Film & Serial
Setelah Menonton Spider-Man: Into the Spider-Verse
Berawal dari ajakan teman-teman kantor penulis, akhirnya penulis menonton film Spider-Man: Into the Spider-Verse di XXI Gandaria City. Mumpung ada promo buy 1 get 1 dari tix.id.
Sebelum diajak, penulis sempat merasa bimbang ingin menonton film ini atau tidak. Inginnya karena banyak Spider-Man dalam satu film, enggaknya karena pemeran utamanya bukan Peter Parker.
Tapi untunglah penulis akhirnya penulis menonton film ini dan lumayan terhibur. Setidaknya, penulis tidak tertidur ketika film sedang ditayangkan seperti salah satu teman penulis (walau yang bersangkutan bilang dirinya mengantuk, bukan tidak terhibur).
SPOILER ALERT!
Jalan Cerita Spider-Man: Into the Spider-Verse
Film ini bercerita tentang seorang pemuda bernama Miles Morales yang mengagumi Spider-Man. Ia sedang berupaya untuk menyesuaikan diri di asrama elit demi memenuhi harapan orangtuanya.
Ayahnya, yang seorang polisi, menganggap Spider-Man sebagai ancaman dan tidak pernah setuju dengan hobi Miles dalam membuat grafiti. Hal ini memuat hubungan ayah-anak ini renggang dan Miles sering berkunjung ke tempat pamannya yang bernama Aaron.
Pada suatu ketika, Aaron mengajak Miles ke sebuah stasiun kereta bawah tanah, di mana Miles bisa membuat grafiti dengan bebas tanpa ketahuan oleh ayahnya. Di tempat inilah ia digigit oleh seekor laba-laba radioaktif (yang tidak dijelaskan dari mana ia berasal).
Karena mengalami gejala yang aneh hingga membuat kekacauan di mana-mana (termasuk menjabak rambut teman satu kelasnya yang bernama Gwenda Gwen), ia memutuskan untuk kembali ke tempat ia tergigit.
Tanpa sengaja (namanya juga film, banyak sekali ketidaksengajaan), ia menemukan sebuah labotarium rahasia milik Wilson Fisk yang ingin membuka dunia paralel demi bertemu kembali dengan istri dan anaknya yang tewas karena kecelakaan.
Karena berpotensi menimbulkan bencana yang luar biasa, Spider-Man asli berusaha menghentikannya. Ia dikeroyok oleh banyak musuh, mulai Green Goblin hingga Powler. Kemelut pertarungan menyebabkan ledakan di labotarium tersebut.
Miles berusaha menolong Peter Parker yang sudah sekarat. Peter memberikan sebuah flash disk yang berisikan data untuk menghancurkan mesin milik Fisk kepada Miles. Di saat kabur, Miles melihat Peter Parker tewas ditangan Fisk.
Sempat frustasi karena merusak FD ketika latihan, ia bertemu dengan Peter Parker dari dimensi lain yang terlontar ke dimensi milik Miles. Lantas mereka menemukan fakta bahwa teman sekolah Miles bernama Gwen ternyata Spider-Gwen dari dimensi lain juga.
Gwen membawa mereka berdua ke rumah bibi May dan bertemu dengan tiga Spider-Man dari tiga dimensi yang berbeda. Mereka adalah Spider-Man Noir, Spider-Ham, serta Peni Parker beserta robotnya, SP // dr/.
Mereka berenam (walaupun Miles sempat ditolak karena belum menguasai kemampuannya) berusaha untuk menghentikan ambisi Fisk sekaligus memulangkan mereka semua ke dimensi masing-masing.
Kesan Serta Menonton Film Ini
Film ini sangat menyenangkan untuk penggemar superhero, termasuk penulis. Animasinya keren, apalagi ditambah dengan efek-efek kotak dialog komiknya di beberapa adegan.
Satu hal yang menjadi kejutan adalah ketika Peni Parker muncul dengan mengucapkan こんにちは、はじめまして、よろしく. Ketika melihat posternya, penulis kira Peni merupakan animasi yang sama dengan rekan-rekan lainnya.
Sama sekali tidak ada dugaan bahwa ternyata Peni merupakan karakter anime. Menggabungkan beberapa karakteristik animasi menjadi satu, menurut teman kolega penulis, merupakan hal yang luar biasa.
Akan tetapi, tidak ada film yang sempurna. Penulis bisa menebak beberapa kejadian, seperti paman Aaron yang akan menjadi musuh Miles, lalu mati ketika menyadari bahwa orang yang harus ia bunuh merupakan keponakannya sendiri.
Selain itu, penulis dibuat bingung dengan kehadiran Gwen. Di hari pertama Miles sekolah, ia sudah bertemu dengan Gwen. Padahal, ledakan gelombang yang menyebabkan kekacauan antar dunia paralel terjadi beberapa hari setelah Miles bersekolah.
Lantas, mengapa Gwen muncul duluan? Apakah ia terseret sebelum ledakan itu terjadi? Lalu mengapa ia bisa tiba-tiba berada di labotarium milik Fisk?
Penulis juga heran dengan kemampuan bertahan Miles dari pukulan Fisk. Bahkan, Peter Parker yang sudah senior saja mati dengan satu pukulannya. Kekuatan yang datang dari tekad? Bisa jadi.
Terlepas dari semua kekurangannya, film ini sangat asyik untuk dinikmati. Apalagi, film ini cukup membuat kita berpikir dengan segala macam tentang dunia paralel.
Sayangnya, ada adegan post-credit yang penulis lewatkan. Jika ada sekuelnya, kemungkinan besar penulis akan menontonnya.
Kebayoran Lama, 29 Desember 2018, terinspirasi setelah menonton film Spider-Man: Into the Spider-Verse
Foto: Cnet
You must be logged in to post a comment Login