Renungan

Repetisi Dalam Kehidupan

Published

on

Penulis mengakui kalau akhir-akhir ini dirinya kerap merasa sedang penuh pikirannya. Tak jarang Penulis akan melamun tak jelas ke mana arahnya.

Sebagai orang yang pemikir, biasanya Penulis seperti ini ketika sedang ada sesuatu yang dipikirkan. Penulis tidak bisa membaginya di sini, tapi ada yang sedang membebani.

Lantas tadi siang ketika kerja, tanpa sengaja Penulis mendengar lagu dari LeeSsang yang berjudul 회상 atau Remembrance.

Lagu ini lagu lama dari album AsuRa BalBalTa yang rilis pada tahun 2011 alias 9 tahun yang lalu. Walaupun begitu, lagu ini selalu ada di playlist Penulis dan mendapat bintang 5.

Nah, entah mengapa Penulis merasa lagu ini ngena di hati Penulis. Padahal Penulis tidak tahu bagaimana atau arti liriknya, mong lagunya Bahasa Korea.

Karena penasaran, Penulis memutuskan untuk mencarinya di Google. Ketika membaca arti lirik di bagian reff, Penulis langsung tersenyum sendiri.

오르락내리락 반복해
기쁨과 슬픔이 반복돼
사랑과 이별이 반복돼
내 삶은 돌고 도네

Repetitions of ups and downs
Repetitions of joy and sadness
Repetitions of love and separation
My life turns and turns

***

Jika dipikir-pikir lagi, kehidupan kita ini memang ada banyak sekali repetisi. Repetisi yang membuat kita merasa naik turun ketika berusaha menjalani kehidupan.

Kadang merasa begitu semangat dan penuh motivasi, kadang bisa merasa down sampai stres depresi. Repeat.

Kadang merasa menjadi orang paling bahagia sedunia, kadang merasa menjadi orang yang paling menderita sedunia. Repeat.

Kadang kita merasakan indahnya cinta, kadang kita merasakan pahitnya perpisahan. Repeat.

Semuanya berulang-ulang, seperti peribahasa terkenal: hidup itu bagaikan roda, kadang di atas kadang di bawah.

***

Jika hidup ini hanya serangkaian repetisi, mengapa kita kerap melakukan kesalahan yang sama berkali-kali?

Artinya, kita tidak belajar dari pengalaman. Kita gagal memetik hikmah dari kejadian-kejadian yang sudah pernah kita lalui di masa lampau.

Penulis merasa dirinya seperti ini. Dalam beberapa aspek, dirinya gagal belajar dari pengalaman dan akhirnya mengulangi kesalahan yang sama.

Kenapa bisa seperti itu? Penulis sendiri belum menemukan jawabannya. Penulis hanya bisa menjadikannya sebagai bahan interopeksi diri.

Mungkin, kita hanya perlu mengalami repetisi lebih banyak dibandingkan yang lain agar bisa benar-benar belajar.

***

Rasanya, tidak ada kehidupan yang lurus begitu saja mulai lahir sampai mati. Pasti ada saja gejolak yang menjadi bumbu kehidupan.

Jika memang demikian, kenapa masih merasa sedih, galau, putus asa, menyerah, kehilangan gairah hidup, dan lain sebagainya?

Merasa seperti itu sebenarnya sangat manusiawi. Hanya saja, kalau terlalu sering dan berlarut-larut juga kurang baik buat diri sendiri.

Penulis ingin berusaha mengingat hal ini ketika merasa dirinya sedang di bawah. Sekarang mungkin sedang di masa-masa susah, tapi pasti akan ada saatnya Penulis kembali berada di atas.

Percaya saja, semua yang terjadi pada kita pasti memiliki hikmahnya. Every cloud has a silver lining.

Lagipula, Tuhan tidak mungkin memberikan cobaan yang melebihi kemampuan umat-Nya. Jalani saja hari ini dengan sebaik mungkin.

Karena sejatinya, kehidupan ini hanyalah perulangan dari hal-hal yang sudah pernah terjadi sebelumnya, baik suka maupun duka.

 

 

Lawang, 25 Februari 2021, terinspirasi setelah mendengarkan lagu Remembrance dari Leessang ketika sedang bekerja

Foto: Chaitanya Tvs

Sumber Lirik: ColorCodedLyric

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Batalkan balasan

Fanandi's Choice

Exit mobile version