Pengalaman
Meninggalkan Jakarta (untuk Sementara)
Bulan September tahun 2020 menjadi bulan yang amat berat untuk Penulis. Setelah dua tahun bekerja di jalantikus.com, Penulis memutuskan untuk mengundurkan diri alias resign.
Mungkin, ada beberapa yang akan menganggap Penulis nekat karena keluar dalam kondisi belum mendapatkan pekerjaan baru. Padahal, kondisi dunia sedang tidak stabil karena pandemi.
Sebenarnya, Penulis sungguh menikmati lingkungan kerja di sana dan menikmati jobdesk-nya. Lantas mengapa resign?
Karena satu dua hal, Penulis tidak bisa menyebutkan alasan spesifiknya di sini. Secara klise, mungkin alasannya adalah “terdapat perbedaan visi antara saya dan perusahaan”.
Yang jelas, Penulis sama sekali tidak menyesali keputusan ini dan yakin akan mendapatkan pengganti yang lebih baik lagi. Semua yang terjadi pasti memiliki alasan untuk terjadi.
***
Rencana awal, Penulis akan tetap bertahan di Jakarta sambil mencari pekerjaan baru. Sayang, keputusan Pemda Jakarta untuk memberlakukan kembali PSBB membuat Penulis memutuskan untuk pulang ke Malang hingga waktu yang belum ditentukan.
Mohon dimaklumi, ketika PSBB pertama kali diberlakukan, tiga bulan Penulis tidak keluar dari kamar kosnya. Daripada tidak bisa keluar lagi untuk jangka waktu yang belum ditentukan, lebih baik Penulis pulang.
Setelah di Malang, Penulis justru memutuskan untuk tidak kembali dulu untuk sementara waktu. Toh, Penulis sudah mendapatkan tawaran pekerjaan yang bisa dikerjakan dari rumah.
***
Penulis “resmi” meninggalkan Jakarta ketika pada akhir bulan Oktober memutuskan untuk keluar dari kamar kosnya. Penulis telah mengambil semua barang di sana karena merasa sayang uang yang keluar untuk membayar biaya sewa bulannanya.
Meninggalkan kota tersebut terasa jauh lebih berat daripada keputusan untuk resign dari tempat kerja. Mengapa?
Karena sejak kecil Penulis memiliki impian untuk kerja (dan tinggal) di kota besar. Kalau bisa, kerja di gedung tinggi. Itu semua sudah tercapai selama dua tahun terakhir.
Dan tiba-tiba Penulis harus kembali ke Malang, meninggalkan impiannya yang sedang berjalan.
***
Penulis bukannya takut tidak akan mendapatkan pekerjaan pengganti. Bahkan sekarang, alhamdulillah Penulis sudah mendapatkan gantinya walaupun hanya berstatus sebagai freelance.
Penulis hanya merasa sentimentil karena kota itu sudah memberikan banyak hal ke Penulis. Kembali ke kota asal seolah membuat Penulis melakukan restart pada kehidupannya.
Selain itu, Penulis merasa bisa banyak belajar di sana. Saat pertama kali ke sana, sangat terasa sekali culture shock-nya. Kemampuan adaptasi Penulis benar-benar diuji.
Namun pada akhirnya, Penulis sangat menikmati momen tiap momen yang Penulis lewati di sana, walau sesekali (atau sering?) merasa kesepian karena harus jauh dari keluarga dan teman-teman dekat.
***
Sebagai pelipur lara, Penulis banyak melakukan aktivitas seperti dekorasi kamar atau sering berkumpul dengan teman-teman di sini. Lumayan untuk melupakan kesedihan.
Lantas, sampai kapan Penulis akan tetap tinggal di Malang? Target pribadi, setidaknya sampai awal atau pertengahan tahun 2022. Semoga saja pandemi telah berakhir saat itu.
Sampai waktunya merantau lagi tiba, entah ke Jakarta lagi atau kota lainnya, Penulis akan membenahi dirinya dulu yang sempat berantakan selama beberapa bulan terakhir.
Istilah kerennya, recovery dan rediscovery diri. Menyembuhkan diri dan menemukan kembali dirinya. Mungkin Penulis akan mengulas ini lebih dalam di tulisan yang lain.
Penulis berusaha membuat morning routine untuk membuatnya lebih sehat dan produktif, belajar banyak hal baru, menambah skill, melakukan sesuatu yang menyenangkan bersama orang-orang tersayang, dan lain sebagainya.
Tentu sambil mengerjakan tanggung jawabnya sebagai freelance sembari menanti ada kesempatan yang lebih baik lagi.
***
Melalui tulisan ini, Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada tempat kerja beserta orang-orangnya karena telah memberikan banyak sekali pelajaran kepada Penulis, baik skill kerja maupun pengalaman kehidupan.
Dua tahun ini telah mengubah banyak sekali pandangan hidup Penulis. Jika diurai satu persatu, entah ada menjadi berapa part tulisan. Yang jelas, sangat banyak sehingga Penulis tidak akan pernah menyesali keputusannya untuk merantau.
Untuk sekarang, biarlah Penulis meninggalkan Jakarta untuk sementara. Jika rezekinya memang di sana, Penulis akan kembali suatu saat nanti.
Lawang, 16 November 2020, terinspirasi dari keputusannya untuk meninggalkan Jakarta, kota yang sangat berarti untuk Penulis
You must be logged in to post a comment Login