Buku

Gaya Hidup Sederhana Pada Seni Hidup Minimalis

Published

on

Seperti yang pernah penulis ceritakan pada tulisan Merapikan Kamar Merapikan Diri, salah satu aktivitas favorit bagi penulis adalah menata dan mendekorasi kamar. Apalagi setelah membaca buku karya Marie Kondo yang terkenal.

Ketika menemukan buku berjudul Seni Hidup Minimalis, penulis sempat ragu untuk membelinya. Penulis khawatir isinya kurang lebih sama dengan buku The Life Changing Magic of Tidying Up. 

Akan tetapi, pada akhirnya penulis tetap membeli buku tersebut sewaktu pergi ke Bandung, dan penulis sama sekali tidak menyesalinya.

Apa Isi Buku Ini?

Buku ini bukan hanya bercerita tentang merapikan sebuah rumah, akan tetapi mengajak pembacanya untuk menerapkan pola hidup minimalis. Bagian pertama dari buku ini menjelaskan tentang itu, karena inti dari hidup minimalis adalah tentang mindset.

Sebenarnya banyak kesamaan teori yang diajukan Francine Jay dan Marie Kondo. Salah satunya adalah memiliki banyak barang itu membuat kita stres. Mereka mengajak kita untuk mengurangi barang-barang yang kita miliki.

Kata kuncinya ada di kata “cukup”. Jika kita merasa cukup dengan barang yang kita miliki, ya jangan ditambah. Kalau ingin membeli barang baru, keluarkan barang lama yang sekiranya sudah tidak layak untuk disimpan. Satu masuk, satu keluar.

Jay memiliki slogan STREAMLINE, yang dijelaskan secara rinci pada bagian kedua dan merupakan akronim dari:

  • Start over, segera mulai aktivitas menata kamar tanpa menunda-nudanya
  • Trash, treasure, or transfer, pilih barang untuk dibuang, disimpan, atau diberikan kepada yang lebih membutuhkan
  • Reason for each item, setiap barang harus memiliki alasan kuat mengapa ia disimpan
  • Everything in its place, letakkan barang pada tempatnya, segera setelah selesai menggunakannya
  • All surface clear, semua permukaan datar seperti lantai dan meja harus dibiarkan kosong dan rapi
  • Modules, siapkan ruang-ruang untuk menyimpan barang dengan membagi-baginya sesuai kebutuhan
  • Limits, membatasi barang-barang yang dimiliki
  • If one comes in, one goes out, jika ada satu barang baru, keluarkan satu barang lama
  • Narrow down, kurang benda-benda yang lama tidak terpakai atau sudah tidak digunakan
  • Everyday maintenance, merawat kerapian rumah setiap hari

Pada bab selanjutnya, Jay akan menjelaskan tentang metode STREAMLINE tersebut untuk tiap-tiap ruang, mulai dari ruang tamu, ruang keluarga, kamar, hingga gudang penyimpanan. Setiap sub-babnya akan diulang-ulang mengenai RAPIKAN > SIMPAN > RAWAT.

Bab terakhir akan menjelaskan dampak hidup minimalis untuk keluarga dan lingkungan. Jay menerangkan bagaimana penerapan kehidupan minimalis akan membantu mengurangi kerusakan pada Bumi kita tercinta.

Kesimpulan

Buku ini penulis rekomendasikan kepada orang-orang yang memiliki minat terhadap pola hidup minimalis atau sekedar ingin mencari cara bagaimana cara membersihkan rumahnya yang sangat sulit untuk terlihat rapi.

Penulis sendiri secara perlahan mulai menerapkan pola hidup ini. Contoh kecilnya, sebelum membeli barang, penulis akan bertanya apakah barang tersebut akan berguna atau tidak nantinya.

Dari pengalaman penulis sendiri, hal tersulit yang harus dilakukan dari nasihat-nasihat Kondo maupun Jay adalah membuang barang-barang. Penulis adalah tipe orang yang gemar menyimpan barang karena alasan sentimentil.

Jika pembaca seperti penulis, maka lakukanlah hal tersebut secara bertahap. Singkirkan barang yang sudah tidak diinginkan. Jika ada barang yang membuat kita ragu-ragu, simpan untuk sementara waktu hingga kita bisa memutuskan untuk membuang atau menyimpan barang tersebut.

Buku ini dijelaskan dengan bahasa yang sederhana, walaupun mungkin terlalu banyak teori yang dipaparkan. Isinya terasa kurang padat karena inti yang ingin disampaikan dijelaskan terlalu lebar.

Adanya banyak pengulangan juga bisa membuat pembaca merasa bosan, walaupun Jay berusaha untuk menghadirkan contoh yang berbeda-beda untuk pembahasan yang sama pada bab ketiga.

Meskipun demikian, buku ini membawa banyak pengaruh positif, setidaknya untuk penulis yang telah selesai membacanya, terutama tentang bagaimana penerapan hidup minimalis bisa memberikan dampak yang signifikan kepada lingkungan.

Nilainya: 4.0/5.0

 

 

Kebayoran Lama, 14 November 2018 terinspirasi setelah menamatkan buku Seni Hidup Minimalis tulisan Francine Jay

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Batalkan balasan

Fanandi's Choice

Exit mobile version