Olahraga
Tergelincirnya Para Rookie F1 di Balapan Debut Mereka
Formula 1 (F1) akhirnya mulai kembali, di mana Australia menjadi venue pertama seperti yang sudah sering terjadi. Menariknya, entah ingatan Penulis yang salah atau gimana, balapan di Australia tahun ini terjadi lebih awal, yakni pukul 11:00 WIB.
Musim 2025 ini memang sering dianggap “nanggung” karena ini adalah musim terakhir sebelum peralihan ke musim 2026 dengan regulasi baru. Namun, dari balapan pertama ini, rasanya musim ini cukup seru untuk dinikmati.
Di tengah guyuran hujan yang labil (bahkan sinar matahari sempat terlihat di tengah-tengah hujan), Lando Norris berhasil meraih kemenangan kelima sepanjang kariernya. Kemenangan ini terasa istimewa, mengingat banyaknya “drama” yang terjadi sepanjang balapan.
Beda Nasib Para Rookie di Balapan Debut
Salah satu hal yang membuat musim 2025 terasa seru adalah banyaknya kehadiran para rookie baru. Meskipun beberapa sudah pernah mencicipi kursi F1, baru di musim inilah mereka hadir dengan status pembalap utama untuk satu musim penuh.
Daftar para pembalap rookie musim ini adalah:
- Andrea Kimi Antonelli – Mercedes
- Jack Doohan – Alpine
- Isack Hadjar – Racing Bulls
- Liam Lawson – Red Bull
- Gabriel Bortoleto – Sauber
- Oliver Bearman – Haas
Dari nama-nama di atas, ada beberapa nama yang tidak asing seperti Lawson yang menggantikan Daniel Ricciardo di tengah musim 2024 dan Bearman yang sempat menggantikan Carlos Sainz di Ferrari ketika ia harus menjalani operasi usus buntu.
Lantas, bagaimana debut para pembalap rookie di atas? Sayangnya berjalan kurang baik karena mayoritas dari mereka gagal finis! Sirkuit yang basah tampaknya memang menjadi momok yang menakutkan bagi mereka.
Dimulai dari Hadjar yang harus selip ketika Formation Lap. Iya, bahkan ketika balapan belum mulai, ia sudah harus tersingkir dari balapan! Hal tersebut tampaknya sangat melukainya, karena beberapa kali ia tertangkap kamera sedang menangis setelah insiden tersebut.
Ketika balapan akhirnya diulangi, di lap pertama Doohan juga menyusul! Menariknya, ketika Safety Car keluar, Sainz yang kini membela William juga terpelintir. Ini menunjukkan bahwa pembalap senior pun kesulitan untuk balapan di Albert Park siang tadi.
Menjelang balapan, ada dua nama yang menyusul, yakni Bortoleto dan Lawson, yang sama-sama tergelincir. Artinya, hanya ada dua nama rookie yang berhasil finis, yakni Bearman dan Antonelli. Bearman pun hanya bisa finis di peringkat terakhir (14).
Untuk kasus Antonelli bisa dibilang sedikit unik. Ia menjalani kualifikasi yang tidak begitu baik, sehingga harus tercecer di peringkat 16. Walaupun ia berhasil naik perlahan, tapi ia terlihat kesulitan untuk bisa sekadar menembus 10 besar.
Nah, entah bagaimana, ketika terjadi chaos yang mengakibatkan keluarnya Safety Car untuk ketiga kalinya, si Antonelli ini tiba-tiba bisa merangkak naik ke peringkat empat! Sempat terkena penalti lima detik, pada akhirnya penalti tersebut dicabut oleh FIA.
Tentu mendapatkan 12 poin di debut merupakan prestasi yang bisa dibanggakan oleh Antonelli, apalagi jika melihat para rekan sejawatnya yang banyak tergelincir. Namun, ini masih balapan pertama, jadi rasanya kita belum bisa nge-judge mereka.
Performa Super dari Lando Norris
Selain membicarakan para rookie, yang tak kalah seru adalah balapan itu sendiri. Apresiasi harus diberikan kepada Lando Norris yang, walau mengaku sering melakukan kesalahan, berhasil mempertahankan posisinya hingga akhir balapan.
Selama ini, Norris kerap dicap kurang tenang dan tak bisa menghadapi tekanan. Apalagi di cuaca hujan seperti tadi siang, tentu kita ingat bagaimana “tragisnya” ia ketika menolak untuk masuk pit dan akibatnya mobilnya tergelincir keluar arena.
Namun, ia berhasil membuktikan bahwa ia telah berkembang dan menjadi lebih dewasa. Performanya patut diacungi jempol, apalagi jika melihat rekan setimnya Oscar Piastri yang juga sempat terpeleset walaupun berhasil kembali dan finis di peringkat ke-9.
