumbu perebutan takhta pun telah tercium.
Saat Yudhistira beranjak dewasa, artinya status Drestarastra sebagai raja sementara pun akan segera dikembalikan ke keturunan Pandu. Hal ini tidak diinginkan Duryodhana. Maka berbagai rencana jahat pun mulai dilakukan.
Salah satu kisah yang paling terkenal adalah insiden pembakaran Laksagraha, sebuah istana yang terbuat dari lilin. Yudhistira bersama saudara dan ibunya selamat dari kejadian tersebut, lalu memutuskan untuk pergi dari Hastinapura.
Terbaginya Hastinapura Menjadi Dua
Setelah pergi dari Hastinapura dan mengasingkan diri, Arjuna berhasil memenangkan sayembara untuk menikahi Drupadi. Namun, karena kesalapahaman Kunti, pada akhirnya Drupadi menjadi istri dari kelima Pandawa.
(Catatan: Di versi pewayangan Jawa, Drupadi hanya menikah dengan Yudhistira)
Para Pandawa pun kembali ke Hastinapura setelah menikahi Drupadi, menuntut hak mereka atas kerajaan. Karena pihak Kurawa enggan mengembalikan kerajaan tersebut dan demi menghindari perselisihan, akhirnya Hastinapura pun dibagi menjadi dua.
Yudhistira pun menjadi raja di kerajaan yang diberi nama Indraprastha (atau lebih terkenal dengan nama Amarta dalam pewayangan Jawa). Dibangun dari hutan “angker” yang ditinggalkan, kerajaan Indraprastha memiliki sebuah istana yang begitu megah.
Ketika mengadakan upacara Rajasuya, Yudhistira mengundang raja-raja dari kerajaan lain, termasuk Duryodhana. Saat memasuki istana Indraprastha, Duryodhana merasa kagum dengan kemegahan istana tersebut.
Ada satu kejadian memalukan di mana Duryodhana mengira lantai sebagai air, dan mengira air sebagai lantai. Hal ini membuat Bima tertawa terbahak-bahak, sekaligus menimbulkan perasaan dendam yang teramat besar pada diri Duryodhana.
Undangan Bermain Dadu
Kemegahan istana Indraprastha membuat Duryodhana ingin menguasainya. Ia pun berkonsultasi dengan paman sekaligus penasehatnya, Sengkuni. Akhirnya mereka pun mengundang Yudhistira untuk bermain dadu (baca: judi) melalui Drestarastra.
Meskipun terkenal sebagai raja yang bijaksana, ada versi yang menyebutkan kalau Yudhistira sebenarnya menyukai permainan dadu. Namun, ada versi lain yang menyebutkan bahwa sebenarnya Yudhistira sangat menentang judi karena tidak membawa kebaikan.
Di sisi lain, karena yang mengundang pamannya sendiri, ia merasa perlu menghargai undangan tersebut dengan cara menghadirinya. Apalagi, Yudhistira pada dasarnya adalah orang yang selalu berprasangka baik kepada orang lain, bahkan kepada Duryodana.
Oleh karena itu, undangan tersebut ia anggap sebagai ajakan bermain dari keluarga tanpa ada prasangka negatif. Apalagi, pasti ada konsekuensi jika ia sampai menolak undangan bermain dadu dari kerajaan lain, seperti dianggap pengecut atau bahkan hingga memicu perang.
Permainan dadu pun diadakan di Hastinapura. Sama seperti kasus judi online kebanyakan, awalnya Yudhistira diberi kemenangan oleh pihak Duryodana dan Sengkuni. Taruhan yang semula kecil-kecilan, pada akhirnya semakin menjadi tidak masuk akal.
Yudhistira pada satu titik akhirnya mempertaruhkan seluruh kerajaan Indraprastha, yang menjadi target sebenarnya permainan judi tersebut diadakan. Tentu saja hal tersebut berakhir dengan kekalahan karena permainan tersebut memang sudah di-setting oleh Sengkuni.
Meskipun telah kehilangan kerajaannya, Yudhistira seolah menjadi gelap mata seperti para pemain judi online yang terus berharap kemenangan di ronde berikutnya. Bayangkan, ia mempertaruhkan para saudaranya, dirinya sendiri, bahkan istrinya Drupadi.
Drestarastra yang merasa tidak tega melihat keponakannya begitu terhina akhirnya memerintahkan Duryodana untk mengembalikan semuanya, yang berat hati ia lakukan. Akhirnya judi dilakukan ulang, dengan taruhan yang kalah harus mengasingkan diri.
Seolah tidak belajar dari kesalahan, Yudhistira pun kembali bermain dan tentu saja kalah lagi. Alhasil, ia bersama saudara, istri, dan ibunya pun harus mengasingkan diri selama 12 tahun ditambah 1 tahun menyamar tanpa boleh ketahuan pihak Kurawa.
Kelak, setelah mengasingkan diri dan menyamar tanpa ketahuan, Yudhistira datang ke Duryodana untuk meminta kembali Indraprastha. Namun, Duryodana menolak untuk menyerahkannya. Yudhistira melunak dengan meminta lima desa saja, tapi tetap ditolak.
Hal inilah yang akhirnya memicu Perang Mahabharata yang amat dahsyat di kemudian hari, sebuah perang dengan jumlah korban yang tidak main-main. Sebuah pertempuran antara satu dinasti yang memperebutkan takhta, yang bisa terjadi karena diawali oleh judi.
Penutup
Bayangkan, dari sebuah karya kuno yang ditulis ribuan tahun lalu, sebenarnya kita bisa belajar mengenai betapa destruktifnya permainan dadu bagi para pemainnya. Yudhistira yang bijak pun harus merasakan pahitnya kekalahan bermain judi.
Sengkuni pun masih hadir di dunia perjudian saat ini dalam bentuk bandar-bandar judi yang sudah mengatur permainan agar bisa mengeruk keuntungan sebanyak-banyak dari para pemain yang telah gelap mata dan terus berharap di game selanjutnya akan menang.
Meskipun tidak bisa dijustifikasi, alasan Yudhistira menerima ajakan bemain dadu adalah demi menghormati pamannya, yang ia anggap sebagai ayahnya sendiri. Ia terlalu berprasangka baik, dengan bepikir tidak akan ada hal buruk yang akan terjadi.
Nah, kalau “Yudhistira-Yudhistira” di era modern, apa alasan mereka untuk bermain judi? Kemungkinan besar adalah karena menyimpan harapan bisa meraup uang banyak dengan cara mudah, tanpa menyadari ada “Sengkuni” di balik permainan tersebut.
Lawang, 16 Oktober 2023, terinspirasi dari adanya kasus judi online yang semakin meresahkan
Foto Featured Image: Apartment Therapy
Sumber Artikel:
You must be logged in to post a comment Login