Buku
Setelah Membaca Brianna dan Bottomwise
Sebagai penggemar karya-karya Andrea Hirata, tentu sudah menjadi semacam “kewajiban” bagi Penulis untuk membeli jika ada judul baru. Oleh karena itu, tanpa membaca sinopsisnya (karena memang tidak pernah ada), Penulis pun membeli Brianna dan Bottomwise.
Sungguh Penulis seperti membeli kucing dalam karung, karena bagian belakang buku ini hanya sebuah testimoni dan pujian untuk Andrea Hirata, sama seperti judul-judul lainnya mulai Ayah hingga Guru Aini.
Setidaknya, di akun Instagram Bentang yang menjadi penerbit buku ini, ada clue kalau novel ini memiliki tema musik. Wah, berarti sama dengan trilogi Rapijali, tapi dengan style khas Hirata? Tanpa perlu basa basi lagi, inilah ulasan Penulis tentang Brianna dan Bottomwise!
SPOILER ALERT!!!
Detail Buku
- Judul: Brianna dan Bottomwise
- Penulis: Andrea Hirata
- Penerbit: Bentang
- Cetakan: Pertama
- Tanggal Terbit: Juli 2022
- Tebal: 380 halaman
- ISBN: 9786022919421
Apa Isi Buku Ini?
Butuh tiga bab untuk memahami kalau ternyata kata Bottomwise di judul merupakan nama seorang detektif swasta di Amerika Serikat. Butuh beberapa bab lagi untuk mengetahui kalau Brianna adalah asisten Bottomwise.
Berarti, novel ini berpusat pada kasus yang ditangani oleh kedua detektif tersebut? Jawabannya iya dan tidak. Iya, karena mereka menyelidiki sebuah kasus besar. Tidak, karena Penulis merasa peran mereka tidak sesignifikan itu untuk bisa menjadi judul buku.
Justru, Brianna dan Bottomwise berfokus tentang perjalanan sebuah gitar kesayangan milik musisi ternama bernama John Musiciante. Gitar tersebut dicuri darinya, membuat Musiciante kehilangan semangat bermusik bahkan menjadi depresi.
Bottomwise dan Brianna pun berkeliling Amerika Serikat, bahkan sampai ke Kanada dan Meksiko, untuk mengejar informasi sekecil apapun tentang gitar tersebut. Bottomwise telah berjanji kepada Musiciante untuk menemukan gitar tersebut.
Jejak gitar yang hilang tersebut sampai ke Indonesia. Kita akan bertemu dengan berbagai jenis orang yang turut mencatatkan namanya sebagai orang-orang yang pernah bertemu dengan gitar Musiciante tersebut.
Pertama ada Ameru, di mana kakaknya adalah kunci utama bagaimana gitar tersebut bisa sampai ke Indonesia karena ia membelinya di pasar loak di Amerika Serikat sana. Jatuh cinta dengan hadiah pemberian kakaknya tersebut, gitar tersebut kembali dicuri.
Lalu ada Alma, seorang gadis muda berbakat yang sangat lihai bermain gitar, tetapi lahir di keluarga miskin. Karena berjodoh, ia pun sempat memiliki gitar tersebut sebelum direbut paksa oleh ayahnya yang kecanduan berjudi.
Ada juga Pak Mu, seorang tua yang linglung dan bekerja untuk sebuah band sirkus. Ketika mendengarkan suara gitar tersebut, ia langsung teringat ayah dan ibunya. Sayang, perjumpaannya dengan gitar tersebut hanya sebentar.
Lantas, gitar kembali mengalami perjalanan ke sana kemari dengan perlakuan yang sangat buruk, hingga sampai di tangan Arsyad Amrullah bin Ahmadin Soelaiman atau yang lebih sering dipanggil Sadman saja.
Sadman merupakan orang bertelinga kuali (tidak bisa bermusik), tetapi memiliki cita-cita tinggi untuk memiliki Orkes Melayu. Diajaknya pula teman-temannya untuk mewujudkan impiannya tersebut, padahal mereka juga sama-sama bertelinga kuali.
Ketika gitaris mereka Sekunder tidak bisa manggung karena gitarnya yang bernama Happyness rusak, Sadman pun membeli gitar tersebut tanpa mengetahui asal usulnya sebagai pengganti. Ternyata, gitar tersebut malah dianggap bawa sial buat mereka.
Yang mencari gitar tersebut bukan hanya Brianna dan Bottomwise. Di Indonesia, ada yang mengetahui nilai asli dari gitar tersebut dan berusaha untuk menemukannya. Mereka dipanggil Mafia Musik, Korup 1, dan Korup 2.
Bottomwise tentu mendapatkan informasi kalau gitar itu ada di Indonesia. Karena tidak bisa ke sana langsung, ia meminta bantuan “The Terong Brothers” bernama Hamzah dan Baharudin. Hasilnya, cukup acak kadut.
Lalu, bagaimana akhir dari perjalanan gitar tersebut? Apakah Bottomwise dan Brianna berhasil menemukannya dan mengembalikannya ke John Musiciante? Spoiler-nya cukup sampai di sini, tetapi di bawah ada spoiler lagi!
