Tokoh & Sejarah

Benarkah Apple Telah Berhenti Berinovasi?

Published

on

Beberapa tahun terakhir ini bukan tahun yang terlalu bagi Apple. Bukan karena penurunan profit (mereka masih jadi salah satu perusahaan terkaya di dunia), melainkan karena hujatan-hujatan yang dilemparkan oleh publik kepada mereka.

Alasan utamanya adalah minimnya inovasi yang mereka hasilkan sekarang jika dibandingkan dengan era mendiang Steve Jobs. Banyak yang mencibir Apple hanya menjual produk lama yang dikemas baru, terutama dari lini iPhone dan MacBook.

Seandainya Jobs masih hidup, apakah ia bisa membawa Apple untuk tetap inovatif seperti dulu? Atau benarkah Apple benar-benar sudah berhenti berinovasi dan akan bernasib sama seperti Nokia dan Blackberry?

Steve Jobs Pernah Selamatkan Apple

Steve Jobs (Neoluxor)

Pasti banyak yang sudah mendengar kalau Steve Jobs pernah ditendang dari perusahaan yang ia dirikan di pertengahan 80-an. Jika pernah, pasti tahu kalau akhirnya Steve Jobs melakukan comeback di tahun 1996 dan menyelamatkan perusahaan yang hampir bangkrut tersebut.

Bagaimana cara Steve Jobs menyelamatkan Apple di akhir 90-an dan berhasil menjadikannya sebagai perusahaan paling bernilai di dunia? Hal pertama yang ia lakukan adalah menentukan fokus produk apa saja yang akan dijual.

Pada masa-masa ketika ditinggal Jobs, Apple mengeluarkan hampir segala macam produk, mulai dari printer hingga PDA ber-stylus bernama Newton yang sangat dibenci Jobs. Selain itu, komputer yang diproduksi Apple pun berseri-seri, mulai dari seri 1400 hingga 9600.

Begitu Jobs menjadi iCEO (interim CEO), ia hampir mencoret semua produk tersebut dan menentukan fokus Apple ke dalam 4 bidang yang ia tuliskan ke dalam tabel.

Dua kolom di atas diberi judul “Konsumen” dan “Pro”, lalu Dua baris di samping diberi judul “Desktop” dan “Portabel”. Empat produk itulah yang akan diproduksi Apple untuk menggantikan produk-produk di era sebelum Jobs.

Steve Jobs dan iPod (Extremetech)

Kebangkitan Apple dimulai ketika iPod dirilis pada tahun 2001. Meskipun bukan pemutar musik portable pertama di dunia, iPod berhasil merevolusi cara user mendengarkan musik secara mudah.

Puncak kesuksesan Apple diraih ketika iPhone rilis pada tahun 2007, di mana Jobs mengatakan bahwa, “Today Apple is going to reinvent the phone“. Smartphone yang ditawarkan oleh Apple benar-benar berbeda dari milik kompetitor.

Kehadiran iPhone dianggap benar-benar mengubah industri ponsel, bahkan membuat Nokia yang begitu dominan di awal 2000-an harus jatuh secara tragis. Brand lain pun kerap dianggap membuntuti kesuksesan Apple.

Begitulah cara Steve Jobs menyelamatkan Apple dari kebangkrutan. Sebenarnya masih banyak dobrakan yang dilakukan oleh Jobs, tetapi tiga contoh di atas sudah cukup. Pertanyaannya, dapatkah Jobs menyelamatkan Apple dari cap minim inovasi dari publik?

Benarkah Apple Sudah Berhenti Berinovasi?

Cook dan Apple Watch (Los Angeles Times)

Sebenarnya kurang fair jika Apple dianggap sudah berhenti berinovasi. Mereka masih terus (berusaha) memproduksi barang berkualitas dengan penggunaan yang mudah untuk dipelajari, serta mendukung ekosistem Apple yang sangat solid.

Di era Tim Cook, setidaknya Apple sudah merilis Apple Watch yang mengubah lini jam tangan dan AirPods yang membuat para kompetitor berama-ramai membuat produk serupa. Jika Jobs masih hidup, kemungkinan ia juga akan merilis kedua produk tersebut.

Inovasi di era Jobs lebih “mudah” dilakukan karena memang belum ada produk yang bagus. Pemutar musik masih banyak yang ampas, smartphone yang ada penggunaannya begitu kompleks dan menyusahkan.

Jobs dan Apple, meskipun bukan sebagai yang pertama melakukannya, berhasil membuat barang produksi mereka menjadi pendobrak pasar. Itulah alasan utama mengapa Apple di era Jobs dianggap inovatif jika dibandingkan dengan era Cook.

Kompetitor di era Cook jauh lebih sengit dibandingkan dengan era Jobs dulu. Samsung, Google, Microsoft, merek-merek China, semua berlomba-lomba menghadirkan produk terbaik untuk menarik perhatian konsumen, bahkan menemukan sebuah hal baru.

