Renungan

Apa yang Terjadi Sebelum Big Bang?

Published

on

Mayoritas astronom dan masyarakat awam sepakat bahwa Big Bang adalah teori penciptaan alam semesta yang paling masuk akal. Sama seperti kata Wong pada film Avengers: Infinity Wars, sebelumnya tidak ada apa-apa dan boom, jadilah alam semesta.

Awalnya seluruh alam semesta ini lebih kecil dari sebuah atom, sebelum akhirnya meledak dan terus mengembang (expanding universe) hingga seperti yang kita huni sekarang ini.

Prediksi yang dibuat oleh para astronom, alam semesta telah muncul sejak belasan miliar tahun yang lalu. Tata surya kita sendiri diperkirakan baru berusia 5 miliar tahun (dan akan hidup untuk 5 miliar tahun ke depan).

Meskipun telah ditemukan satu teori yang dapat menjelaskan secara akurat tentang dari mana alam semesta muncul, muncul pertanyaan lainnya.

Apa yang terjadi sebelum peristiwa Big Bang?

Stephen Hawking (Time Magazine)

Bahkan orang sekaliber Stephen Hawking pun belum bisa menemukan jawabannya, walau ia punya beberapa pendapat. Seolah jawaban dari pertanyaan ini tak akan mampu dijangkau oleh manusia atau memang tidak akan mungkin dijangkau oleh manusia?

Apakah sebelum peristiwa Big Bang memang tidak ada apa-apa? Apakah apapun yang ada ketika itu belum terikat oleh ruang dan waktu? Ataukah terbentuknya alam semesta hanya sebuah looping tanpa akhir yang artinya kita pernah punya kehidupan lain?

Sebagai orang yang memiliki agama, tentu penulis berkeyakinan bahwa semua ini -termasuk penciptaan alam semesta dan apa yang terjadi sebelum peristiwa Big Bang- merupakan kehendak Tuhan yang Maha Esa.

Oleh karenanya, kita tidak akan mampu menjangkaunya karena di luar kemampuan manusia yang serba terbatas. Banyak hal yang tidak akan bisa dipecahkan oleh kita, sebesar apapun kapasitas otak yang dimiliki.

Mungkin bagi ilmuwan yang tidak percaya keberadaan Tuhan, teori tersebut dianggap sebagai keputusasaan karena tidak berhasil menemukan jawabannya.

Akan tetapi, penulis merasa bahwa misteri tentang alam semesta dan kehidupan ini memang sengaja diciptakan untuk menunjukkan betapa kecilnya kita sebenarnya sehingga tak pantas untuk berlaku sombong.

Kita Tidak Tahu Apa-Apa

Benarlah kata Socrates bahwa the only true wisdom is in knowing you know nothing. Semakin kita mencari tahu, semakin kita sadar bahwa sebenarnya kita tidak tahu apa-apa.

Jangankan mengetahui apa yang terjadi sebelum peristiwa Big Bang, mengetahui apa yang ada di bawah kaki kita saja belum ada yang bisa menjelaskannya secara pasti.

Secuil pengetahuan yang kita miliki hanya butiran debu atau setetes embun dari luasnya ilmu pengetahuan itu sendiri. Masih banyak misteri yang belum terungkap di alam semesta ini.

Penulis dari kecil sangat suka membaca hal-hal yang berbau luar angkasa. Seperti yang sudah pernah penulis singgung pada tulisan-tulisan sebelumnya, hal tersebut membuat penulis sadar betapa kecilnya kita dibandingkan alam semesta yang maha luas.

Dengan menyadari kekerdilan manusia, tentu penulis semakin meyakini akan keberadaan Tuhan. Semua peristiwa dan keteraturan di alam semesta tidak mungkin tercipta dari ketidaksengajaan. Ada Tuhan di sana yang membuatnya menjadi seperti itu.

 

 

 

Kebayoran Lama, 12 Juni 2019, terinspirasi setelah membaca buku Stephen Hawking: A Mind Without Limits

Foto: Video Blocks

Fanandi's Choice

Exit mobile version