Setelah Membaca Brianna dan Bottomwise
Saat membaca bab-bab awal, Penulis cukup menekuk alisnya karena merasa cukup bingung dengan latar waktunya. Ternyata, latar waktunya memang tidak linier ala film Dunkirk. Selain itu, tidak ada keterangan tahun seperti yang bisa ditemukan di novel Laut Bercerita.
Seperti yang sudah Penulis singgung di atas, fokus utama dari novel ini adalah perjalanan gitar milik John Musiciante yang dicuri. Oleh karena itu, Penulis sedikit merasa heran mengapa kedua nama detektif di novel ini yang menjadi judul.
Kalau boleh jujur, Penulis justru merasa kalau peran mereka di novel ini tidak terlalu signifikan. Hampir nol. Memang mereka pergi ke banyak tempat untuk menemukan gitar tersebut, tetapi konklusi novel ini membuktikan kalau upaya mereka sia-sia saja.
Konklusi yang Mengecewakan
Di bagian akhir novel, spoiler alert, gitar tersebut pada akhirnya berada di tangan Sadman dan ia menyadari siapa pemilik gitar tersebut setelah membaca majalah bekas. Dengan keluguan dan kejujurannya, ia pun mengirimkan gitar tersebut ke London, Inggris.
Apakah ada campur tangan Bottomwise dan Brianna atas kembalinya gitar tersebut? Tidak! Tanpa mereka pun, Sadman akan tetap mengirimkan gitar tersebut. Peran mereka hanyalah mengambil gitar tersebut dari London dan mengembalikannya ke Musiciante.
Konklusi ini cukup mengecewakan Penulis. Bisa dibilang, ini adalah pertama kalinya Penulis merasa kecewa setelah membaca novel karya Andrea Hirata. Apalagi, jeda waktu dari novel terakhirnya hingga novel ini rilis cukup banyak, sehingga ekspektasi Penulis menjadi tinggi.
Apalagi, terdapat semacam plot hole karena Sadman bisa mengirim gitar tersebut ke London dengan mulus. Ia adalah orang kampung yang tidak punya banyak uang, bagaimana bisa ia punya uang untuk mengirim benda tersebut ke London?
Padahal, bagian akhir novel ini selalu menekankan terjadi di era-era krisis moneter tahun 1998, sehingga logikanya biaya pengiriman pun akan menjadi mahal dan tidak kondusif. Namun, Sadman sama sekali tidak memiliki kendala tersebut.
Andrea Hirata seolah-olah terburu-buru dalam menuliskan klimaksnya. Padahal, perjalanan Sadman mengembalikan gitar tersebut bisa menjadi cerita tersendiri. Bisa jadi dalam perjalanan tersebut, ia bertemu dengan Alma, Pak Mu, atau Ameru.
Sisi-Sisi Positif Brianna dan Bottomwise
Sebagaimana novel-novel karya Andrea Hirata, Brianna dan Bottomwise tetap menghadirkan nuansa melayu dan komedi satir yang khas, meskipun tidak sepedas novel Guru Aini. Hirata tampak nyaman menggunakan karakter yang lugu dan jujur di setiap novelnya.
Buku ini banyak memberikan hikmah yang bisa kita petik. Tentang kejujuran, tentang meraih mimpi, tentang ikhlas melepaskan. Semuanya dibalut dengan nuansa yang tidak menggurui, seolah hanya terselip di balik kata-katanya.
Selain itu, buku ini juga banyak sekali menyebutkan penyanyi/band rock zaman 70 dan 80-an. Sayangnya, pengetahuan musik Penulis, terutama untuk musik jadul tidak seluas itu, sehingga banyak yang tidak mengerti.
Satu hal yang patut diacungi jempol dari novel ini adalah kita bisa merasakan bagaimana Hirata benar-benar memahami tentang kota-kota di Amerika Serikat serta musik rock. Mungkin ia telah melakukan riset mendalam, sehingga bisa terlihat begitu menguasainya.
Secara pribadi Penulis paling menyukai kisah Alma yang cukup memilukan. Ia langsung jatuh cinta dengan gitar milik Musiciante, dan dipaksa pula berkorban gara-gara ayahnya. Gara-gara itu, ia sempat tidak mau mendengar musik sama sekali.
***
Brianna dan Bottomwise direncanakan akan menjadi dwilogi, sehingga mungkin akan ada penjelasan lebih lanjut mengenai keterkaitan antara karakternya, termasuk mengapa Bottomwise dan Brianna menjadi judul novel ini.
Meskipun merasa kecewa dengan novel ini, Penulis bisa memastikan kalau dirinya akan tetap membelinya karena sudah kadung jatuh hati kepada karya-karya Andrea Hirata. Hanya saja, kalau kualitasnya terus memburuk, bukan tidak mungkin Penulis akan berhenti.
Satu hal lagi yang Penulis keluhkan tentang novel ini, astaga, apalagi kalau bukan katalog iklan buku Andrea Hirata yang hampir 50 halaman sendiri di bagian belakang buku. Astaga, semua orang sudah tahu kok betapa populernya nama dan karya Anda!
Lawang, 26 Oktober 2022, teinspirasi setelah membaca Brianna dan Bottomwise karya Andrea Hirata
You must be logged in to post a comment Login