Tokoh & Sejarah

Sejarah Singkat Konflik Palestina-Israel

Published

on

Beberapa minggu terakhir, konflik antara Palestina dan Israel kembali memanas. Ada banyak penyebabnya, Penulis sendiri tidak begitu tahu mana yang jadi pemantik utamanya. Kemungkinan besar adalah adanya sabotease Israel terhadap masjid Al-Aqsa.

Hanya saja, Penulis jadi merasa penasaran atas konflik yang telah berlangsung puluhan tahun ini. Apa sebenarnya akar permasalahannya? Mengapa Israel menduduki tanah Palestina? Apa yang menjadi dasar Israel bisa menjadi sebuah negara dan diakui dunia?

Atas dasar itulah Penulis melakukan riset kecil-kecilan dengan menonton beberapa video di YouTube. Video-video tersebut menjadi sumber utama artikel kali ini, artikel tentang sejarah singkat konflik Palestina-Israel.

Theodor Herzl dan Zionisme

Theodor Herzl (My Jewish Learning)

Jika ditarik ke belakang, bangsa Yahudi memiliki sejarah yang begitu panjang hingga ke zaman para nabi. Singkat cerita, banyak orang Yahudi yang harus meninggalkan tanah Palestina dan tersebar ke berbagai penjuru dunia karena berbagai konflik yang terjadi.

Di akhir tahun 1800-an, tanah Palestina secara de jure berada di wilayah kekuasaan Kesultanan Ottoman. Di wilayah tersebut, orang Muslim, Nasrani, dan Yahudi hidup berdampingan secara relatif damai.

Lantas, seorang tokoh Austria-Hungarian bernama Theodor Herzl memperkenalkan ide Zionisme, sebuah konsep negara Yahudi di tanah leluhur mereka, Palestina.

Alasannya, menurut kitab kepercayaan mereka tanah tersebut adalah tanah yang dijanjikan Tuhan untuk mereka. Nenek moyang mereka berasal dari sana dan pernah tinggal di sana.

Salah satu latar belakang ideologi ini adalah rasisme dan tingginya sikap antisemitisme masyarakat dunia terhadap orang-orang keturunan bangsa Yahudi. Mereka merasa harus memiliki negara sendiri agar merasa aman dan terlindungi.

Inilah cikal bakal dari berdirinya negara Israel dan mengapa mereka memilih wilayah Palestina di Timur Tengah.

Kejatuhan Kesultanan Ottoman

Wilayah Kekuasaan Ottoman (Quizizz)

Beberapa tahun berselang setelah Herzl mengungkapkan teorinya, Perang Dunia I. Kesultanan Ottoman ternyata bersatu dengan Jerman dan Austro-Hungaria sebagai Blok Sentral. Mereka melawan Blok Sekutu yang beranggotakan Inggris, Prancis, dan lainnya.

Setelah perang berkecamuk, Blok Sentral harus menderita kekalahan. Kesultanan Ottoman hancur hampir tak bersisa. Wilayahnya dicaplok pemenang perang, termasuk Palestina yang saat itu dikuasai oleh Inggris.

Orang-orang Yahudi pun bernegosiasi, meminta agar impian mereka mendirikan negara Yahudi di Palestina dapat terwujud dengan bantuan Inggris. Permintaan tersebut dikabulkan, sehingga setelah Perang Dunia I banyak orang-orang Yahudi yang bermigrasi ke Palestina.

Bangsa Palestina saat itu juga tengah berusaha mengusir Inggris dari tanah mereka. Sama seperti bangsa terjajah lainnya, mereka menginginkan kemerdekaan dan berdiri di atas kaki mereka sendiri.

Sayangnya hingga Perang Dunia II berakhir, kemerdekaan itu tak kunjung mereka dapatkan. Justru, mereka harus rela ada bangsa lain yang “baru datang” langsung diakui sebagai negara.

Kelahiran Negara Israel

Wilayah Israel dan Palestina (VOI)

United Nations alias Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) lahir di tahun 1945 setelah organisasi sebelumnya, League of Nation (Liga Bangsa-Bangsa), dianggap gagal menjalankan salah satu fungsinya sebagai penjaga kedamaian dunia.

Nah, salah satu hal pertama yang dilakukan oleh PBB adalah menyelesaikan konflik di tanah Palestina antara bangsa Arab dan Yahudi sebagai pendatang.