Sejujurnya, Penulis menjagokan Piastri untuk menang di balapan kali ini. Apalagi, ini adalah balapan kandangnya, sehingga kemenangan di sana pasti akan menjadi kado manis untuk para penggemar F1 di sana. Tak apa, masih ada musim depan, mengingat kontraknya di McLaren juga baru diperpanjang.
Hilangnya Dominasi Red Bull
Nah, di belakang Norris ada Max Verstappen sang juara bertahan. Sejak pra-musim, kita sudah mendapatkan feeling kalau ia dan Red Bull tak akan segahar musim-musim sebelumnya. Namun, yang namanya Verstappen, meskipun mobilnya bobrok sekalipun masih bisa minimal podium.
Kebobrokan mobil Red Bull bisa dilihat dari performa Lawson, yang di babak kualifikasi hanya bisa berhasil mendapatkan posisi ke-18. Bahkan, banyak jokes yang beredar kalau Lawson hanya second account dari Sergio Perez! Namun, ini kan baru balapan pertama.
Banyak yang menuding kalau ini terjadi karena sejak dulu, Red Bull terlalu Verstappen-sentris. Jadi, kecuali Red Bull menemukan pembalap yang memiliki gaya balap seperti Verstappen, maka hasilnya akan selalu njomplang seperti ini.
Memang, Verstappen adalah salah satu talenta terbaik yang pernah ada di F1. Tak ada yang meragukan kemampuannya, sehingga keputusan Red Bull untuk menganakemaskannya bisa dimaklumi. Namun, jika Red Bull ingin juara konstruktor, mereka butuh dua pembalap yang mampu konsisten menyumbang poin.
Ferrari yang Masih Lawak
Selain banyaknya rookie, salah satu yang membuat musim 2025 menjadi menarik adalah kehadiran Sir Lewis Hamilton yang berpindah tim ke Ferrari. Tentu banyak fans Ferrari dan Hamilton yang ingin melihat mereka menjadi juara musim ini.
Namun, kenyataannya ternyata tak seindah harapan. Di balapan pertamanya saja, mereka kembali melawak. Yang paling lucu tentu saja interaksi antara Charles Leclerc dan timnya di radio, ketika ia mengeluhkan adanya genangan air di dalam cockpit-nya.
Untuk memahami konteksnya, bisa dilihat di bawah ini:
- Charles Leclerc: “Ini ada bocor nggak, ya?”
- Engineer: “Bocor apaan?”
- Charles: “Lah, kokpit gue penuh air, bro!”
- Engineer: “Hmm… mungkin aja air.”
- Charles: “Mantap. Tambahin deh yang ini ke daftar kata-kata bijak.”
Kita bisa merasakan bagaimana sarkasme dilontarkan oleh Leclerc kepada timnya. Mengingat ia sudah cukup lama bersama Ferrari, tampaknya kesabarannya sudah benar-benar terlatih untk menghadapi hal lucu yang dilakukan oleh timnya.
Hamilton pun menjalani debutnya bersama Ferrari dengan kurang baik. Ia stuck di barisan tengah dan beberapa kali menyampaikan keluhan terhadap mobilnya. Bahkan di akhir balapan, ia disalip oleh Piastri dan harus puas finis di peringkat ke-10.
Mari Kita Komentari Juga yang Lain
Selain yang telah disebutkan di atas, masih ada beberapa hal yang menarik untuk dibahas. Pertama, Mercedes yang berpotensi untuk menjadi kuda hitam di musim ini. Selain debut Antonelli yang cemerlang, performa George Russel sepanjang balapan juga konsisten sehingga bisa meraih podium.
Sainz harus menjalani debut yang buruk bersama tim barunya setelah ia harus mengakhiri balapan lebih cepat. Untungnya, Alexander Albon berhasil meraih poin krusial dengan finis di peringkat ke-5.
Nasib sial harus diterima oleh Yuki Tsunoda dari Racing Bulls. Setelah berhasil menjaga posisinya di peringkat 5-6, ia harus mengakhiri balapan tanpa poin setelah chaos yang terjadi menjelang akhir balapan.
Selain itu, Nico Hulkenberg dari Kick Sauber juga perlu diapresiasi karena dengan menggunakan mobil yang katanya paling buruk di sirkuit, ia berhasil meraih 6 poin setelah finis di posisi ke-7.
***
Dengan hasil ini, untuk sementara McLaren berada di peringkat pertama dengan 27 poin. Mercedes berada di bawahnya dengan poin yang sama, disusul oleh Red Bull, William, Aston Martin, Kick Sauber, Ferrari, Alpine, Racing Bulls, dan Haas.
Minggu depan, balapan akan berlangsung di China jam 2 siang. Tentu menarik untuk melihat persaingan para rookie dan pembalap lainnya. Musim 2025 masih panjang, dan tampaknya tidak akan menjadi musim yang membosankan.
Lawang, 16 Maret 2025, terinspirasi setelah menonton GP Australia tadi siang
Foto Featured Image: PlanetF1
You must be logged in to post a comment Login