Politik & Negara

Teralihkan Isu Bombastis

Published

on

Beberapa hari terakhir, muncul banyak berita bombastis mengenai munculnya berbagai kerajaan di berbagai daerah. Muncul satu, lantas merambat ke berbagai daerah.

Mungkin yang paling populer adalah Sunda Empire yang sampai dibahas di acara sebesar Indonesia Lawyers Club. Perwakilan dari kerajaan tersebut menyebutkan banyak sekali fakta mencengangkan yang susah dipercaya.

Banyak yang menyebutkan orang tersebut terlihat sangat halu karena banyak fakta dan sejarah ngawur yang akan membuat sebagian besar orang heran atau menertawakannya.

Pertanyaannya, perlukah hal-hal semacam ini diberi spotlight berlebih?

Isu-Isu Besar yang Tenggelam

Isu Besar yang Tenggelam (Pikiran-Rakyat.com)

Penulis ingat, di awal tahun 2020 ini banyak sekali kejadian yang membuat kita mengelus dada. Selain banyaknya bencana, ada banyak kasus-kasus hukum yang sedang disorot.

Ada kasus Jiwasraya, Omnibus Law, klaim China atas Natuna, kasus yang menjerat petinggi partai pemerintah, KPK yang terlihat lemah, dan lain sebagainya.

Sayangnya sejak kerajaan-kerajaan ini naik ke permukaan, berita-berita tersebut seolah tenggelam begitu saja. Media memberitakannya dari berbagai sudut pandang.

Ada dua kemungkinan kenapa hal ini bisa terjadi. Pertama, media mengikuti kemauan pasar yang lebih tertarik dengan isu-isu bombastis yang sebenarnya tak terlalu penting.

Kedua, ada “konspirasi” yang disengaja agar isu-isu besar tertutup oleh munculnya kerajaan-kerajaan ini. Perhatian masyarakat yang mudah teralihkan pun mengikutinya dengan patuh.

Entah yang mana yang benar di antara kedua kemungkinan tersebut. Bisa saja Penulis yang salah.

Memilih untuk Tidak Peduli

Perlukah Ditonton? (YouTube)

Jika muncul hal-hal yang berbau bombastis namun kurang penting, Penulis biasanya memilih untuk mengabaikannya. Hingga hari ini, Penulis juga kurang tertarik untuk menonton video sang petinggi Sunda Empire yang sedang menjadi trending.

(Penulis sudah mencoba menontonnya sebelum menulis artikel ini, namun Penulis memutuskan untuk tidak melanjutkan karena banyaknya fakta aneh di awal video)

Apa enggak takut ketinggalan berita? Tanpa menonton ataupun membaca berita seputar hal tersebut, Penulis sudah mendengarkannya dari orang-orang terdekat. Inti beritanya sudah dapat, sehingga rasanya tidak perlu didalami.

Mungkin ada yang menontonnya sebagai bentuk hiburan, karena setahu Penulis banyak yang tertawa ketika sang petinggi menuturkan fakta-fakta yang mencengangkan. Penulis tidak bisa terlalu terhibur dengan hal-hal seperti itu.

Selain itu, apa yang bisa kita lakukan ketika mendengarkan ada orang yang mengaku sebagai raja atau lain sebagainya? Paling hanya sebatas mengingatkan orang-orang terdekat agar tidak sampai terpengaruh.

Kita tidak punya hak untuk membubarkan kerajaan tersebut. Pemerintah dan aparat yang bisa melakukannya, seandainya memang ada pelanggaran hukum yang dilakukan oleh mereka.

Masih ada banyak sekali topik yang lebih layak dijadikan sebagai perhatian. Bahkan, banyak di antaranya yang telah berlangsung sejak lama namun tak mendekati penyelesaian sedikit pun.

Kecuali, jika pendirian kerajaan ini sampai menganggu stabilitas negara bahkan sampai melakukan serangan secara fisik. Jika hal tersebut sampai terjadi, barulah kita harus menaruh perhatian.

Penutup

Memilih untuk tidak peduli terhadap berita bombastis yang kurang penting berusaha Penulis terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Penulis ingin hidup sederhana tanpa perlu terbebani dengan hal-hal remeh.

Oleh karena itu, Penulis juga tak pernah tertarik dengan berita artis A yang membuat kontroversi agar namanya naik atau pertengaaran B dan C yang sama-sama ingin pansos. Hal-hal tersebut tidak akan memengaruhi kehidupan Penulis.

Begitupun dengan kasus munculnya kerajaan-kerajaan ini. Meskipun diberitakan secara masif, pasti ada saatnya mereka akan dilupakan seperti kebanyakan berita heboh yang terjadi sebelumnya.

Jika pun ingin mengambil hikmahnya, mungkin kita bisa melihatnya seperti Sujiwo Tejo. Ia melihat kemunculan kerajaan ini sebagai bentuk protes atas demokrasi kita yang sering terlihat konyol. Mungkin ada hikmah lain walaupun Penulis tidak bisa menemukannya.

Jangan sampai perhatian kita teralihkan oleh hal-hal bombastis seperti ini sehingga melupakan isu-isu besar yang jauh lebih penting.

 

 

 

Kebayoran Lama, 25 Januari 2020, terinspirasi dari munculnya kerajaan-kerajaan baru di Indonesia

Foto: Bisnis Bandung

Fanandi's Choice

Exit mobile version