Pada tahun 1947, mereka memutuskan untuk membagi wilayah Palestina menjadi dua bagian, satu untuk orang-orang Yahudi dan satu untuk bangsa Arab. Satu tahun kemudian pada tahun 1948, Israel memproklamasikan kemerdekaannya dan diakui oleh PBB.

Nah, proklamasi inilah yang memantik emosi bangsa Palestina dan bangsa Arab lainnya. Perang pun tak terhindarkan yang berhasil dimenangkan oleh Israel. Wilayah Palestina yang sudah dibagi oleh PBB seolah menjadi tak berlaku, Israel memperluas wilayahnya dengan memakan “jatah” bangsa Palestina.

Semenjak itu, perang seolah menjadi sesuatu yang tak terhindarkan. Negara-negara tetangga seperti Mesir dan Suriah sempat memerangi Israel (dikenal dengan nama Perang Enam Hari), tetapi lagi-lagi Israel berhasil memenangkan peperangan.

Perlawanan Palestina

Yasser Arafat (Getty Images)

Semenjak pemisahan wilayah yang dilakukan oleh PBB pada tahun 1947, bangsa Palestina terbagi menjadi ke dua wilayah: Jalur Gaza dan Tepi Barat (West Bank). Hanya saja, wilayah ini pun makin ke sini makin dicaplok oleh Israel yang ingin memperluas wilayahnya.

Bangsa Palestina jelas tidak diam saja melihat wilayahnya makin lama makin habis. Palestine Liberation Organization (PLO) berdiri pada tahun 1964. Salah satu tokohnya yang paling terkenal adalah Yasser Arafat, yang nantinya juga menjadi pemimpin PLO.

Organisasi ini mengupayakan kemerdekaan mutlak untuk bangsa Palestina, termasuk melakukan penyerangan terhadap Israel. Gelombang serangan masif yang pertama adalah Intifada pertama yang terjadi pada tahun 1987 sampai 1993. Intifada kedua terjadi pada tahun 2000 sampai 2005.

Selain kedua penyerangan tersebut, masih ada banyak perlawanan yang dilakukan oleh Palestina demi mendapatkan hak mereka yang direbut secara paksa. Hanya saja, sampai saat ini Israel masih berdiri kukuh di atas tanah mereka.

Ada upaya damai yang berusaha dilakukan, seperti Perjanjian Camp David pada tahun 1978 dan Perjanjian Oslo yang dilakukan pada tahun 1993. Hanya saja, efek damai yang diharapkan tidak pernah muncul.

Israel beberapa kali menawarkan “kemerdekaan” untuk Palestina, namun selalu ditolak karena mereka ingin kedaulatan penuh di seluruh wilayah mereka. Bangsa Palestina tidak pernah setuju dengan konsep dua negara yang ditawarkan oleh Israel.

Kesimpulan

Sejarah singkat yang Penulis rangkum di atas jelas tidak cukup untuk menjelaskan semua akar permasalahan konflik Palestina-Israel. Oleh karena itu, Penulis menyantumkan video-video yang dapat menjelaskan konflik ini secara lebih rinci.

Jika mau diringkas lagi, awal masalahnya adalah ketika Inggris menguasai wilayah Palestina setelah kejatuhan Kesultanan Ottoman. Mereka mengizinkan bangsa Yahudi untuk masuk ke wilayah tersebut, upaya pertama agar Zionisme bisa terlaksana.

Orang-orang Palestina yang sudah ada di sana sejak lama jelas tidak ingin wilayahnya diambil alih secara paksa, apalagi sampai dijadikan sebagai satu-satunya negara Yahudi di dunia. Akhirnya, konflik berdarah pun terus berlangsung hingga saat ini.

Lantas, bagaimana pendapat Penulis atas konflik ini? Apakah ada solusi untuk mengatasi pertikaian ini? Bagaimana pandangan generasi muda terhadap permasalahan ini? Semua akan Penulis jelaskan pada tulisan selanjutnya.


Lawang, 19 Mei 2021, terinspirasi setelah mempelajari banyak sejarah seputar konflik Palestina-Israel

Foto: | EU Neighbours

Sumber Artikel:

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Batalkan balasan

Fanandi's Choice

Exit mobile version