Sosial Budaya

Manusia Bermuka Dua

Published

on

Apa itu manusia bermuka dua? Yang paling gampang adalah perilaku seseorang yang berbeda ketika di hadapan dan di belakang kita. Jika di depan terlihat sangat manis, di belakang ternyata busuk luar biasa.

Ada yang menyamakan sifat bermuka dua ini sama dengan munafik. Bisa saja benar, tergantung bagaimana kita mengartikan munafik.

Apakah penulis pernah bertemu dengan manusia bermuka dua ini? Rasanya pernah, tapi penulis berharap salah. Apakah penulis termasuk orang yang bermuka dua? Semoga tidak, karena penulis tahu bagaimana pahitnya berhadapan dengan makhluk yang satu itu.

Peringatan, tulisan di bawah ini mengandung unsur curhat yang cukup kental 😊

Kenapa Ada Orang Bermuka Dua?

Dari beberapa literatur yang penulis baca, ada banyak alasan mengapa orang harus bermuka dua. Ada yang bertujuan untuk menjilat atasan, ada yang untuk menjaga image, ada yang untuk melindungi kepentingannya, ada pula yang karena ingin mengadu domba orang lain.

Beberapa alasan tersebut membuat kita bisa mengambil kesimpulan bahwa orang-orang yang bermuka dua adalah orang egois yang hanya mementingkan dirinya sendiri. Mereka rela melakukan apapun agar keinginannya terpenuhi.

Bisa jadi mereka mengorbankan orang lain, menebar kebohongan dan fitnah yang menyakitkan, dan hal-hal buruk lainnya yang jelas merugikan orang lain. Apakah mereka peduli dengan orang lain? Rasanya tidak.

Yang lebih menyakitkan adalah ketika orang selama ini kita percaya ternyata tidak sesuai dengan harapan kita. Orang yang paling kita sayangi pun terkadang bisa menusuk dari belakang. Percayalah, pedih rasanya.

Ciri-Ciri Orang Bermuka Dua

Bermuka Dua (Tarot Buch)

Untuk pembaca yang ingin menghindari orang-orang semacam ini, penulis telah mengumpulkan beberapa ciri-ciri yang melekat pada kaum berwajah ganda.

Ketika ada di hadapan kita, mereka terlihat sangat ramah dan friendly. Nyatanya, segala keramahan tersebut mereka gunakan untuk menutupi kebencian yang dimiliki.

Mereka juga tidak bisa dipercaya alias tidak amanah. Ketika mendapatkan cerita dari orang lain dan diminta untuk merahasiakannya, merekatetap saja ember ke orang lain dengan berbagai tujuan terselubung.

Selain sering terlihat egois, mereka juga sering mencari perhatian dengan berbagai cara. Bisa lewat kata-katanya, statusnya di media sosial, hingga tingkah lakunya yang seolah membuatnya ingin menonjolkan diri.

Mereka juga suka bergosip, di mana biasanya mereka lakukan untuk menyebarkan kejelekan orang lain. Kalau sedang ingin mengadu domba orang, bisa jadi mereka juga menyisipkan bumbu kebohongan yang disengaja.

Tak jarang mereka ingin menjatuhkan kita dengan berbagai cara, termasuk dengan hasutan beracun. Selain itu, mereka juga tak segan untuk menyebarkan keburukan kita ke orang lain.

Ada juga yang bilang mereka cenderung sombong karena merasa lebih hebat dari orang lain. Karena ingin diakui kehebatannya oleh orang lain, mereka tidak senang jika ada orang yang lebih hebat dari dirinya.

Apakah orang bermuka dua harus memiliki semua sifat yang sudah disebutkan di atas? Menurut penulis, tidak. Walaupun hanya punya beberapa ciri di atas, mereka sudah tergolong ke dalam manusia bermuka dua.

Pandangan Manusia Bermuka Dua Dalam Islam

Saking penasarannya dengan permasalahan muka dua ini, penulis juga membaca sumber-sumber yang terkait dengan agama penulis. Penulis ingin tahu, bagaimana Islam memandang permasalahan muka dua ini.

Ternyata, di dalam surat Al-Baqarah ayat 14-16, disebutkan bahwa sifat bermuka dua termasuk ke dalam ciri-ciri orang munafik. Ada pula hadis yang terjemahannya kurang lebih seperti di bawah ini:

“Manusia yang paling buruk adalah orang yang bermuka dua, yang mendatangi kaum dengan muka tertentu dan mendatangi lainnya dengan muka yang lain.” (H.R. Bukhari dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu)

Artinya dalam Islam, kita dilarang untuk memiliki sifat bermuka dua yang menjurus ke sifat munafik. Penulis yakin, di ajaran agama lain pun akan senada.

Bagaimana Cara Mengatasi Orang Bermuka Dua?

Jauhi Aja (Alexis Brown)

Berkutat pada masalah tidak akan menyelesaikan apapun. Kita harus mencari solusi untuk mengatasinya. Lantas, bagaimana cara mengatasi orang bermuka dua?

Yang pertama, kita harus meyakinkan diri bahwa mereka bukanlah teman ataupun apapun yang baik untuk kita. Sebisa mungkin, jauhi mereka agar kita tidak terkena imbasnya. Selain itu, yakinkan orang-orang yang ada di sekitarmu untuk berhati-hati kepada mereka.

Jangan pernah (lagi) ceritakan rahasiamu kepada mereka. Risikonya tinggi, rahasiamu bisa terbongkar ke publik tanpa izin. Jika mereka berusaha memancing kita untuk bercerita, waspadalah untuk tidak terjebak di perangkapnya.

Yang tak kalah penting adalah menjaga emosi. Orang-orang bermuka dua harus dihadapi dengan tenang dan kepala dingin. Jangan balas dendam dengan berbuat sama dengan yang telah mereka perbuat.

Paling penting ya menjauhinya sih. Jika kita tidak ingin mendapatkan masalah di kemudian hari karena ulah mereka, jaga jarak sejauh mungkin.

Tidak ada orang yang suka dengan manusia bermuka dua, sehingga jika kebusukan mereka telah terbongkar niscaya tidak ada yang ingin berhubungan dengannya.

Penutup

Ketika menulis artikel ini, penulis merasa was-was. Bagaimana tidak, penulis khawatir ciri-ciri yang telah dituliskan ternyata melekat di diri penulis, baik tanpa sengaja maupun sengaja.

Semoga saja penulis bisa menjadi orang yang lebih amanah, yang bisa dipercaya. Penulis tidak ingin menjadi orang yang berpura-pura manis di hadapan seseorang, tapi bermulut kotor di belakang.

Semoga penulis dan para pembaca sekalian dijauhkan dari manusia-manusia bermuka dua. Amin.

 

 

Kebayoran Lama, 26 Agustus 2019, terinspirasi dari manusia bermuka dua yang menuduh orang lain bermuka dua (apa sih)

Foto: Eleni Fourli

Fanandi's Choice

Exit mobile version