Musik

One Band One Man: Panic! At the Disco

Published

on

Sekitar awal tahun 2000, lagu I Write Sins Not Tragedies mungkin hampir ada di semua playlist remaja saat itu. Sebuah lagu dari Panic! at the Disco yang cukup terkenal waktu itu.

Brendon Urie sebagai vokalis memiliki karakter vokal yang unik, sesuatu yang membuat kita menyadari bahwa “ini lagunya Panic! At the Disco”.

Pertemuan Penulis dengan Panic! At the Disco

Penulis termasuk penggemar band yang satu ini, namun penulis mulai menyukainya setelah mendengarkan lagu Nine in the Afternoon yang berasal dari album Pretty Odd yang rilis pada tahun 2008. Lagunya yang cukup unik namun membuat hati gembira telah memikat penulis untuk mengunduh keseluruhan album.

Banyak lagu yang enak untuk didengar, seperti Do You Know What I’m SeeingThat Green Gentleman (Things Have Changed) hingga She Had World. Puas dengan album ini, penulis pun mengunduh pula album sebelumnya, A Fever You Can’t Sweat Out, dengan lagu favorit Build God, Then We’ll Talk.

Komposisi Personil Awal (http://ticketcrusader.com/panic-at-the-disco-presale-password/)

Pada album pertama tersebut, penulis menemukan keunikan lain dari band ini selain suara vokalisnya. Banyak judul lagu yang panjangnya tidak kira-kira. Judul terpanjangnya adalah:

There’s a Good Reason These Tables Are Numbered Honey, You Just Haven’t Thought Of It Yet

Jika judul tersebut dibuat password, pasti akan susah untuk menjebolnya.

Vices & Virtues: Album Favorit

3 tahun setelah Pretty Odd rilis, Panic! At the Disco merilis album anyarnya, Vices & Virtues. Pada album ketiganya, ini, personil band hanya tersisa dua personil, Brendon Urie dan Spencer Smith sang drummer. Perbedaan ideologi dalam bermusik mengakibatkan perpisahan ini.

Album ini keluar dengan single andalan The Ballad of Monalisa, yang video klipnya mengambil sedikit cuplikan dari gereja yang tayang di video klip I Write Sins Not Tragedies.

Brendon & Smith (https://www.billboard.com/articles/columns/pop-shop/6523850/panic-at-the-disco-spencer-smith-leaves-drummer)

Secara umum, saya menyukai semua lagu di album ini. Saya tidak terlalu paham musik, namun dapat saya katakan bahwa album ini memberikan warna yang berbeda dari dua album sebelumnya. Hal ini ditunjukkan dari lagu-lagu yang ada di dalamnya, mulai dari Trade Mistakes, Sarah Smiles, Nearly Witches hingga Bittersweet.

Nilai tambah dari album ini adanya mini-movie teaser berjudul The Overture, di mana adegan awal nampak Urie bercakap dengan dua bayangan, yang bagi sebagian penggemar dianggap representasi dari Ross and Walker, dua personil yang telah meninggalkan band.

Dari seluruh isi album, penulis paling gemar mendengarkan Ready to Go (Get Me Out of My Mind). Apalagi, konsep video klipnya yang unik menambah daya tarik lagu ini. Bisa dicari di Youtube terdekat.

Album Terburuk (Versi Saya) dan Lagu Favorit

Vices & Virtues telah meninggikan harapan saya kepada album selanjutnya, Too Weird To Live, Too Rare To Die, yang rilis pada tahun 2013. Sayang, setelah mendengarkan keseluruhan album, tidak ada lagu-lagu yang benar-benar saya sukai. Hits-hits seperti This is Gospel dan Miss Jackson hanya bertahan sebentar di perangkat penulis.

Karena pernah kecewa itulah, penulis tidak terlalu antusias ketika tahun 2017 Panic! At the Disco meluncurkan album terbarunya berjudul Death of a Bachelor. Mendengar sepintas, memang tidak bisa menyamai lagu-lagu di Vices & Virtues,

Akan tetapi, setelah didengar baik-baik, ternyata banyak sekali lagu enak yang terkandung di album ini. Diawali LA Devotee yang memamerkan suara tinggi Urie, hingga Don’t Threaten Me With a Good Time yang lebih memamerkan lagi kemampuan sang vokalis.

Don’t Threat Me With a Good Time (https://vimeo.com/166399133)

Bisa dibilang, lagu yang disebut terakhir menjadi lagu favorit penulis dari semua lagu Panic! At the Disco lainnya. Nadanya yang membuat semangat sekaligus menghabiskan suara ketika menyanyikannya di tempat karaoke menjadi latar belakangnya.

Satu Personil Tersisa

Ketika iseng melihat YouTube, terdapat salah satu video yang berjudul A Day with Panic! At the Disco, saya menyadari satu keganjilan. Mengapa hanya Brendon Urie yang muncul menjelaskan rumahnya? Apakah sang drumer juga memutuskan untuk hengkang?

Benar saja, ternyata Smith pun memutuskan untuk keluar. Alasannya, sedang menjalani rehab dalam rangka menghilangkan ketergantungannya dari obat-obatan (andai Chester melakukan hal yang sama daripada harus gantung diri).

Brendon Urie (https://dontboreus.thebrag.com/brendon-urie-new-panic-disco-album-recorded/)

Sebelum rilis album terakhir, Urie sempat mempertimbangkan untuk tidak menggunakan nama Panic! At the Disco. Namun pada akhirnya, ia tetap menggunakan nama band, meskipun hanya seorang diri bersama additional player. Bisa dibilang, kini Urie menjadi satu-satunya personil dalam band, sama seperti Adam Young di Owl City.

 

 

Lawang, 22 Februari 2018, setelah video call dengan Vicky bersama anak-anak ketika SWI Mengajar.

Sumber Foto: https://panicatthedisco.com/#home

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Batalkan balasan

Fanandi's Choice

Exit mobile version