Olahraga

Ketika “Hala Madrid” Menjadi “Halah, Madrid…”

Published

on

Sebuah hal mengejutkan terjadi dalam pertandingan semifinal leg 2 yang mempertemukan Real Madrid melawan Manchester City. Bertandang ke Etihad Stadium, Real Madrid harus menanggung malu karena kalah dengan skor yang cukup telak, 0-4.

Meskipun Penulis sudah tidak mendukung Madrid sejak ditendangnya Iker Casillas dari tim, tentu Penulis memilih untuk memihak ke tim ini daripada ke City, yang notabene merupakan rival satu kota dari Manchester United.

Bagi sebuah tim yang dijuluki sebagai “King of UCL” berkat raihan 14 trofinya, hasil ini jelas sulit untuk diterima oleh penggemarnya. Tersingkir mungkin hal yang biasa, tapi tersingkir dengan memalukan sangat jarang terjadi.

Jalannya Pertandingan Real Madrid vs Manchester City

Penulis mengadakan acara nobar (nonton bareng) di rumah karena memprediksi pertandingan antara kedua tim akan berlangsung seru dan berimbang. Meskipun Madrid terkenal sebagai King of UCL, City harus diakui sedang berada di performa yang sangat baik.

Namun, babak pertama baru berjalan beberapa menit, Penulis sudah langsung memprediksi kalau Madrid akan kalah. Permainan City benar-benar baik dan mampu menciptakan peluang-peluang yang berbahaya.

Tercatat ada dua kali peluang emas yang didapatkan oleh Erling Haaland, yang secara luar biasa masih mampu ditepis oleh kiper Madrid, Thibaut Courtois. Jika kipernya bukan dia, kemungkinan besar Madrid akan menderita kekalahan yang lebih buruk lagi.

Karena digempur habis-habisan, maka tinggal menunggu waktu saja sampai Madrid akhirnya kebobolan. Benar saja, di menit ke-23 Bernardo Silva mencetak gol perdananya setelah mendapatkan umpan cantik dari Kevin De Bruyne.

Tak berselang lama, Silva mencetak gol keduanya di pertandingan ini pada menit ke-37 setelah memanfaatkan bola muntah yang berhasil ia sundul. Skor 2-0 bertahan hingga turun minum.

Tentu penggemar Madrid berharap ada perubahan di babak kedua. Memang, permainan Madrid menjadi lebih agresif dan mampu memberikan ancaman-ancaman ke gawang City. Sayangnya, tidak ada satu pun yang berbuah gol.

Petaka datang di menit ke-76 (walau jujur Penulis tertidur ketika gol ini terjadi) ketika Manuel Akanji berhasil mencetak gol ketiga untuk City. Pertandingan pun berakhir dengan skor 4-0, setelah Julian Alvarez berhasil mencetak gol memanfaatkan assist dari Phil Foden.

City yang Semakin Dekat dengan Treble Winners

Tinggal Tunggu Waktu untuk Melihat Adegan Ini Lagi (ManCity)

Seandainya lawannya Barcelona, Penulis tentu tidak terlalu terkejut jika Madrid harus menelan kekalahan sebesar itu. Masalahnya, lawannya kali ini adalah Manchester City yang seharusnya tidak punya DNA UCL sebagus Madrid.

Namun, harus diakui kalau City sedang kuat-kuatnya. Mental, kedalaman skuad, dan permainan mereka patut diacungi jempol. Pep Guardiola yang duduk di kursi kepelatihan pun harus diapresiasi karena kelihaiannya dalam meracik strategi timnya.

Ini terbukti dari bertahannya mereka di tiga kompetisi major yang diikuti, memperbesar mereka mendapatkan treble winners untuk pertama kalinya. Tim Inggris terakhir yang berhasil melakukannya adalah Manchester United pada tahun 1998/1999.

Arsenal yang lama bertengger di puncak klasemen Liga Inggris pun rasanya wajar sampai akhirnya digeser oleh City. Ditekan terus dari bawah membuat mental tim dengan skuad yang relatif muda ini cukup terkuras. Bahkan, mereka baru saja kalah 0-3 dari Brighton.

FA Cup sendiri akan mempertemukan Manchester City melawan Manchester United (MU). Meskipun pendukung MU, Penulis merasa pesimis karena performa MU juga sedang menurun akhir-akhir ini, di kala City justru sedang kuat-kuatnya.

Di final Liga Champion sendiri, City akan berhadapan dengan Inter Milan yang berhasil menang atas rival sekotanya AC Milan dengan agregat 3-0. Karena Penulis juga pendukung Inter (sekaligus “pembenci” City), tentu Penulis mendukung Inter untuk juara.

Namun, melihat performa Inter yang juga angin-anginan, rasanya City berpeluang juara untuk memenangkan UCL pertamanya. Tentu akan menjadi sebuah keajaiban jika hasil di final nanti justru memperlihatkan hal sebaliknya.

Penutup

Meskipun telah berhasil menjuarai Copa del Rey, performa Real Madrid musim ini bisa dibilang kurang baik. Selain kalah dari City di semifinal Liga Champion, mereka juga terseok-seok di liga dan kerap mengalami kekalahan yang cukup krusial.

Jika melihat barisan skuad Madrid, memang rasanya sudah waktunya tim ini melakukan regenerasi untuk mengganti pemain-pemain tua seperti Luka Modrid, Toni Kross, hingga Karim Benzema.

Memang Madrid telah melakukan investasi dengan mendatangkan pemain-pemain muda, seperti Eduardo Camavinga, Aurélien Tchouaméni, hingga yang terbaru Jude Bellingham. Namun, rasanya butuh waktu agar mereka bisa menggantikan peran seniornya.

Di sisi lain, Manchester City memang terlalu superior musim ini. Kedatangan Haaland di awal musim langsung memberikan dampak signifikan ke tim. Apalagi, pemain-pemain lama pun semakin gacor sehingga mereka bisa memiliki performa yang luar biasa.

Oleh karena itu, Penulis pun tak heran jika yel-yel Hala Madrid berubah menjadi Halah, Madrid… ketika mereka bertemu dengan City. Mong, mereka calon kuat untuk meraih treble winners musim ini.


Lawang, 18 Mei 2023, terinspirasi setelah melihat kekalahan telak Real Madrid atas Manchester City di semifinal Liga Champion 22/23

Foto Featured Image: Goal

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Batalkan balasan

Fanandi's Choice

Exit mobile version