Bahkan, sebenarnya Cook sudah melakukan banyak hal yang sebelumnya tidak dilakukan oleh Jobs, seperti benar-benar memperhatikan masalah lingkungan, lebih aktif di bidang amal, hingga berusaha untuk dekat dengan media. Hanya saja, rasanya pengguna tidak terlalu memedulikan hal tersebut.

Lantas, Kenapa Apple Dicap Berhenti Berinovasi?

iPhone 13 (TechRadar)

Apple dicap tidak inovatif karena lini iPhone-nya seolah stuck sejak tahun 2017, ketika iPhone X pertama kali diperkenalkan. Selain kamera dan prosesor yang terus diperbarui, memang nampaknya tidak banyak hal yang berubah dari smartphone ini.

Parahnya lagi, Apple memutuskan untuk menghilangkan kepala charger dari kardus penjualan dengan alasan “lingkungan”. Hal ini seolah mengulang kontroversi ketika Apple memutuskan untuk menghilangkan lubang headphone jack di iPhone 7 demi mendongkrak penjualan AirPods.

Selain itu, MacBook Pro yang baru saja mereka rilis juga menuai cibiran dari publik. Bukan karena fiturnya (bahkan Apple mendengar masukan pengguna sehingga mengembalikan beberapa port), melainkan karena harganya yang selangit.

Memang, hampir tidak ada laptop yang mampu menyaingi MacBook dari segi performa dan efisiensi. Chip M1 mereka benar-benar menjadi sebuah terobosan yang rasanya akan sulit disaingi oleh para produsen laptop lainnya.

Akan tetapi, harga yang begitu mahal bisa membuat pengguna lebih memilih laptop atau komputer Windows karena merasa dengan anggaran yang sama, mereka bisa mendapatkan produk yang lebih baik lagi.

Akankah Apple akan Bernasib Sama dengan Nokia?

Pernah Menjadi Raja di Masanya (Engadget)

Jika Apple memang stuck dan seolah terjebak di zona nyamannya, akankah mereka akan bernasib sama dengan Nokia? Rasanya tidak, setidaknya belum akan terjadi dalam waktu dekat.

Berbeda dengan Nokia yang menggantungkan profitnya dari penjualan ponsel, Apple sekarang telah tumbuh besar dan memiliki banyak sekali produk yang dijual di pasaran. Mac, iPad, Apple Watch, AirPods, Apple Pencil, ada beragam produk untuk mendukung ekosistem Apple.

Brand Apple yang telah dibangun oleh Jobs memiliki fondasi yang begitu kuat, sehingga rasanya tidak akan mudah goyah. Meskipun sudah berkurang, filosofi perusahaan masih berusaha dipertahankan oleh Cook dan tim.

Selain itu, masyarakat juga sudah mengakui kalau Apple adalah brand dengan kasta tertinggi untuk kategori teknologi. Bagi mereka yang ingin merasa prestige, memiliki produk Apple adalah sebuah kewajiban meskipun fitur yang ditawarkan produk kompetitor lebih baik.

Memang, sering ada candaan kalau Apple seolah selalu “terlambat” dalam menghadirkan fitur di produk mereka. Hanya saja, kualitas yang dimiliki biasanya lebih baik dari kompetitor yang sudah merilis fitur tersebut terlebih dahulu.

Patut untuk dicatat, publik akan semakin cerdas dalam memilih perangkat yang ideal dan bisa mengakomodir kebutuhan mereka. Jika Apple tidak mampu menawarkan kelebihan dibandingkan kompetitornya, mereka bisa saja ditinggalkan oleh fan garis kerasnya.

Penutup

Seandainya Jobs masih hidup dan menerapkan strategi yang sama, rasanya cap tidak inovatif dari publik akan sedikit berkurang karena Jobs mampu meyakinkan orang dengan lihainya. Kharisma yang dimiliki seolah membuat kita percaya begitu saja apa katanya.

Selain itu, Penulis merasa ada beberapa keputusan yang diambil diera Cook akan ditentang oleh Jobs. Dari dulu, Jobs selalu menekankan kesederhanaan lini produknya. Apple sekarang terlihat terlalu memiliki banyak pilihan. iPhone saja sekarang ada 4 jenis setiap tahun.

Mungkin akan ada produk revolusioner baru yang akan diperkenalkan oleh Jobs, meskipun Penulis sendiri kesulitan untuk membayangkan produk teknologi apa yang akan mendobrak pasar. Rasanya, semua teknologi yang kita pegang saat ini sudah bagus-bagus semua.

Jadi jika ditanya apakah Apple telah berhenti berinovasi, jawabannya adalah iya dan tidak. Di satu sisi, Apple terus memperkuat ekosistemnya dengan membuat lebih banyak produk baru. Di sisi lain, Apple nampak kesulitan untuk menemukan hal baru untuk perangkat mereka.

Jika 1-2 tahun ke depan Apple tetap merilis iPhone baru tanpa pembaruan berarti, mungkin kita baru bisa berpendapat kalau Apple memang telah berhenti berinovasi, setidaknya dari lini smartphone yang berhasil membuat mereka menjadi perusahaan seperti sekarang.


Foto: Emarat Daily

Sumber Artikel:

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Batalkan balasan

Fanandi's Choice

Exit mobile version