Pengalaman
Karang Taruna Junior
Konsep ini baru terpikirkan ketika penulis menyadari bahwa sudah banyak anggota Karang Taruna di tempat penulis yang merantau keluar kota dengan tujuannya masing-masing.
Kehilangan banyak anggota memiliki satu solusi: Regenerasi. Oleh karena itu, penulis mencoba berpikir tentang bagaimana regenerasi ini bisa dilakukan. Salah satunya adalah dengan Karang Taruna Junior.
Awal Mula Ide Ini Muncul
Bagaimana maksudnya? Sebagai informasi, di lingkungan tempat tinggal penulis, banyak sekali anak-anak kecil yang aktif. Apalagi jika ada lomba 17-an, mereka senangnya bukan main.
Sewaktu penulis menyempatkan diri untuk pulang pada bulan Februari kemarin, salah satu anak yang sekarang duduk di bangku kelas 6 SD bertanya kepada penulis:
Mas, aku nanti Agustus jadi panitia kan, ya?
Sejak 2016 sebelum Karang Taruna terbentuk, memang sudah menjadi tradisi bahwa anak yang sudah SMP bergabung menjadi kepanitiaan, sehingga wajar jika ia berharap bisa menjadi panitia yang terlihat seru (dan repot, tentu saja).
Sayangnya, tidak banyak anak yang seusia dengannya. Lebih banyak yang lebih muda darinya. Oleh karena itu, penulis jadi terpikirkan ide tentang Karang Taruna Junior.
Konsep Karang Taruna Junior
Pada intinya, Karang Taruna Junior ini dimaksudkan untuk membiasakan anak-anak kecil tersebut dengan lingkungan Karang Taruna. Mereka cukup tahu seperti apa kami bekerja dan menuntaskan program kerja.
Mereka tidak akan dibebani oleh pekerjaan yang berat. Mereka hanya cukup perlu melihat kami bekerja agar mendapatkan bayangan bagaimana dan apa saja yang dikerjakan di Karang Taruna.
Selama ini, beberapa kali mereka datang ketika kami sedang melaksanakan program kerja. Akan tetapi, kami tidak pernah memberitahu apa yang kami kerjakan dan mengapa kami melakukannya.
Dengan Karang Taruna Junior ini, penulis membayangkan kami akan memberikan semacam edukasi yang elementer seputar Karang Taruna kepada mereka.
Tidak selalu serius. Ketika kami bermain bersama atau mengadakan acara bakar-bakar, mereka juga akan diikutkan agar merasakan atmosfer kekeluargaan yang sudah dibangun sejak organisasi pemuda ini berdiri.
Mereka juga akan diberi penjelasan mengapa mereka perlu bergabung dengan Karang Taruna jika sudah cukup umur nanti. Yang jelas, rasa memiliki Karang Taruna harus ditanamkan kepada mereka sedini mungkin.
Tentu dibutuhkan pendekatan personal agar mereka berminat untuk bergabung dengan Karang Taruna. Kedekatan itulah yang berusaha penulis bangun dengan mereka selama ini, dan hasilnya penulis cukup dekat dengan mereka.
Permasalahannya, penulis tidak bisa selamanya berada di sana. Harus anggota-anggota yang masih aktif lah yang harus melakukan pendekatan tersebut.
Memang tidak mudah, tapi penulis yakin mereka bisa melakukannya.
Kebayoran Lama, 7 April 2019, terinspirasi dari kebutuhan regenerasi Karang Taruna