Buku

Setelah Membaca Kitab Omong Kosong

Published

on

Penulis adalah penggemar wayang. Penulis juga pembaca buku-buku karya Seno Gumira Ajidarma. Jika Seno menulis buku bertemakan wayang, artinya wajib hukumnya untuk membelinya!

Sebelumnya, Penulis pernah membaca buku Seno yang berjudul Drupadi dan Penulis sangat menyukainya. Lantas, Penulis teringat kalau Seno juga pernah menulis novel tebal berjudul Kitab Omong Kosong.

Maka dari itu, Penulis mulai mencari buku tersebut. Sayang, setelah mencari di puluhan toko buku, Penulis tidak pernah menemukannya karena buku tersebut memang termasuk buku lama dan tidak ada tanda-tanda akan dicetak ulang.

Akhirnya, Penulis memutuskan untuk membelinya secara online. Sayang, karena kurang cermat ternyata buku yang penulis beli adalah buku bekas yang sudah berjamur di mana-mana. Kecewa, Penulis meletakkan buku ini begitu saja di rak dan tidak pernah membacanya.

Di saat WFH ini, entah mengapa Penulis merasa terdorong untuk membacanya. Penulis berusaha keras untuk mengabaikan fakta kecatatan fisik yang dimilikinya.

Hasilnya, novel tebal ini berhasil Penulis tamatkan dalam waktu singkat!

Apa Isi Buku Ini?

Dulu sewaktu masih aktif di organisasi Pers Mahasiswa, ada rekan Penulis yang membawa novel ini ke ruang sekret. Waktu Penulis bertanya apa isinya, kalau tidak salah jawabannya adalah sindiran Ramayana.

Waktu itu, Penulis hanya pernah membaca cerita Mahabarata. Bahkan hingga sekarang, Penulis belum pernah membaca buku Ramayana secara utuh. Hanya sepotong-sepotong dari berbagai buku dan sumber.

Oleh karena itu Penulis sempat khawatir tidak bisa memahami buku ini. Untunglah kekhawatiran tersebut tidak terjadi dan Penulis sangat menikmati novel ini.

Inti dari kisah yang dihadirkan Seno melalui buku ini adalah kisah Satya dan Maneka yang menjadi korban akibat serbuan balatentara Sri Rama yang menghadirkan bencana di mana-mana.

Penyerbuan tersebut dipicu oleh Persembahan Kuda yang dilaksanakan oleh Kerajaan Ayodya yang dipimpin Sri Rama. Daerah manapun yang dilewati oleh seekor kuda putih yang dikeramatkan harus ditakhlukan.

Di sisi lain, Maneka merupakan seorang pelacur yang memiliki tato kuda putih tersebut sejak lahir. Karena itu, ia sering dianggap sebagai pembawa bencana.

Berbagai kejadian buruk yang menimpa Maneka membuatnya ingin bertemu dengan Walmiki sang penulis Ramayana. Ia ingin menuntut mengapa kehidupannya begitu memilukan.

Di tengah perjalanan, ia berjumpa dengan Satya yang juga merupakan korban dari pasukan Sri Rama. Mereka pun melakukan petualangan untuk bertemu Walmiki.

Mereka juga mendapatkan tugas maha berat untuk mengumpulkan kelima bagian dari Kitab Omong Kosong. Judul dari kelima bagian tersebut adalah:

  • Dunia Seperti Adanya Dunia
  • Dunia Seperti Dipandang Manusia
  • Dunia yang Tidak Ada
  • Mengadakan Dunia
  • Kitab Keheningan

Selain itu, novel ini juga menceritakan bagaimana Hanuman pada akhirnya seda setelah mengalami berbagai kejadian selama hidupnya yang panjang.

Setelah Membaca Buku Kitab Omong Kosong

Membaca novel ini terasa seperti sedang belajar buku filsafat. Kitab Omong Kosong yang dikumpulkan oleh Satya dan Maneka berisikan berbagai pandangan manusia terhadap dunia.

Penulis bisa menikmati buku ini karena tema wayang yang diangkat, namun merasa kesulitan jika diharuskan untuk menceritakan ulang. Kemampuan otak Penulis belum sampai di tahap tersebut.

Selain itu, Seno menyelipkan banyak kisah Ramayana di tiap-tiap babnya, sehingga Penulis bisa mengetahui secara garis besar apa saja yang terjadi dalam Ramayana, terutama kejadian-kejadian pentingnya.

Gaya penulisannya juga Seno banget, namun tidak terlalu rumit seperti Negeri Senja atau novelnya yang lain. Banyaknya dialog yang ada di dalamnya memudahkan kita untuk memahami buku ini.

Penulis akan dengan senang merekomendasikan buku ini kepada para Pembaca yang menyukai cerita wayang.

 

Nilainya: 4.4/5.0

 

 

Kebayoran Lama, 26 Juni 2020, terinspirasi setelah membaca buku Kitab Omong Kosong karya Seno Gumira Ajidarma

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Batalkan balasan

Fanandi's Choice

Exit mobile version