Anime & Komik
Captain Tsubasa dan Impian Jepang untuk Juara Piala Dunia
Lagi-lagi muncul kejutan di Piala Dunia Qatar 2022, setelah Jepang berhasil mengalahkan Jerman dengan skor 2-1. Apalagi, proses kekalahannya pun mirip dengan yang dialami oleh Argetina kemarin (terkena comeback setelah unggul duluan lewat gol penalti).
Jepang memang terlihat bermain lebih spartan, terutama di babak kedua. Mereka mampu bertahan dengan baik dan mampu memaksimalkan peluang yang ada secara efektif. Apalagi, banyak pihak yang menuding Jerman terlalu sibuk dengan “kampanye” lain.
Kemenangan ini tentu memunculkan meme, di mana salah satunya adalah adanya klip dari anime Captain Tsubasa yang seolah sudah memprediksi skor dan kemenangan ini. Alhasil, Penulis pun jadi ingin menulis sesuatu tentang anime legendaris yang satu ini.
Captain Tsubasa dan Impian Jepang untuk Juara Piala Dunia
Di antara semua anime bertema sepak bola yang ada, bisa dibilang Captain Tsubasa adalah yang paling terkenal. Bahkan bukan penonton anime pun pasti pernah mendengar namanya saking legendarisnya.
Captain Tsubasa awalnya merupakan manga karangan Yōichi Takahashi yang rilis pertama kali pada tahun 1981 dan kemudian diadaptasi menjadi anime pada tahun 1983. Penulis kebetulan adalah pembaca manganya dan penonton animenya.
Ceritanya sendiri berfokus pada karakter Tsubasa Oozora yang memiliki bakat bermain sepak bola sejak kecil. Ia juga memiliki impian untuk membawa Jepang menjadi juara Piala Dunia, sesuatu yang di dunia nyata (untuk saat ini) terlihat mustahil.
Berstatus sebagai murid pindahan, ia akhirnya bergabung dengan klub sekolahnya FC Nankatsu. Ia bertemu dengan banyak pemain hebat dari sekolah lain, seperti Hyuga, Matsuyama, Misugi, Tachibana bersaudara, dan masih banyak lagi.
Mentor dalam bermain sepak bola dari Tsubasa adalah Roberto Hongo, mantan pemain bintang Brazil yang juga merupakan kawan dari ayah Tsubasa. Oleh karena itu, saat Hongo melatih Sao Paulo, ia pun merekrut Tsubasa ke dalam timnya.
Tsubasa berhasil meraih juara pertamanya bersama Jepang dalam ajang World Youth Cup (mungkin sekarang FIFA World Cup U-20) setelah mengalahkan Brazil secara dramatis. Penulis kebetulan memiliki komik yang menceritakan pertandingan final ini.
Apiknya penampilan Tsubasa membuatnya direkrut oleh Barcelona. Sayangnya, posisinya sama dengan bintang klub Rivaul dan membuatnya harus turun ke Barcelona B. Saat Rivaul cedera, Tsubasa pun dipanggil dalam pertandingan el clasico melawan Real Madrid.
Beberapa kawan Tsubasa juga ada yang berkarir di luar Jepang. Beberapa di antaranya adalah Wakabayashi yang membela Hamburg SV, Hyuga yang membela Juventus (lantas dipinjamkan ke klub Serie C), dan Shingo di Inter Milan (dipinjamkan juga ke Serie C).
Sepengetahuan Penulis, hingga ceritanya tamat belum digambarkan kalau Tsubasa berhasil meraih impiannya untuk menjadi juara Piala Dunia. Prestasinya “mentok” di World Youth Cup dan membawa klub yang ia bela menjadi juara liga.
Mungkin saja sang mangaka tetap berusaha serealistis mungkin karena waktu ia membuat Tsubasa, kualitas sepak bola Jepang sedang kurang baik. Semuanya berubah pada tahun 1992, ketika Jepang merevolusi sepak bola di negaranya.
