Film & Serial
Setelah Menonton Black Panther: Wakanda Forever
Phase 4 dari Marvel Cinematic Universe (MCU) resmi berakhir dengan rilisnya film Black Panther: Wakanda Forever pada tanggal 9 November kemarin. Demi menghindari spoiler, Penulis pun seperti biasa menonton di hari premier-nya.
Sejak awal, Marvel telah mempromosikan film ini sebagai tribute kepada mendiang Chadwick Boseman. Seperti yang kita tahu, Marvel memutuskan untuk tidak melakukan recast dan mematikan karakter T’Challa di dalam film.
Penulis pun sudah menyiapkan hatinya karena merasa film ini akan terasa cukup emosional bagi penontonnya. Lantas, apakah film ini lebih baik dari film-film (medioker) Marvel lainnya seperti Doctor Strange in the Multiverse of Madness dan Thor: Love and Thunder?
Jalan Cerita Black Panther: Wakanda Forever
T’Challa (Chadwick Boseman), raja Wakanda, meninggal dunia karena sakit. Adiknya, Shuri (Letitia Wright), berusaha membuat tiruan heart-shaped herb yang memberikan kemampuan Black Panther dengan harapan bisa menyembuhkan kakaknya. Sayangnya, ia kalah cepat dengan waktu.
Kematian T’Challa membuat posisi Wakanda menjadi rentan dan banyak negara yang mulai berusaha mencuri vibranium. Selain itu, CIA dan SEAL juga menemukan vibranium di Samudera Atlantik menggunakan detektor. Namun, tiba-tiba mereka diserang oleh sekelompok manusia yang tinggal di bawah air.
Ternyata, mereka adalah bangsa Talokan yang dipimpin oleh Namor (Tenoch Huerta). Ia pun mengonfrotasi Ratu Ramonda (Angela Bassett) dan Shuri karena menganggap orang-orang mulai mencari vibranium karena ulah Wakanda yang membuka diri ke dunia. Namor pun menyuruh Wakanda untuk mencari siapa pembuat detektor tersebut yang ia anggap mengancam rakyatnya.
Shuri dan Okoye (Danai Gurira) pun mencari informasi ke agen Everett Ross (Martin Freeman) dan menemukan fakta bahwa penemu detektor vibranium tersebut adalah seorang mahasiswi bernama Riri Williams (Dominique Thorne). Ketika hendak balik ke Wakanda, mereka dicegat oleh CIA dan orang Talokan.
Singkat cerita, Shuri dan Riri dibawa ke Talokan. Namor mengajak Shuri untuk berkeliling Talokan dan bercerita tentang masa lalunya dan bagaimana bangsa Talokan dimulai. Ia pun berkata bahwa dirinya harus membunuh Riri dan berperang dengan orang-orang di daratan demi melindungi rakyatnya.
Di sisi lain, Ratu Ramonda yang kecewa memecat Okoye sebagai jenderal Dora Milaje. Lalu, Ratu Ramonda juga mencari Nakia (Lupita Nyong’o) untuk menyelamatkan Shuri dan Riri. Misi tersebut berhasil, tetapi membuat Namor memutuskan untuk menyerang Wakanda. Dalam peperangan tersebut, Ratu Ramonda tewas ketika berusaha menyelamatkan Riri.
Namor memberikan waktu satu minggu untuk Wakanda sebelum melakukan penyerangan dengan full army. Rakyat Wakanda pun mengungsi ke gunung Jabari, sedangkan Shuri, Riri, dan pasukan Wakanda bersiap untuk perang.
Shuri berhasil membuat tiruan heart-shaped herb berkat gelang yang diberi oleh Namor. Ketika berada di “alam barzah”-nya Wakanda, ia justru bertemu dengan N’Jadaka alias Killmonger (Michael B. Jordan). Shuri pun berhasil mendapatkan kekuatan super dan memantapkan hatinya untuk balas dendam ke Namor.
