Pengalaman
Pengalaman Menjadi Volunteer Asian Games (Awal dari Segalanya)
Akhirnya tugas negara sebagai sukarelawan dalan even olahraga terbesar se-Asia selesai penulis tuntaskan. Asian Games meninggalkan banyak cerita yang menurut penulis layak untuk dibagikan.
Penulis akan memulai rangkaian kisah dengan awal mula bagaimana penulis bisa menjadi seorang volunteer. Pertanyaan ini sering diajukan oleh abang Grab maupun GoJek ketika melihat seragam yang penulis gunakan.
Mengapa Penulis Mendaftar?
Awalnya, penulis tidak begitu tertarik bergabung untuk menjadi bagian dari sejarah, Sewaktu ada test event pada awal tahun, penulis tidak mendaftar dikarenakan harus mempersiapkan diri untuk tes IELTS pada bulan Desember.
Teman kuliah penulis mulai dari semester 2, yang sama-sama sedang mempersiapkan diri untuk tes IELTS, ikut test event tersebut. Setelah selesai kurang lebih selama dua minggu, ia bercerita seputar bagaimana asyiknya menjadi seorang volunteer.
Dari sanalah penulis merasa tertarik untuk mencoba mendaftar. Apalagi, teman penulis tersebut bercerita bahwa walaupun judulnya “sukarelawan”, kita tetap mendapatkan upah untuk kerja kita sebesar Rp 300.000 per hari.
Sebenarnya masih ada satu hal yang membuat penulis bimbang. Saat itu, penulis sudah mulai mempertimbangkan untuk melanjutkan kuliah di dalam negeri karena pengajuan beasiswa penulis (Chevening) belum tembus. Asian Games diadakan pada bulan Agustus, sehingga otomatis membuat penulis tidak bisa memulai kuliah pada semester ganjil tahun ini.
Kebimbangan tersebut penulis konsultasikan kepada ayah penulis dengan satu pertanyaan: Apakan sebanding, mengundur kuliah satu semester karena berpartisipasi pada Asian Games sebagai volunteer? Ayah saya dengan cepat dan tegas menjawab sebanding.
Damn, bahkan sekarang penulis merasa sangat sebanding.
Oleh karena itu, mendaftarlah penuis di website resmi Asian Games. Tidak lupa untuk membuat Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) sebagai salah satu persyaratan. Penulis pada akhirnya selesai melakuan pendaftaran pada tanggal 2 Maret 2018.
Sembari Menunggu Pengumuman
Lusanya, pada tanggal 4 Maret, penulis berangkat ke Jakarta karena ingin menghadiri Indonesian International Education Foundation (IIEF) di Balai Sudirman. Selain itu, penulis juga mengajukan lamaran kerja ke beberapa tempat seperti BukaLapak dan Transmedia (hingga tahap wawancara akhir).
Pada jangka waktu ini, penulis juga mengajukan beasiswa ke New Zealand. Penulis juga menghadiri acara Study in UK yang diadakan di Gandaria City Mall. Tentu, penulis juga menjelajah ke beberapa tempat di Jakarta, seperti Perpustakaan Nasional dan Toko Buku Gunung Agung.
Iya, perpustakaan, museum, toko buku, itulah tempat yang penulis jelajahi.
Lolos dan Dua Training Awal
Pada bulan Mei 2018, pengumuman tentang lolos tidaknya penulis untuk ke tahap berikutnya keluar dan alhamdulilah lolos untuk mengikuti tes pada tanggal 4 Mei yang dilaksanakan di LPPI. Tes yang penulis jalani adalah psikotest dan Forum Group Discussion (FGD).
Alhamdulillah lagi, penulis berhasil menjadi volunteer ketika membaca pengumumannya pada tanggal 9 Mei 2018.
Tahap yang harus dilakukan selanjutnya adalah mengikuti berbagai training. Yang pertama diadakan di LPPI pada tanggal 11 Mei 2018. Tema yang dibahas hanya hal-hal umum terkait olahraga dan Asian Games.
Di antara jeda antara training pertama dan kedua, penulis mendaftar beasiswa Polandia di mana ada satu teman penulis yang sudah berkuliah di sana. Penulis juga mendaftar seminar ASEAN Young Leader Summit yang berlangsung di Belgia.
Training kedua diadakan di Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Jakarta pada tanggal 27 Mei 2018. Pada training kali ini ada empat topik, Interpersonal Skill, Etiqutte, Pariwisata, dan Communication.
Setelah itu, penulis memutuskan untuk kembali ke Malang dulu karena training terakhir (Job Spesification Training/JST) akan diadakan setelah lebaran, tepatnya pada bulan Juli.
Jelambar, 4 September 2018, terinspirasi dari pengalaman menjadi volunteer Asian Games 2018
Sumber Foto: http://mommiesdaily.com/2018/08/15/5-alasan-wajib-ajak-anak-nonton-asian-games/
You must be logged in to post a comment Login