Olahraga
Nasib Manchester United Setelah Ditinggal Ronaldo
Penulis (dan seluruh penggemar Manchester United/MU) sedang full senyum. Pasalnya, tim setan merah yang beberapa tahun terakhir seolah terpuruk dan menjadi tim badut ini tengan on fire dengan mencatatkan 9 win streak.
Kemenangan terakhir baru saja diraih kemarin (14/1) saat derby Manchester di Old Trafford. Terlepas dari kontroversi gol pertama, anak buah Erik ten Hag (ETH) berhasil menang 2-1 atas Manchester City.
Bisa dibilang, nasib MU mulai membaik dan menunjukkan tren positif setelah Cristiano Ronaldo meninggalkan klub karena kontraknya diputus. Lantas, apakah ini membuktikan kalau MU memang jadi lebih baik setelah ditinggal sang legenda?
Berhasil Catat 8 Win Streak
Jadi, bagaimana nasib sang “mantan” Manchester United”? Apakah perkataan penggemar Ronaldo yang menyatakan MU akan menyesal setelah melepas Ronaldo terbukti benar? Sejauh ini, tampaknya tidak.
Setelah kekalahan terakhir ketika bersua dengan Aston Villa, MU justru tancap gas dan berhasil meraih win streak hingga 9 pertandingan! Ini di luar pertandingan persahabatan melawan Cadiz dan Real Betis, di mana MU menurunkan skuad lapis duanya.
Sebagai penggemar klub Setan Merah ini, jelas ini adalah raihan yang sangat mengharukan karena sudah lama tidak melihat MU sebaik ini. Berikut adalah daftar win streak MU yang dimulai dari bulan November 2022:
- Manchester United (4) vs (2) Aston Villa – EFL Cup (11/11/22)
- Fulham (1) vs (2) Manchester United – Premier League (13/11/22)
- Manchester United (2) vs (0) Burnley – EFL Cup (22/12/22)
- Manchster United (3) vs (0) Nottingham Forest – Premier League (28/12/22)
- Wolverhampton (0) vs (1) Manchester United – Premier League (31/12/22)
- Manchester United (3) vs (0) AFC Bournemouth – Premier League (4/1/23)
- Manchester United (3) vs (1) Everton – FA Cup (7/1/23)
- Manchester United (3) vs (0) Charlton Athletic (11/1/23)
- Manchster United (2) vs (1) Manchester City (14/1/23)
Meskipun win streak, Penulis tidak boleh merasa jumawa sedikit pun. Memang progres perbaikan itu benar-benar terlihat, tetapi untuk bisa kembali ke era kejayaan seperti di bawah asuhan Sir Alex Ferguson masih jauh.
ETH, sejauh ini, tampaknya menjadi jawaban setelah bertahun-tahun klub tidak menemukan pelatih yang tepat. Metode kepelatihan ETH yang hingga mengawasi tim U-23 seolah menandakan bahwa ia siap mengukir sejarah baru di klub ini.
Kenapa Manchester United Bisa Jadi Lebih Baik Tanpa Ronaldo?
Mengapa MU bisa seolah terlihat lebih baik setelah ditinggal oleh Cristiano Ronaldo? Penulis sendiri kurang tahu pasti, tapi mungkin salah satu alasannya adalah para pemain bisa bermain lebih lepas.
Selama di MU di bawah kepemimpinan Erik ten Hag, Ronaldo yang sudah cukup berusia terlihat jarang melakukan pressure ke lawan dan memosisikan diri sebagai pemain nomor 9. Masalahnya, pergerakan sudah melambat dan finishing-nya tidak sebaik dulu.
Dengan perginya Ronaldo, posisi ujung tombak sering diserahkan kepada Marcus Rashford atau Antonio Martial. Nah, kedua pemain terkenal karena pergerakannya yang lebih cepat dan kerap membantu melakukan pressure kepada lawan.
Rashford juga seolah kembali menemukan performa terbaiknya. Dalam 7 pertandingan terakhir, ia telah mencatatkan 6 gol dan 3 assist. Total, di seluruh ajang ia telah mengumpulkan 15 gol dan 6 assist.
