Buku

Setelah Membaca Zero to One

Published

on

Di dalam hidupnya, Penulis beberapa kali beririsan dengan yang namanya startup, baik diajak orang ataupun membuat sendiri bersama teman-teman.

Sedikit banyak Penulis mengetahui susahnya membangun sebuah bisnis dari nol. Dari pengalaman Penulis, banyak sekali startup tersebut tumbang di tengah jalan.

Walaupun begitu, Penulis masih ingin tetap belajar tentang startup. Setidaknya, Penulis punya ilmunya untuk bekal di masa depan.

Oleh karena itu, Penulis memutuskan untuk membeli buku Zero to One karya Peter Thiel yang satu ini. Seperti apa isinya?

Apa Isi Buku Ini?

Dari judulnya, buku ini berusaha meyakinkan pembacanya kalau dalam membangun startup harus memberikan sesuatu yang awalnya tidak ada menjadi ada.

Bill Gates membuat sistem operasi yang mendominasi dunia, Larry Page dan Sergey Brin membuat mesin pencari paling sering digunakan, Mark Zuckerberg menciptakan jejaring sosial paling populer.

Kalau kita ingin membangun startup kita sendiri, jangan membuat sesuatu yang sudah ada, kecuali kita bisa menawarkan sesuatu yang jauh lebih baik.

Buku ini berisikan 14 bab seputar dunia startup, mulai dari membangun, menjaganya, menawarkan sesuatu yang lebih baik, dan lain sebagainya.

Beberapa poin penting dari buku ini adalah pentingnya monopoli dalam dunia bisnis, budaya startup, dasar-dasar marketing, hingga menguasai pasar.

Ada juga tujuh pertanyaan penting yang harus bisa dijawab oleh pemilik atau pendiri startup. Kalau ingin bisnis sukses, ketujuh pertanyaan ini harus bisa dijawab dengan meyakinkan:

  1. Pertanyaan tentang Teknis
  2. Pertanyaan tentang Pemilihan Waktu
  3. Pertanyaan tentang Monopoli
  4. Pertanyaan tentang Orang
  5. Pertanyaan tentang Distribusi
  6. Pertanyaan tentang Keberlangsungan
  7. Pertanyaan tentang Rahasia

Untuk detailnya bisa dibaca di bukunya langsung, halaman 189. Di buku ini, contoh perusahaan yang mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan baik adalah Tesla.

Hanya saja, Penulis merasa buku ini terlalu korporat untuk buku yang menggunakan kata startup di bagian sampul depannya.

Selain itu, startup di sini sangat menekankan kepada teknologi. Hampir tidak ada ruang tersisa di buku ini untuk startup yang di luar hal tersebut.

Penulis pribadi paling tertarik dengan bab 13 yang menjelaskan mengenai kenapa perusahaan yang kesannya peduli terhadap lingkungan kerap gagal.

Setelah Membaca Buku Zero to One

Penulis dari buku ini, Peter Thiel, merupakan salah satu pendiri PayPal dan kerap menyisipkan kisahnya sendiri di dalam bab-babnya.

Sebagai seorang businesman top di Silicon Valley, wajar jika di belakang bukunya terdapat testimoni dari Elon Musk dan Mark Zuckerberg.

Sayangnya, hal tersebut membuat buku ini terasa jauh. Buku ini oke-oke saja sebagai referensi dan menambah wawasan kita seputar dunia startup, tapi tidak lebih dari itu.

Penulis lebih menikmati kisah-kisah para orang sukses yang ada di dalamnya seperti kisah Elon Musk dengan Teslanya dibandingkan tips-tips bisnisnya yang rasanya susah untuk dipraktikkan secara langsung.

Di era yang sekarang serba ada dan mudah, rasanya susah sekali untuk menemukan sesuatu dari nol, apalagi di negara berkembang seperti Indonesia.

Paling banter, kita hanya bisa menawarkan sesuatu yang berbeda dari para kompetitor. Produk-produk kopi misalnya, pasti ada faktor pembeda dari kedai satu dengan lainnya.

Sebagai buku bisnis, buku ini mudah dicerna dan penerjemahannya pun masih bisa dipahami. Adanya contoh kasus dari tokoh-tokoh terkenal juga menjadi nilai utama dari buku ini.

Buku ini tidak terlalu Penulis rekomendasikan, tapi kalau hanya ingin sekadar menambah wawasan dunia startup masih layak untuk dibaca.

Nilainya: 3.9/5.0

 

 

Lawang, 2 Februari 2021, terinspirasi setelah membaca buku Zero to One karya Peter Thiel

Foto: Gramedia

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Batalkan balasan

Fanandi's Choice

Exit mobile version