Permainan
Koleksi Board Game #14: Kakartu Se-kata
Sampai koleksi board game yang ke-13 (Coup), semua merupakan produksi luar semua. Padahal, di Indonesia sendiri sudah banyak board game lokal yang sebenarnya tidak kalah menarik untuk dimainkan bersama-sama.
Penulis pernah memainkan beberapa yang kebetulan Pandu punya, seperti Waroeng Wars dan Laga Jakarta. Namun, bukan board game lokal tersebut yang Penulis miliki duluan, melainkan Sekata yang relatif lebih baru.
Dengan harga yang sangat ekonomis, board game ini cukup menantang pemain dalam jumlah kosa kata yang dimilikinya. Lantas, apakah board game ini bisa membantah kalau bahasa Indonesia itu miskin kosa kata?
Detail Board Game
- Judul: Kakartu Se-kata
- Desainer: Abraham Putra
- Publisher: Ennoia Games
- Tahun Rilis: 2021
- Jumlah Pemain: 3-10 pemain
- Waktu Bermain: 5-15 menit
- Rating BGG: –
- Tingkat Kesulitan: –
- Harga: Rp100.000
Cara Bermain Kakartu Se-kata
Dilihat dari kotaknya yang mungil, bisa ditebak kalau komponen yang dimiliki oleh Sekata sangat sederhana karena memang hanya terdiri dari kartu-kartu. Ada 102 kartu berwarna merah muda, 13 kartu berwarna kuning, 10 kartu berwarna hijau, dan 3 kartu kosong.
Setiap kartu yang berwarna merah muda berisi satu suku kata (bisa vokal saja, bisa gabungan konsonan dan vokal) seperti Ka dan Ta. Untuk kartu kuning/hijau, yang merupakan kartu bantu, seringnya berisi satu konsonan yang bisa digunakan oleh semua pemain.
Di awal permainan, masing-masing akan mendapatkan 10 kartu berwarna merah muda secara acak. Lalu, jejerkan tiga kartu kuning di tengah arena. Kartu kuning ini bisa digunakan oleh semua pemain kapan saja ketika mereka membutuhkan bantuan huruf yang tertera di sana.
Untuk kartu hijau sendiri sebenarnya memiliki efek yang sama dengan kartu kuning. Bedanya, kartu hijau dipegang oleh masing-masing pemain. Jujur, Penulis baru menyadari aturan ini ketika menulis artikel ini. Sebelumnya, Penulis mencampurnya dengan kartu kuning.
Permainan akan dimulai ketika satu kartu merah muda dari deck akan muncul ke arena. Pemain harus bisa membuat kata menggunakan kartu yang ada di tangannya (boleh di depan ataupun di belakang) dan boleh menggunakan bantuan kartu kuning jika diperlukan.
Nah, kartu yang diturunkan oleh pemain tersebut akan menjadi suku kata selanjutnya dalam permainan. Jika tidak ada pemain yang bisa membuat kata, maka boleh mengeluarkan satu kartu dari deck.
Secara aturan resmi, sebenarnya pemain yang sudah berhasil menyusun kata tidak boleh mengeluarkan kartu lagi hingga ada pemain lain yang berhasil menyusun kata. Namun, aturan ini sebenarnya fleksibel saja, jadi kalau mau cepat-cepatan habis juga tidak masalah.
Permainan akan berakhir jika ada satu pemain yang berhasil menghabiskan kartu tangannya. Namun, seperti dalam permainan UNO!, jika mau mengubah aturannya hingga ada satu orang terakhir yang kalah agar mendapatkan hukuman juga sah-sah saja, kok.
Setelah Bermain Kakartu Se-kata
Meskipun Kakartu Se-kata terdengar memiliki gameplay yang sangat sederhana, sejujurnya permainan ini benar-benar menarik dan kompetitif. Ketika membawa board game ini ke acara outing kantor, rekan-rekan Penulis seperti kecanduan memainkannya.
Tentu pemain dengan kosa kata yang luas akan memiliki keunggulan dalam permainan. Namun, itu saja tidak cukup karena kita juga membutuhkan kecepatan agar bisa mendahului pemain lain.
Yang lucu adalah ketika mengalami kebuntuan, beberapa pemain akan mencoba “mengarang bebas” dan membuat kosa kata yang terdengar asing. Kalau sudah begitu, KBBI pun akan keluar untuk membuktikan apakah kata tersebut benar-benar ada atau tidak.
Biasanya, jika ternyata kata tersebut tidak ada dalam KBBI, maka hukuman yang akan didapatkan oleh pemain adalah mereka harus menarik satu tambahan kartu dari deck, yang tentunya akan memperbanyak jumlah kartu tangan mereka.
Jika disuruh menyebutkan kekurangannya, mungkin replaybility-nya yang kurang karena gameplay-nya yang sederhana memang membuatnya menjadi cukup monoton. Bagi pemain board game veteran, jelas tidak akan merasakan keseruan dari board game ini.
Lantas, apakah board game ini bisa mematahkan pendapat mengenai kosa kata bahasa Indonesia yang sedikit? Sayangnya tidak bisa, karena ada keterbatasan di mana kata yang dibuat hanya bisa terdiri dari dua suku kata. Kata seperti Ko-Rup-Si saja tidak bisa dibuat.
Sampai artikel ini ditulis, Kakartu Se-kata masih menjadi satu-satunya board game lokal yang Penulis miliki. Penulis masih belum menemukan board game lokal lain yang berhasil mendorong Penulis untuk membelinya. Semoga suatu saat nanti ada, aamiin.
***
Setelah ini, Penulis akan membahas mengenai board game yang bertemakan heist dan bisa dimainkan untuk mengajak ribut pemain lain. Board game ini bisa dibilang cukup jarang yang menjual, sehingga Penulis harus membelinya dari Jakarta. Board game tersebut adalah Bahamas.
Lawang, 20 April 2024, terinspirasi karena ingin melanjutkan seri artikel board game
You must be logged in to post a comment Login