Pertahanan MU juga terlihat lebih solid belakangan ini. Meskipun tanpa Lisandro Martinez yang masih rehat pasca-Piala Dunia, lini belakang MU mampu bertahan dengan baik dan hanya kebobolan 4 gol di pertandingan terakhir.
Erik ten Hag sempat beberapa kali melakukan beberapa uji coba seperti menjadikan Casemiro dan Luke Shaw menjadi bek tengah untuk diduetkan dengan Raphael Varane. Hasilnya pun tidak mengecewakan, mereka bermain dengan baik di posisi tersebut.
Namun, bagi Penulis dan beberapa pengamat sepak bola yang Penulis lihat, ada satu nama yang benar-benar menjadi pembeda bagi MU musim ini: Casemiro.
Sang Keping Puzzle yang Selama Ini Hilang
Selama beberapa tahun terakhir, MU selalu kekurangan satu posisi yang dianggap sangat lemah: Gelandang tengah. Dalam beberapa tahun terakhir, posisi tersebut kerap diisi oleh Fred dan Scott McTominay karena MU menggunakan double pivot.
Masalahnya, kedua pemain sering bermain buruk dan banyak dikritik oleh penggemar. Selain kerap melakukan blunder ketika bertahan dan menyebabkan tim kebobolan, penyaluran bola ke depan juga kerap tersendat.
Awal musim ini, MU secara mengejutkan mendatangkan Christian Eriksen untuk menambal kekurangan tersebut. Masalahnya, Eriksen bukanlah tipe gelandang bertahan sejati. Ia lebih cocok untuk melakukan suplai bola ke depan.
Nah, kejutan yang lebih besar datang ketika MU mendatangkan Casemiro dari Real Madrid. Sempat tampil meragukan di awal kedatangannya, Casemiro bertransformasi menjadi keping puzzle terakhir yang selama ini telah lama hilang.
Diduetkan dengan Eriksen sebagai double pivot, Casemiro mampu menjalankan perannya dengan baik. Kemampuan bertahannya yang kokoh mampu ia padukan dengan umpan akuratnya ke depan untuk menciptakan peluang.
Selain itu, kemampuannya untuk melakukan scanning membuatnya cepat dalam membuat keputusan ketika mendapatkan bola. Entah sudah berapa gol yang dihasilkan MU berkat kematangan permainannya tersebut.
Banyak yang mencibir ketika Casemiro datang ke Old Trafford karena usianya yang sudah mencapai 30 tahun. Namun, melihat permainannya beberapa pertandingan terakhir, Penulis merasa bersyukur karen MU telah mendatangkannya.
Penutup
Dalam pertandingan melawan City kemarin, permainan MU menurut Penulis cukup baik dan taktik yang dikeluarkan ETH terbukti efektif. Meskipun kalah jauh dari segi penguasaan bola, City benar-benar kesulitan menembus pertahanan MU.
Selain itu, pemain-pemain cepat yang dimiliki MU di barisan depan juga membuat serangan balik yang dibuat bisa membuahkan gol. Alejandro Garnacho yang masuk sebagai pengganti perlu mendapatkan kredit untuk kontribusinya di pertandingan ini.
Tampaknya Ronaldo, yang walaupun berkontribusi di musim lalu, memang menjadi salah satu sumber masalah di dalam tim. Hal ini terbukti dengan win streak yang dicatatkan oleh MU. Serangan MU jadi lebih bervariasi, tidak bergantung pada satu orang saja.
Semoga saja tren positif yang dimiliki MU ini bisa bertahan lama dan ETH mampu membawa timnya kembali ke jalur yang sebenarnya. Pendukung MU sudah lama “tersakiti”, dan mungkin sekarang adalah awal dari kembalinya MU yang dulu.
Lawang, 14 Januari 2023, terinspirasi setelah melihat Manchester United mencatatkan 9 win streak
Foto: The Busby Babe
You must be logged in to post a comment Login