Anime & Komik
Doraemon dan Prediksi Kerusakan Planet
Tidak seperti orang lain yang marathon drama Korea ataupun anime, Penulis sedang marathon komik Doraemon. Tidak ada alasan khusus, lagi ingin saja sekalian nostalgia.
Bukan serial yang merupakan kumpulan cerita-cerita pendek, melainkan versi Petualangan yang totalnya ada 24 volume. Kebetulan, adik punya koleksi lengkap komik Doraemon.
Ada satu hal yang menggelitik sanubari Penulis ketika membaca komik-komik Doraemon. Sang author, Fujiko F. Fujio, kerap menyisipkan pesan mengenai potensi kerusakan planet kita tercinta.
Masa Depan yang Mengkhawatirkan
Seperti yang sudah kita ketahui bersama, Doraemon merupakan robot kucing dari abad 22. Ia pergi ke masa lalu untuk menolong Nobita yang, yah sudah tahu sendiri lah. Karena bertemu dengan Doraemon, Nobita kerap melakukan petualangan lintas galaksi dan lintas waktu.
Nah, ada beberapa judul yang menggambarkan kerusakan sebuah planet karena kesalahan manusia ataupun kekhawatiran “penduduk lain” akan kerusakan planet yang semakin berbahaya.
Contohnya adalah Doraemon Petualangan Vol. 10 yang berjudul Nobita dan Planet Binatang. Di sini diceritakan Nobita tanpa sengaja berpergian ke sebuah planet yang dihuni oleh binatang.
Semua binatang yang hidup di sana ternyata telah berevolusi sehingga dapat berbicara. Singkat cerita, planet ini tiba-tiba diserang oleh makhluk planet lain yang disebut Nimuge.
Ternyata, pasukan Nimuge berwujud manusia yang iri dengan planet binatang yang indah karena planetnya sendiri hancur dan menjadi tandus karena kecerobohan para pendahulunya.
Di komik Doraemon Petualangan Vol. 12 yang berjudul Nobita dan Kerajaan Awan, diceritakan Nobita dan kawan-kawan menemukan kerajaan awan.
Tak disangka para penduduk kerajaan awan memiliki Rencana Noa yang akan menurunkan air bah ke Bumi agar tidak terus dirusak dan dikotori oleh manusia.
Para penduduk awan menganggap Bumi telah mengalami krisis dengan pemborosan sumber daya alam, mengepulkan polusi, merusak ozon, mencemari lautan, pembuatan senjata nuklir, dan lain sebagainya.
Selain itu, di komik Doraemon Petualangan Vol. 17 yang berjudul Nobita di Dunia Mainan, Nobita tanpa sengaja mendarat di sebuah planet kosong yang akhirnya menjadi tempat tinggal para mainan yang dihidupkan dengan alat milik Doraemon.
Ketika Nobita jatuh ke dalam tebing, ia bertemu dengan “pencipta” planet tersebut. Di sana, ia mengatakan bahwa dirinya yang membawa “benih kehidupan” ke Bumi dan berhasil, tidak seperti planet Mars yang gagal.
Walaupun begitu, ia berkata bahwa manusia Bumi mulai bertingkah laku seenaknya. Penghancuran lingkungan karena perang dan pencemaran dianggap berpotensi merusak planet yang telah ia buat.
Ada juga cerita di komik Doraemon Petualangan Vol. 19 yang berjudul Petualangan Nobita di Luar Angkasa. Nobita bertemu dengan penduduk planet Laguna yang menjadi pengembara antariksa.
Alasannya, 300 tahun yang lalu semua penduduk meninggalkan planet karena tidak dapat dihuni lagi. Peradaban yang terlalu maju membuat perubahan pada lingkungan sehingga tumbuhan pn menjadi layu.
Akibatnya, para penduduk planet tidak bisa berjalan ke luar tanpa alat bantu pernapasan. Manusia yang tersisa memutuskan untuk membangun kapal induk yang besar dan mencari planet baru yang dapat dihuni.
Jika Sekarang Perang?
Selain membaca komik Doraemon, Penulis juga sedang membaca buku Perang Eropa Jilid I karya P. K. Ojong. Buku tersebut mengulas Perang Dunia II di benua Eropa dengan cukup mendetail.
Melalui buku tebal itu, Penulis jadi tahu kalau senjata dan armada yang digunakan pada tahun 40an sudah sangat canggih. Setelah 80 tahun berselang, Penulis pun membayangkan sudah secanggih apa senjata sekarang?
Jika dihubungkan dengan komik Doraemon, bisa saja senjata yang ada sekarang sudah melampaui senapan angin ataupun alat kamuflase yang canggih. Kecanggihan senjata sekarang mungkin tidak pernah terbayangkan oleh Fujiko.
Teman Penulis mengatakan bahwa perang senjata sudah tidak dibutuhkan di era digital seperti sekarang. Media sosial sudah cukup untuk menjadi alat propaganda dan memengaruhi massa dalam jumlah yang masif.
Walaupun begitu, ancaman senjata bukannya tidak mungkin terjadi. Senjata nuklir, drone tanpa awak, bom kimiawi yang mematikan, entah ada apa lagi yang bisa saja mengancam kita sewaktu-waktu.
Penutup
Fyi, komik-komik tersebut kebanyakan dirilis pada tahun 80 hingga 90-an. Anehnya, masih banyak hal yang relevan hingga saat ini, termasuk potensi kerusakan planet yang semakin mengkhawatirkan.
Fujiko F. Fujio patut dipuji karena sosoknya yang visioner. Jika perang benar-benar terjadi lagi, bukan tidak mungkin kerusakan planet yang diceritakan di komik-komik Doraemon akan terjadi sungguhan.
Lawang, 30 November 2020, terinspirasi setelah membaca komik-komik Doraemon Petualangan
Foto: Screenrant
You must be logged in to post a comment Login