Olahraga

Haaland Itu Memang Monster

Published

on

Setelah kejadian duka akibat ratusan orang meninggal dunia setelah menonton pertandingan Arema vs Persebaya, Penulis kembali “berduka” setelah melihat kekalahan memalukan Manchester United (MU) dalam derby Manchester.

Tidak tanggung-tanggung, Manchester City mampu membabat MU dengan skor yang cukup unik, 6-3. Angka ini tampaknya akan menjadi angka keramat baru di kanal YouTube Suara Chinoll.

Gol City dicetak oleh Erling Haaland dan Phil Foden, di mana masing-masing mencetak 3 gol. MU hanya mampu memperkecil keadaan melalui brace Antony Martial dan Anthony. Ini sangat membuktikan kalau Haaland memang seorang monster.

Mengapa Haaland Layak Disebut Sebagai Monster

Paket Striker Lengkap (Futbol on FanNation)

Haaland jelas menjadi sorotan utama. Selain mencetak hat-trick di debut derby-nya, ia juga mencatatkan dua assist yang berhasil diselesaikan dengan baik oleh Foden. Penampilannya malam itu membuatnya menjadi Man of the Match.

Setelah pertandingan tersebut, Haaland berhasil menorehkan total 14 gol hanya dari 8 pertandingan saja di Premier League. Sebagai perbandingan, saingan terdekatnya Harry Kane dari Tottenham baru menorehkan 7 gol saja. Bayangkan, dua kali lipat!

Moncernya Haaland tidak hanya di Liga Inggris saja. Di Liga Champion, Haaland sudah mencetak 3 gol dari dua pertandingan yang sudah dijalani. Artinya, dalam 11 pertandingan bersama Manchester City, total Haaland sudah mencetak 17 gol!

Di mata Penulis sebagai penggemar sepak bola, Haaland memang seorang striker dengan paket lengkap. Finishing dan positioning-nya sangat luar biasa. Kemampuan fisiknya juga bagaikan “badak” sehingga bek lawan kewalahan dalam menghalaunya.

Badannya yang besar (tinggi 194 meter, berat 88 kg) tidak membuat mobilitasnya lambat. Ia mampu melakukan sprint dengan cukup kencang dan lihai berlari dari belakang bek untuk menghindari jebakan offside. Haaland juga tak ragu turun untuk menjemput bola.

Sebagai orang kidal, Haaland mampu menyelesaikan peluang sama baiknya dengan kedua kakinya. Tentu tak jarang ia menggunakan kepalanya dengan memanfaatkan postur tubuhnya yang tinggi.

Kemampuan Haaland sebagai seorang finisher di City ditunjang dengan gelandang-gelandang hebat yang kerap memanjakannya dengan umpan manja. Tak terhitung berapa banyak assist cantik yang mampu diselesaikan oleh Haaland dengan baik.

Pemain No. 9 Generasi Baru

The Next Ibrahimovi? (The Guardians)

Di era sepak bola modern, peran striker murni seolah makin tergerus. Pemain, selain penjaga gawang tentunya, dituntut untuk bisa bermain lebih dari satu posisi. Tipikal striker yang menunggu bola manis sudah jarang digunakan.

Bagi Penulis, striker murni pada 10 tahun terakhir yang benar-benar berhasil adalah Robert Lewandoski dan Zlatan Ibrahimovic. Mereka berdua sama-sama diakui sebagai striker yang haus gol dan berbahaya di depan gawang lawan.

Nah, menurut Penulis Haaland ini akan menjadi pemain nomor 9 baru yang juga akan berhasil. Bisa dibilang, ia adalah striker yang sangat lengkap dan memiliki kemampuan yang luar biasa, seperti yang sudah dibahas di poin sebelumnya.

Posturnya yang tinggi besar membuat kita teringat dengan Ibrahimovic. Apalagi, Haaland juga beberapa kali berhasil mencetak gol akrobatik seperti yang sering dilakukan oleh Ibrahimovic, seperti yang terlihat ketika ia membobol gawang mantan klubnya, Borussia Dortmund.

Penulis tidak akan heran jika dalam beberapa tahun ke depan, ia akan mampu meraih Ballon d’Or. Saingan terberatnya adalah Kylian Mbappe, yang juga mampu bermain baik bersama Paris Saint Germain.

Apalagi, Haaland masih berusia 22 tahun. Jalan karir yang dimiliki masih akan sangat panjang. Entah dia akan bertahan berapa lama di City. Bukan tidak mungkin, suatu saat ia ingin mencoba tantangan baru dengan bermain di klub lain seperti Real Madrid atau Barcelona.

Mungkin ujian sesungguhnya bagi Haaland adalah ketika berhadapan di pertandingan krusial seperti final Liga Champion. Di saat menghadapi lawan yang berat pada sebuah match penentuan, apakah seorang Haaland mampu tetap gacor?

Penutup

Kalah bahas kekalahan MU, Penulis sudah cukup bosan. Permainan MU sendiri di pertandingan derby tersebut tidak buruk amat-amat, hanya saja penampilan City bersama Haaland sudah berada di level yang lain.

Bahkan ketika membaca kolom komentar posting skor pertandingan ini, suporter MU yang biasanya mencaci-maki admin terlihat legowo dan mengajak untuk fokus ke match berikutnya. Kekalahan ini seolah dimaklumi karena memang level MU yang sekarang belum setinggi City.

Haaland tak bisa dipungkiri adalah salah satu pemain terbaik di dunia saat ini. Tinggal menunggu waktu saja kapan ia akan meraih gelar Ballon d’Or, apalagi kalau ia berhasil membawa City juara Liga Champion, sesuatu yang sangat didambakan oleh mereka.


Lawang, 3 Oktober 2022, terinspirasi setelah menonton pertandingan antara Manchester United vs Manchester City

Foto: Head Topics

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Batalkan balasan

Fanandi's Choice

Exit mobile version