Pengalaman

Laporan Pertanggungjawaban Karang Taruna

Published

on

Ketika meletakkan jabatan sebagai Ketua Karang Taruna, penulis tidak lupa untuk membuat laporan pertanggunjawaban mengenai program kerja apa saja yang terlaksana dan tidak terlaksana.

Penulis menjabat sebagai ketua selama 1 tahun 9 bulan 28 hari, terhitung sejak 3 September 2016 hingga 30 Juni 2018. Seperti yang pernah penulis sampaikan sebelumnya, fokus penulis adalah membentuk fondasi organisasi yang kuat.

Salah satu caranya adalah dengan membuat program kerja yang cukup banyak dan bervariasi dan membuat beberapa divisi yang berbeda. Kali ini, penulis ingin berbagi semua tentang itu.

Divisi-Divisi Karang Taruna

Pertama kali terbentuk, Karang Taruna memiliki enam divisi yang berbeda:

  • Agama dan Kerohanian
  • Olahraga
  • Pendidikan dan Kesenian
  • Media dan Kerja Sama
  • Keterampilan dan Kewirausahaan
  • Sosial dan Lingkungan Hidup

Setelah berjalan beberapa bulan, komposisi ini dirasa terlalu gemuk dan kurang efektif. Akhirnya, divisi-divisi ini pun dipadatkan menjadi empat divisi saja:

  • Agama dan Lingkungan
  • Olahraga dan Pendidikan
  • Media dan Kerja Sama
  • Keterampilan dan Kewirausahaan

Formasi empat divisi ini pun masih dirasa kurang efektif, sehingga pada akhirnya tinggal tersisa tiga divisi yang masih bertahan hingga sekarang di bawah kepengurusan yang baru:

  • Agama dan Lingkungan
  • Pengembangan Sumber Daya Manusia
  • Media dan Humas

Keberadaan divisi-divisi ini menjadi penting dalam terlaksananya progran kerja yang telah disusun. Selama penulis menjabat, terdapat 29 program kerja, di mana 19 proker terlaksana, 2 terlaksana namun terhenti, dan 8 proker tidak terlaksana.

Proker Terlaksana

  1. Tadarusan Ketika Bulan Puasa
  2. Memeringati Hari Raya Agama
  3. Kerja Bakti
  4. SWI Barang Bekas
  5. Bakar-Bakar
  6. Mengelola Akun Media Sosial
  7. Mading
  8. Pengadaan Kalender
  9. Sore Sehat
  10. Bermain Bersama
  11. SWI Mengajar
  12. SWI English Day
  13. Rapat Rutin
  14. Peringatan 17-an
  15. Jualan di Acara Car Free Day
  16. Next Gen Development Project
  17. Gen X SWI Awards
  18. Pondok Ramadhan
  19. Pemilihan Ketua Karang Taruna Periode 2018-2021

Proker Terlaksana Namun Terhenti

  1. SWI Bermain Musik
  2. SWI Berbahasa Indonesia

Proker Tidak Terlaksana

  1. Ikut Pengajian dan Rutin Pergi ke Masjid
  2. Studi Banding ke Karang Taruna Lain
  3. Bakti Sosial
  4. Mengikuti dan Mengadakan Lomba Antar RW
  5. Desain Stiker Mobil untuk Warga
  6. Karya Ilmiah dan Prakarya Remaja
  7. Menjadi Tempat Pembayaran Listrik dan Air
  8. Senam Sehat

Kendala Selama Menjabat

Tentu saja ada banyak kendala yang penulis alami selama menjabat sebagai ketua di Karang Taruna. Apalagi, organisasi sosial ini benar-benar baru sehingga kami harus membuat patokan sendiri.

Masalah terbesar dan selalu berulang adalah masalah inisiatif anggota. Ada yang begitu semangat mencurahkan waktu dan tenaganya, tapi ada juga yang setengah-setengah. Ada anggota yang aktif, ada anggota yang jarang muncul.

Memang sebenarnya kami juga tidak bisa memaksa mereka untuk keluar. Akan tetapi, ajakan kami yang sedikit memaksa sebenarnya untuk kebaikan bersama. Sudah banyak anggota yang dulunya lebih sering di rumah, sekarang aktif bukan main.

Masalah konsistensi juga menjadi poin utama yang perlu diperhatikan. Sering sebuah proker sempat terhenti karena berbagai masalah dan alasan.

Rasa jenuh bisa menjadi salah satu alasannya. Oleh karena itu, kami menggagas banyak acara yang sifatnya santai dan bertujuan untuk meningkatkan chemistry antar anggota.

Selain acara bakar-bakar yang telah menjadi rutinitas, kamu juga membuat acara-acara menarik seperti Next Gen Development Project dan Gen X SWI Awards. Acara ini mampu membuat kami semua berkumpul dan saling kenangan yang berarti.

Penutup

Bagi penulis, Karang Taruna adalah bentuk pengabdian penulis kepada lingkungan tempatnya tinggal. Karena itulah penulis mengalokasikan waktu dan tenaga yang cukup besar untuk organisasi ini.

Apalagi, penulis menanggung beban sebagai ketua pertama setelah organisasi remaja ini vakum belasan tahun. Kalau fondasi yang penulis bangun tidak kuat, organisasi ini bisa rubuh kapanpun.

Tapi penulis merasa optimis bahwa organisasi ini akan bertahan di masa depan dengan beberapa catatan. Semoga saja, makin banyak proker yang bisa dilaksanakan oleh Karang Taruna.

 

 

Kebayoran Lama, 24 November 2019, lagi malas nulis yang berat-berat, jadinya nulis ini

Fanandi's Choice

Exit mobile version