Buku
Revolusi Diri karena Steve Jobs
Selain tanggal lahir pembalap legendaris Formula 1 Alain Prost, 24 Februari juga merupakan tanggal lahir mendiang Steve Jobs, salah satu pendiri Apple. Oleh karena itu, pada tulisan kali ini penulis ingin menulis sedikit tentang orang yang sering menyebutkan kata revolusioner pada presentasinya tersebut.
Steve Jobs by Walter Isaacson
Buku pertama tentang Steve Jobs yang penulis beli adalah biografi resminya yang ditulis oleh Walter Isaacson. Sebelum itu, penulis tidak mengetahui apa-apa tentang Jobs, kecuali ia adalah pendiri Apple yang terkenal karena produk-produk premiumnya. Alasan penulis ingin membeli buku tersebut adalah diharapkan bisa menambah motivasi penulis yang sedang studi di jurusan Informatika.
Memang benar, banyak sekali motivasi-motivasi yang penulis dapatkan dari buku tersebut. Meskipun sangat tebal, penulis telah menghabiskannya dua kali karena Isaacson selaku penulis bisa menceritakan kehidupan Jobs dengan apik.
Buku ini adalah buku favorit nomer satu penulis, dan bisa dibilang buku ini turut “merevolusi” pola pikir penulis yang sebelumnya hanya terbawa arus begitu saja.
Membiasakan Diri Melampaui Batas
Ketika membaca biografi tersebut, penulis menangkap bahwa Jobs adalah seorang yang visioner. Ia melihat beberapa langkah ke depan dan selalu menargetkan sesuatu yang bagi orang lain melampaui batas. Sifat ini, ditambah dengan perfeksionisnya, membuat banyak orang yang stres ketika bekerja dengan Steve Jobs. Lagipula, Jobs dikenal kejam terhadap bawahannya yang tidak bisa memenuhi ekspetasinya.
Karakter ini penulis hayati ketika merefleksi diri untuk mengubah sifat penulis yang jarang menargetkan diri. Penulis sadar, bahwa hidup tanpa target sama dengan menyetir tanpa tujuan. Kita tidak akan pernah tahu kemana kita akan membawa kendaraan “hidup” kita dan hanya berputar-putar tanpa arah yang jelas.
Berpikir Di Luar Kotak (atau Tanpa Kotak Sama Sekali)
Sifat menginspirasi lain yang dimiliki oleh Jobs adalah pola pikirnya yang sering kali tidak terpikirkan oleh orang lain. Ia bukan penemu yang original (contoh: GUI pada Macintosh dicuri dari XEROX PARC), namun ialah yang membuat penemuan tersebut menjadi terkenal dan digunakan oleh khalayak umum.
Pemutar musik bukanlah barang baru ketika iPod diluncurkan. Namun iPodlah yang memulai perpindahan dari musik analog menjadi musik digital. iPhone bukanlah handphone dengan teknologi touchscreen pertama, namun iPhonelah yang memulai revolusi industri ponsel genggam (hingga membuat Nokia yang mengusai pasar ketika itu terjun bebas).
Mengapa Jobs bisa melakukan hal tersebut? Bagi penulis, jawabannya adalah karena ia berpikir di luar kotak ketika pesaing masih berpikir di dalam kotak. Bahkan, terkadang ia tidak menganggap ada kotak sama sekali (Jobs terkenal suka melanggar aturan, dan ini tidak baik untuk ditiru). Berani berbeda bukanlah sesuatu yang mudah, terlebih di masa kini.
Buku Steve Jobs Lainnya
Tulisan ini akan sangat panjang jika penulis menuliskan semua inspirasi yang didapatkan dari buku tersebut. Pada tulisan kali ini, penulis menyukupkannya hanya dengan dua poin di atas. Penulis ingin membahas buku-buku tentang Steve Jobs lainnya.
Setelah buku tersebut, penulis semakin penasaran dengan Steve Jobs dan Apple. Beberapa buku yang penulis beli setelah itu adalah:
- Inside Steve’s Brain dan Jony Ive (kepala designer Apple, salah satu anak emas Jobs) karya Leander Kahney
- Apple vs Google karya Fred Vogelstein
- Life by Design karya George Beahm
- Inside Apple karya Adam Lashinsky
Selain itu, ketika ada even Big Bad Wolf yang mengobral buku impor, penulis memborong banyak sekali buku terkait Steve Jobs, termasuk versi asli biografi karya Isaacson. Buku-buku impor tentang Steve Jobs yang penulis miliki antara lain:
- Kompilasi Majalah Time
- The Apple Revolution karya Luke Dormehl
- Steve Jobs: The Man Who Thought Different karya Karen Blumenthal
- iWoz karya Steve Wozniak (pendiri Apple selain Jobs) bersama Gina Smith
- Becoming Steve Jobs karya Brent Schlender dan Rick Tetzeli
Penutup
Jobs adalah manusia biasa yang tak lepas dari kekurangan. Masa muda Jobs adalah salah satu sisinya yang sama sekali tidak ingin penulis tiru. Namun penulis harus memberikan kredit spesial kepada Steve Jobs dan Walter Isaacson sebagai penulis biografinya, karena telah merevolusi pola pikir penulis seperti yang sering dilakukan Jobs dan Apple kepada industri digital.
Andai penulis tidak pernah membaca buku tersebut, penulis tidak tahu apakah pola pikir mengikuti arus yang dimiliki akan dapat berganti dengan pola pikir selalu menaruh target di depan.
Lawang, 24 Februari 2018, setelah (lumayan) sembuh dari flu yang melanda sejak pagi.
You must be logged in to post a comment Login