Permainan

Koleksi Board Game Saya (Bagian 1)

Published

on

Sewaktu melihat koleksi board game yang dimiliki oleh Mas Pandu, sejujurnya Penulis memiliki satu pertanyaan: Kok enggak sayang sama duitnya? Seperti yang kita tahu, harga board game memang cukup menguras kantong.

Waktu itu, harga board game yang dimiliki oleh Mas Pandu berkisar antara 200 hingga 500 ribu. Jumlah uang tersebut tentu sangat lumayan dan bisa dialokasikan untuk hal lain, begitu pikir Penulis.

Ternyata, ketika Penulis mencoba untuk membeli board game, memang ada semacam “zat adiktif” yang dimiliki oleh board game. Semakin mendalami, semakin banyak board game yang terlihat menarik untuk dibeli.

Penulis yang awalnya coba-coba, pada akhirnya justru ikut mengoleksi board game. Hingga tulisan ini ditulis, total Penulis sudah memiliki 16 board game yang dibeli dalam rentang waktu kurang lebih satu tahun

Pada tulisan kali ini, Penulis ingin membahas mengenai ke-16 koleksinya tersebut dan mengapa Penulis pada akhirnya mengikut jejak Mas Pandu untuk terjun ke dalam hobi ini. Untuk detail gameplay dari masing-masing board game mungkin akan dijelaskan lain waktu.

Awal Mula Mulai Mengoleksi Board Game

Koleksi Board Game Generasi Pertama

Sebenarnya dari dulu Penulis memang suka board game, karena sejak kecil sudah akrab dengan Monopoly, Ular Tangga, hingga Halma. Penulis juga punya satu set Othello yang dibeli di Gramedia.

Sebelum terjun ke dunia board game, paling mentok yang Penulis punya adalah kartu Remi dan UNO!. Itupun kartu UNO! yang bajakan, bukan yang asli seharga Rp120 ribu. Sampai di sini, faktor uang masih jadi pertimbangan untuk mengoleksi board game.

Gara-gara hal tersebut, Penulis pun jadi gemar membuat beberapa board game sendiri, seperti Werewolf dengan tambahan karakter sendiri, Stars and Rabbit, hingga board game bertema traveling yang konsepnya mirip dengan Ludo.

Board game asli yang Penulis beli adalah Monopoly di tahun kalau tidak 2020 ya 2021. Sebagai penggemar Monopoly sejak kecil, harganya yang sedang separuh harga (menjadi Rp250 ribu) tentu menarik perhatian Penulis hingga akhirnya membelinya.

Lantas pada bulan Juni 2021, Penulis coba-coba untuk membeli board game Ticket to Ride: London. Selain karena ada faktor London-nya di sana, gameplay-nya juga terlihat seru. Harganya juga relatif terjangkau, yaitu Rp325 ribu di Tabletoys (via Tokopedia).

Sayangnya, board game ini ternyata kurang diminati oleh teman-teman Penulis sehingga memutuskan untuk tidak membeli board game dulu. Namun semua berubah, ketika Penulis memutuskan untuk membeli satu board game ini.

Catan, Pemicu “Gencarnya” Pembelian Board Game

Catan

Di tulisan “Koleksi Board Game Mas Pandu“, Penulis menyebutkan kalau salah satu board game favoritnya adalah Catan. Penulis sampai membeli gimnya di Steam agar bisa memainkannya ketika sudah tidak satu kantor lagi dengan Mas Pandu.

Namun, keseruannya memang beda dengan bermain langsung, hingga rasa ingin membelinya pun muncul. Sayangnya, harganya cukup mahal, yaitu Rp860 ribu alias nyaris satu juta rupiah. Tentu itu jumlah yang tidak sedikit.

Selain itu, Penulis ada perasaan khawatir kalau Catan juga tidak disukai oleh teman-temannya seperti yang terjadi pada kasus Ticket to Ride: London. Solusinya, Penulis pun membuat Catan sendiri dengan bahan seadanya untuk melakukan semacam uji coba.

