Pengembangan Diri
Yang Penting Jadilah Orang Baik
Beberapa hari yang lalu, Penulis memiliki inisiatif untuk melakukan kebaikan untuk seseorang. Ternyata, kebaikan tersebut diabaikan olehnya, bahkan ucapan terima kasih saja tidak ada.
Mau berusaha ikhlas seperti apapun, tentu ada perasaan jengkel pada diri Penulis. Apakah memang mengucapkan terima kasih seberat itu? Penulis merasa kebaikan yang dilakukan tidak dihargai sama sekali.
Lantas, Penulis membaca sebuah buku Menjadi Manusia Menjadi Hamba karya Fahruddin Faiz, yang mungkin lebih terkenal melalui kanal YouTube-nya, Ngaji Filsafat. Ada satu kalimat yang rasanya begitu menampar Penulis:
Yang penting jadilah orang baik, tidak perlu berpikir apakah orang akan melihat Anda baik.
Ingin terlihat baik di mata orang lain rasanya manusiawi saja. Siapa juga ingin dicap buruk? Hanya saja, kalau sampai ingin terlihat baik menjadi tujuan utama hingga melakukan berbagai pencitraan dan melupakan esensi berbuat baik, tentu salah.
Esensinya adalah perbuatan baik yang kita lakukan harus diiringi dengan rasa ikhlas. Jika kita ingin menolong seseorang, ya sudah niatkan saja untuk menolongnya. Bagaimana responnya ke kita bukan urusan kita.
Kalau kita merasa kesal karena responnya, ya sudah jangan ditolong lagi. Namun, itu menunjukkan kurangnya kadar keikhlasan kita dalam menolong. Sebisa mungkin abaikan saja respon orang tersebut dan tetap menolongnya ketika ia membutuhkan kita.
Ketika menyingkirkan sampah di jalan atau menumpuk piring kotor setelah makan di restoran, lakukan karena ingin berbuat baik saja. Jangan melakukan kebaikan-kebaikan tersebut hanya ketika ada orang lain yang melihat agar kita dicap baik.
Di era media sosial seperti sekarang, ada saja yang memamerkan kebaikan yang mereka lakukan. Ada yang berargumen bahwa itu dilakukan untuk memotivasi orang lain agar berbuat hal yang sama.
Misal, menyumbang ke korban bencana alam dengan jumlah fantastis agar orang lain termotivasi untuk menyumbang dengan jumlah besar. Kalau seperti itu ya tidak apa-apa, yang tahu niat aslinya hanya yang bersangkutan.
***
Yang lebih berbahaya adalah ketika aslinya berbuat jelek, tapi melakukan pencitraan agar terlihat baik. Misal, koruptor, biar terlihat baik ia membuat yayasan dan naik haji. Padahal, uang yang digunakan adalah uang hasil korupsi. Ini harus benar-benar dihindari.
Biasanya para politisi yang butuh suara rakyat melakukan kesalahan ini. Mereka berbuat baik karena dua alasan utama, yakni agar terlihat baik dan mendapatkan suara rakyat, tanpa benar-benar ingin berbuat baik.
Ketika sudah terpilih, biasanya mereka baru menunjukkan topeng asli mereka, melupakan janji manisnya, dan memuaskan libido kekuasaannya. Bahkan, ada yang terus melakukan pencitraan agar terpilih lagi di periode berikutnya, tapi biasanya baru dilakukan menjelang masa jabatannya akan berakhir.
***
Cukuplah jadi orang baik saja, tanpa perlu berusaha terlihat baik di mata orang lain. Hidup ini singkat dan terbatas, jadi sebisa mungkin kita harus bisa hidup yang bermanfaat, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.
خير الناس أنفعهم للناس
Sebaik-baik manusia adalah mereka yang memberikan manfaat untuk orang lain.
Penulis menyadari bahwa dirinya terkadang (atau sering?) masih belum bisa ikhlas berbuat baik. Minimal, Penulis masih berharap kebaikannya tersebut dihargai oleh orang lain, walau menghargai kebaikan orang memang sudah seharusnya dilakukan. Hanya saja dari sisi yang melakukan kebaikan, ya sudah tidak perlu berharap apa-apa.
Sebar manfaat sebanyak mungkin selama masih ada waktu. Berat? Iya. Akan tetapi, kita bisa melatih keikhlasan ini tersebut. Kalau cara Penulis, Penulis akan terus nge-push dirinya sendiri untuk berbuat baik sebanyak mungkin, asal tidak sampai membuat orang lain merasa risih.
Mampu berbuat baik tanpa ingin terlihat baik juga menjadi salah satu ciri kedewasaan seseorang menurut Penulis. Ketika melihat orang-orang yang mampu melakukan hal ini, Penulis begitu mengagumi mereka dan berharap bisa seperti mereka.
Hanya diri kita sendiri yang tahu apakah perbuatan baik yang dilakukan murni karena ingin berbuat baik atau memiliki pamrih agar dilihat oleh orang lain. Maka dari itu, coba tanyakan ke dalam diri, apakah perbuatan baik yang kita lakukan sudah ikhlas?
Lawang, 13 Januari 2022, terinspirasi dari cerita yang sudah Penulis bagikan di awal tulisan
Foto: Kelli McClintock
You must be logged in to post a comment Login