Buku

Setelah Membaca Four Seconds

Published

on

Ketika membeli sebuah buku, tak jarang Penulis hanya meletakkannya di rak buku dan lupa untuk membacanya. Biasanya, Penulis mengikuti feeling-nya dan memutuskan untuk membacanya lain waktu.

Salah satu buku yang harus bernasib seperti itu adalah buku Four Seconds karya Peter Bregman. Penulis membelinya pada taggal 2 Januari 2019, tapi baru membacanya di bulan Februari 2021.

Mengapa? Karena waktu itu tiba-tiba ada dorongan untuk mulai membaca buku ini seolah ada yang berbisik, “Sudah saatnya.” Siapa yang menyangka, buku ini justru hadir di waktu yang tepat!

Apa Isi Buku Ini?

Four Seconds merupakan buku self-improvement yang memiliki tagline: Hentikan kebiasaan yang kontra-produktif dan dapatkan hasil yang Anda inginkan.

Kalau di bagian belakang sampul, buku ini menunjukkan bahwa empat detik merupakan solusi dari banyak permasalahan seperti hubungan yang memuaskan, pencapaian yang membanggakan, hingga kedamaian hati.

Akan tetapi ketika membuka sampul plastik buku ini, ternyata metode empat detik tersebut hanya bagian kecil dari keseluruhan buku. Ada begitu banyak bab dan metode lain yang tidak berhubungan dengan teori empat detik.

Empat detik sendiri adalah sebuah teori dari penulis buku ini yang menyebutkan kita perlu mengambil jeda empat detik (sama dengan satu kali tarikan napas) ketika menghadapi sesuatu. Jangan mudah terpancing emosi spontan yang kerap muncul begitu saja.

Buku ini terbagi menjadi tiga bab utama, di mana setiap bab memiliki banyak sekali subbab yang hanya terdiri dari sekitar 4-5 halaman.

Bab pertama adalah Ubah Kegagalan Mental Anda yang berfokus dengan memperbaiki diri sendiri. Ada banyak hal yang bisa kita lakukan untuk membuat mental kita menjadi lebih tangguh ketika diterpa masalah.

Bab kedua adalah Perkuat Hubungan Anda di mana Peter akan berbagi beberapa tips agar hubungan kita dengan orang lain menjadi lebih baik. Bab ketiga sekaligus terakhir adalah Optimalkan Kebiasaan Kerja Anda yang berfokus pada peningkatan produktivitas di dunia kerja.

Setelah Membaca Buku Four Seconds

Penulis menikmati buku self-improvement ini, setidaknya di bagian awal karena Penulis merasa isinya sedikit berbeda dengan buku sejenis yang pernah dibaca. Di bagian tengah dan akhir, entah mengapa Penulis merasa biasa saja.

Peter Bregman hampir selalu menyelipkan pengalaman pribadinya ke semua subbab yang ada. Ia seolah ingin menunjukkan bahwa dirinya pun pernah berada di titik yang kurang baik dan bisa mengubah keadaan. Hal tersebut membuat buku ini terasa dekat dan tidak menggurui.

Setiap judul subbab yang ada membuat kita susah menebak apa yang akan dijelaskan oleh subbab tersebut. Bayangkan, apa yang akan dijelaskan dari subbab berjudul Tidak Ada yang Membantu Siku Tenis Saya?

Untungnya, ada semacam kalimat penjelas di bawah judul yang memudahkan kita untuk menangkap inti dari subbab tersebut. Selain itu, di bagian akhir subbab juga ada semacam kalimat utama dari subbab tersebut.

Selain formula Empat Detik, Penulis sangat menyukai bagian yang menjelaskan tentang kadang untuk menyelesaikan suatu masalah kita tidak perlu berbuat apa-apa. Ini menjadi semacam pengingat bagi Penulis yang selalu berusaha melakukan sesuatu untuk menghadapi masalah apapun.

Karena tiap subbab sangat pendek, kita bisa membacanya sedikit-sedikit setiap hari. Buku ini cocok sebagai teman perjalanan jika kita sering menggunakan transportasi umum.

Penulis merekomendasikan buku ini untuk siapapun yang membutuhkan suntikan energi positif untuk menjalani kehidupan sehari-hari.

Nilainya: 4.2/5.0


Lawang, 25 Mei 2021, terinspirasi setelah membaca buku Four Seconds karya Peter Bregman

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Batalkan balasan

Fanandi's Choice

Exit mobile version