Buku

Setelah Membaca Rapijali 2: Menjadi

Published

on

Sebagai penggemar karya-karya Dee Lestari, membeli novel Rapijali 2: Menjadi seolah menjadi kewajiban. Oleh karena itu, Penulis memutuskan untuk ikut pre-order (PO).

Bisa dibilang, Penulis termasuk jarang ikut PO karena memilih untuk membelinya di toko buku. Selain itu, terkadang prosedurnya cukup ribet dan membuat Penulis malas melakukannya.

Untungnya, Penulis berkenalan dengan Markas Buku yang kebetulan dikelola oleh teman Penulis. Prosesnya cepat dan gak pake ribet sama sekali. Penulis juga mendapatkan potongan harga yang spesial.

Gara-gara ikut PO melalui Markas Buku, Penulis bisa membacanya novel ini lebih cepat jika dibandingkan harus menunggu muncul di toko buku. Apalagi, Penulis mendapatkan bonus tanda tangan!

Lantas, bagaimana kelanjutan dari perjalanan Ping di ibukota? SPOILER ALERT!!!

Apa Isi Buku Ini?

Novel ini dibuka dengan kelanjutan perjalanan Ping bersama band Rapijali-nya di kompetisi Band Idola Indonesia. Mereka berhasil lolos ke babak eliminasi dan mereka harus banyak mempersiapkan diri.

Selain itu, Ping juga harus mempersiapkan diri untuk mewujudkan cita-citanya: kuliah di Fakultas Musik Universitas Bakti Sancaya. Ping berharap ia bisa mendapatkan beasiswa sehingga tidak perlu bergantung kepada ayah angkatnya, Guntur.

Di sisi lain, Guntur sedang menghadapi goncangan yang luar biasa. Kehadiran Ping berhasil memantik keretakan rumah tangganya di tengah perjuangannya untuk dapat memenangkan Pilgub Jakarta.

Apalagi, Ardi telah mengetahui fakta bahwa Ping sebenarnya anak kandung ayahnya dari wanita lain. Fakta ini membuatnya begitu murka hingga ia memutuskan untuk melakukan sesuatu yang dapat menghancurkan karir ayahnya sendiri.

Kembali lagi ke Ping dan Rapijali, mereka pun diterpa masalah yang tidak mudah. Sang vokalis, Lodeh, mulai mendapatkan sorotan lebih banyak dari pada band itu sendiri berkat latar belakangnya yang menimbulkan simpati.

Selain itu, persiapan mereka untuk babak final sangat kurang. Hal ini membuat Ping memiliki pikiran untuk membawa mereka ke Batu Karas, rumahnya, untuk mendapatkan suasana baru serta inspirasi dalam bermusik.

Ping pun mau tidak mau harus bertemu kembali dengan Oding, temannya sejak kecil. Pelaku cinta segi empat pun untuk pertama kalinya bertemu di satu lokasi yang sama. Hal ini akan memberikan dampak yang luar biasa untuk Rapijali ke depannya.

Apakah Rapijali berhasil menang kompetisi? Apakah Guntur berhasil menjadi gubernur? Apakah Ping berhasil berkuliah di Universitas Bakti Sancaya? Semua pertanyaan tersebut terjawab di novel ini tanpa perlu menunggu novel ketiganya, Rapijali 3: Kembali, rilis.

Setelah Membaca Rapijali 2: Menjadi

Entah bagaimana caranya seolah Dee memberikan sihirnya sehingga Penulis sempat kesulitan untuk berhenti membaca novel ini. Penulis hanya membutuhkan tiga kali baca untuk menamatkannya, itu pun ditahan-tahan karena merasa sayang jika harus menghabiskannya.

Padahal, buku ini termasuk tebal karena memiliki 500 halaman. Karena ceritanya yang rasanya mengalir begitu saja dengan bahasa yang mudah dicerna, Penulis bisa menghabiskannya secara relatif cepat.

Dibandingkan dengan novel pertamanya, Rapijali 2: Menjadi jelas memberikan sederet konflik yang enak untuk dinikmati dengan konklusi yang tidak menggantung pembacanya. Pertanyaan-pertanyaan yang terbesit di novel pertamanya terjawab di sini.

Walau alurnya masih sedikit terasa lambat, novel ini mampu memberikan rasa penasaran kepada pembacanya. Konflik para tokohnya, tidak hanya Ping, membuat kita bertanya apa yang akan terjadi selanjutnya.

Mungkin ada satu hal yang sedikit Penulis sayangkan, yakni latar waktunya yang kadang tidak dipaparkan secara jelas di bagian 1/4 akhir. Penulis masih bisa paham, tapi jadi sedikit meraba-raba kapan sebuah peristiwa di novel ini terjadi.

Ada satu bagian yang bisa dibilang menjadi turning table dari novel ini, yakni ketika Ardi memutuskan untuk membocorkan rahasia Guntur kepada lawan politik ayahnya. Tidak hanya mengandaskan kemenangan ayahnya, hal ini juga sangat memukul Ping.

Bisa dibilang, novel ini seolah menjadi transisi antara dua fase kehidupan Ping. Fase pertama (3/4 buku) adalah konklusi dari kehidupan barunya di Jakarta dan fase kedua (1/4 buku) adalah kehidupan pasca ia mengetahui fakta bahwa dirinya adalah anak kandung Guntur.

Di novel ketiganya nanti, kemungkinan besar kita akan melihat kehidupan kuliah Ping sekaligus menjawab akhir dari kisah cinta Ping, Oding, Rakai, dan Jemi. Bagaimana dengan nasib band Rapijali? Hal tersebut masih menjadi misteri.

Salah satu hal yang Penulis sukai dari novel ini adalah banyaknya quote yang sangat masuk ke hati, seperti:

“Sama seperti semua manusia yang terlahir ke dunia, tak terkecuali dirinya. Semakin besar cinta, semakin telak cinta dapat melukai.”

Memang bagian akhir dari ini cukup bisa membuat pembacanya merasa sesak. Entah mengapa terjadi begitu banyak perpisahan yang menyakitkan di sekitar Ping. Siapa yang harus berpisah dengan siapa, lebih baik Pembaca membacanya sendiri.

Terakhir, Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Markas Buku sehingga Penulis bisa menikmati novel terbaru dari Dee Lestari ini.


Lawang, 8 Agustus 2021, terinspirasi setelah membaca novel Rapijali 2: Menjadi

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Batalkan balasan

Fanandi's Choice

Exit mobile version