Setelah jadi, Penulis pun mencoba untuk memainkannya bersama teman-teman. Ternyata, mereka suka karena senggol-senggolan antarpemain cukup terasa. Merasa termotivasi, Penulis pun memutuskan untuk membeli Catan pada bulan November 2021 di Tabletoys juga.

Waktu barangnya datang, Penulis sempat dibuat panik karena ada item yang tidak ada, yaitu City warna putih. Untungnya pihak toko dengan sukarela mau mengirimkan item yang hilang tersebut. Hingga saat ini, Catan adalah board game Penulis yang paling sering dimainkan.

Carcassonne dan Board Game-Board Game Bekas

Dari Kiri: Survive, Carcassonne, King of New York, 7 Wonders

Berawal dari Catan lah Penulis menjadi begitu bersemangat untuk mulai menggeluti hobi ini dan menambah koleksinya. Target selanjutnya adalah Carcassonne, salah satu board game klasik yang katanya wajib dikoleksi karena memiliki tile-tile yang lucu.

Penulis membelinya di bulan Desember 2021 (di Tabletoys juga) dengan harga Rp645 ribu. Sayangnya, tampaknya keseruan dari board game ini agak terbanting oleh Catan karena faktor senggol-senggolnya agak kurang.

Memasuki tahun 2022, Penulis jadi sering membeli board game bekas. Alasannya adalah karena Penulis sempat main ke board game cafe di Surabaya bernama Nexus. Waktu ke sana di bulan Januari, ternyata ada daftar board game yang dijual.

Salah satunya adalah 7 Wonders 1st Edition, board game dengan tema peradaban. Waktu itu, board game ini dilepas dengan harga Rp400 ribu oleh pemilikinya. Ketika mengecek di Tokopedia, harga barunya yang 2nd Edition mencapai Rp800 ribu!

Selain itu, Penulis juga tertarik untuk membeli board game King of New York. Sayangnya, waktu itu board game tersebut belum dilepas oleh pemiliknya karena dianggap masih baru, dan Penulis disuruh menunggu beberapa bulan lagi.

Di bulan Februari 2022, Penulis pergi ke board game cafe lainnya di Surabaya yang bernama Board Game Academy. Di sana juga ada beberapa board game bekas yang akan dijual. Sayangnya, Penulis merasa tidak ada yang srek dengan barangnya.

Menariknya, di sana Penulis menghubungi Nexus untuk menanyakan apakah King of New York sudah dibeli. Ternyata sudah, dan dilabeli harga Rp700 ribu (harga barunya Rp750 ribu). Pada akhirnya, Penulis memutuskan untuk membelinya dengan memanfaatkan jasa GoSend.

Ketika bermain di Board Game Academy, salah satu board game yang mencuri perhatian adalah Survive (sebenarnya ada juga Ratland, tapi carinya susah). Board game ini juga senggol-senggolan, walau replaybility-nya agak kurang.

Karena di sana tidak dijual, di bulan Maret Penulis pun minta tolong ke Nexus untuk mengabari kalau ada info tentang board game tersebut. Ternyata, mereka punya stoknya dan dilepas dengan harga Rp700 ribu.

Penulis berusaha menegonya karena tahu harga pasarannya di kisaran Rp650 ribu, hanya saja barangnya memang sudah langka. Pihak Nexus pun bersikukuh di harga tersebut, dan Penulis memutuskan untuk menyetujuinya.

(NB: Sekarang board game Survive telah di-rebranding dengan nama The Island dan dijual dengan harga Rp645 ribu)

Bersambung ke Bagian 2…


Lawang, 6 November 2022, terinspirasi setelah memandangi koleksi board game-nya yang sudah lumayan banyak

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Batalkan balasan

Fanandi's Choice

Exit mobile version