Peperangan antara Wakanda vs Talokan pun terjadi, di mana Shuri berhasil menjebak Namor di dalam pesawatnya dan membuatnya kekeringan. Pada pertarungan 1 vs 1, Shuri berhasil membuat Namor menyerah dan peperangan pun berakhir.
Pada adegan mid-credits scene, kita dikejutkan dengan munculnya anak T’Challa dan Nakia bernama Toussaint, yang nama Wakanda-nya adalah T’Challa.
Setelah Menonton Black Panther: Wakanda Forever
Penulis merasa sia-sia karena telah menyiapkan hatinya untuk melihat sesuatu yang emosional. Satu-satunya yang berhasil menggugah Penulis adalah opening Marvel yang memperlihatkan berbagai adegan Chadwick di film-film Marvel.
Memang dari awal sampai akhir, suasana duka sangat terasa, terutama dari Shuri yang benar-benar kehilangan sosok kakaknya. Ia terlihat susah untuk memaafkan dirinya sendiri karena gagal menyelamatkan nyawa T’Challa.
Selain itu, kematian Ratu Ramonda juga menambah duka film ini. Bayangkan saja, Shuri yang masih muda harus kehilangan semua anggota keluarganya. Hanya saja, Penulis merasa kesedihan tersebut tidak sampai membuat Penulis terhanyut.
Setelah itu, Penulis merasa film ini biasa saja. Pace terasa lambat (durasinya 201 menit) dan jalan cerita kurang kuat. Shuri sebagai pengganti Black Panther juga kurang memiliki kharisma, mungkin karena ia selama ini hanya berperan sebagai side-character.
Selain itu Riri Williams yang digambarkan sebagai seorang jenius juga tidak terasa kejeniusannya, seolah dia hanya “ditempel” di film ini. Ini berbeda dengan Tony Stark yang dari cara bicara dan gesturnya menunjukan hal tersebut.
Bagi Penulis, film ini terselamatkan oleh satu karakter: Namor. Film Black Panther pertama menghadirkan antagonis yang bagus di sisi Killmonger, dan di sekuelnya pun Black Panther berhasil kembali menghadirkan antagonis yang tampil luar biasa.
Perkenalannya, oke. Akting dari Tenoch Huerta, kece. Motivasi dari villain, sangat reasonable karena apa yang ia lakukan hanya demi melindungi rakyatnya. Bahkan, penampilan Huerta bisa dibilang sampai “membanting” aktor lain di film ini.
Mungkin yang masih bisa mengimbangi akting dari Huerta adalah Angela Bassett sebagai Ratu Ramonda. Ia yang mengambil alih pimpinan Wakanda terlihat harus berdiri kokoh membela rakyatnya di tengah duka yang ia derita.
Untuk adegan action-nya sendiri lumayan, di mana Namor memang menjadi salah satu karakter yang cukup powerful. Namun, kekurangannya berhasil dieksploitasi oleh Shuri sehingga ia bisa kalah duel melawan bocil tersebut.
Overall, film ini masih oke untuk ditonton jika dibandingkan dengan dua film sebelumnya. Sayangnya sebagai tribute untuk mendiang Chadwick, film ini kurang terasa sisi emosionalnya, setidaknya bagi Penulis.
Penulis tentu berharap kalau Namor masih akan muncul lagi di film-film Marvel selanjutnya. Bagi Penulis, ia layak dianggap sebagai antihero terbaik setelah Loki. Bahkan, di antara sederet villain yang pernah muncul, Namor menjadi salah satu yang terbaik.
Melihat diperkenalkannya T’Challa kecil, aman untuk berasumsi kalau di film Black Panther selanjutnya akan berfokus kepada dirinya. Shuri mungkin akan kembali ke peran “aslinya” sebagai side character.
NB: Saat menonton film ini, sempat ada gangguan teknis di mana filmnya tiba-tiba berhenti. Ini adalah pertama kali Penulis mengalami hal tersebut.
Lawang, 20 November 2022, terinspirasi setelah menonton Black Panther: Wakanda Forever
Foto: Fandom
You must be logged in to post a comment Login