Visi Visioner Sepak Bola Jepang
Penulis yang main Winning Eleven sejak kecil jelas ingat dengan logo JFA atau Japan Football Association, PSSI-nya Jepang. Nah, tiga tahun setelah menjadi tuan rumah Piala Dunia 2002 (tahun 2005), JFA membuat “The JFA Pledge of 2050“.
Dari beberapa poin yang disampaikan, ada satu yang menjadi pusat perhatian: Menjadi juara Piala Dunia 2050. Selain itu, mereka juga menargetkan untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia, di mana kali ini mereka akan mengadakannya tanpa didampingi negara lain.
Sebelumnya di tahun 1992, saat J League didirikan, Jepang juga pernah mencanangkan kalau mereka menargetkan diri untuk bisa menjadi juara dunia dalam satu abad, atau Piala Dunia edisi 2092. Mungkin, JFA merasa optimis sehingga target tersebut dimajukan hingga 2050.
Apakah itu merupakan target yang realistis? Entahlah. Namun, di dalam The JFA Pledge of 2050, salah satu target yang dikejar adalah masuk ke dalam top 10 FIFA World Ranking. Ketika melakukan pengecekan, ternyata saat ini Jepang masih berada di peringkat 24.
Padahal, target di tahun 2018 adalah berhasil masuk ke dalam 20 besar. Artinya, memenuhi target enam tahun lalu saja masih belum berhasil. Menurut Penulis, masih banyak yang harus ditingkatkan oleh Jepang untuk bisa merealisasikan impiannya menjadi juara dunia.
Hanya saja, kemenangan mereka atas Jerman (walau selanjutnya kalah saat melawan Kosta Rika) bisa menjadi pertanda baik kalau mereka bisa menjadi lebih baik lagi untuk beberapa tahun ke depan.
Jika dilihat dari kualitas pemain yang dimiliki, banyak nama tenar seperti Takumi Minamino (Monaco), Takehiro Tomiyasu (Arsenal), Yuto Nagatomo (FC Tokyo), hingga Takefusa Kubo (Real Sociedad).
Dari 26 pemain yang dipanggil untuk Piala Dunia Qatar 2022, sebanyak 17 pemain bermain di liga top Eropa. Ini menandakan kalau pemain Jepang mulai bisa bersaing dengan para pemain Eropa. Di komik Captain Tsubasa, hanya empat pemain Jepang yang pernah bermain di Eropa.
Memang belum ada pemain Jepang yang mampu bermain gemilang seperti Tsubasa yang mencetak tiga gol dan tiga assist dalam debutnya di La Liga, melawan Real Madrid pula. Namun, bukan tidak mungkin itu akan terjadi sungguhan di masa depan.
Penutup
Karakter favorit Penulis di Captain Tsubasa sebenarnya adalah Shingo Aoi yang terkenal akan kelincahannya dalam menggiring bola. Namun, tak bisa dipungkiri kalau Tsubasa merupakan figur sentral yang tak tergantikan di serialnya.
Tsubasa seolah hadir sebagai lambang harapan dari sepak bola Jepang untuk bisa berprestasi di kancah internasional. Walau sekarang masih terlihat jauh, bukan tidak mungkin kalau di tahun 2050 Jepang benar-benar bisa menjadi juara Piala Dunia.
Visi jangka panjang beserta langkah-langkah yang harus diambil untuk mewujudkan visi yang dimiliki Jepang sebenarnya sangat perlu ditiru oleh kita. Dengan begitu, sepak bola kita (mungkin) akan lebih terarah dan tidak melulu menonjolkan sisi kisruhnya.
Lawang, 27 November 2022, terinspirasi dari kemenangan dramatis Jepang atas Jerman
Foto: Wallpaper Cave
Sumber Artikel:
You must be logged in to post a comment Login