Film & Serial

Setelah Menonton Rurouni Kenshin The Beginning

Published

on

Awalnya Penulis sempat bingung, kenapa yang judul The Final lebih tayang dulu daripada yang The Beginning. Ternyata, yang The Beginning merupakan prekuel dari film-film Rurouni Kenshin.

Beberapa adegan membuat film ini terlihat melakukan proses syuting bersamaan dengan film Rurouni Kenshin yang pertama. Padahal, proses syuting-nya dilakukan bersamaan dengan The Final.

Jika film-film sebelumnya lebih banyak adegan action-nya, The Beginning mampu menyajikan formula yang berbeda dengan drama yang cukup bikin sesak dada. SPOILER ALERT!!!!

Jalan Cerita Rurouni Kenshin: The Beginning

Film ini bercerita tentang masa lalu Kenshin Himura (Takeru Satoh) ketika ia masih menjadi seorang Battousai demi era baru Jepang. Jujur, Penulis tidak terlalu paham politik di film ini, tapi Penulis masih bisa memahaminya.

Satu ketika, Kenshin menghabisi beberapa orang yang pro dengan Keshogunan Tokugawa di Kyoto. Ada satu orang yang tidak ingin mati karena ada wanita yang akan dinikahinya. Berkat tekadnya, ia berhasil meninggalkan goresan di pipi Kenshin.

Suatu malam, Kenshin melindungi seorang wanita dari gangguan beberapa laki-laki yang mengaku sebagai patriot. Ternyata, yang ia lindungi adalah Yukishiro Tomoe (Kasumi Arimura). Sebagai tanda terima kasih, ia bekerja dan tinggal di tempat penginapak Kenshin.

Singkat cerita, tempat persembunyian Kenshin dan kelompoknya diketahui oleh kelompok Shinsengumi pimpinan Saitō Hajime (Yōsuke Eguchi). Ia pun harus kabur dari Kyoto dan tinggal bersama Tomoe karena mereka berdua saling jatuh cinta.

Ternyata, Tomoe merupakan calon istri dari orang yang meninggalkan luka di pipi Kenshin. Tomoe dimanfaatkan oleh kelompok Yaminobu pimpinan Tatsumi (Kazuki Kitamura).

Mengetahui fakta tentang Tomoe akan menghancurkan perasaan Kenshin. Meskipun berhasil mengalahkan beberapa orang Yaminobu, kekuatan Kenshin banyak berkurang dan penglihatannya terganggu ketika berhadapan dengan Tatsumi.

Saat Tatsumi hendak menghabisi Kenshin, Tomoe datang menghalangi dan tanpa sengaja Kenshin menebas mereka berdua secara bersamaan. Saat sekarat, Tomoe meninggalkan bekas luka di pipi kiri Kenshin, membuat simbol X yang legendaris.

Pada akhir perang, restorasi akhirnya terlaksana di Jepang. Semenjak itu, Kenshin bersumpah tidak akan membunuh lagi seumur hidupnya.

Setelah Menonton Rurouni Kenshin: The Beginning

Entah hanya perasaan Penulis saja, tapi rasanya film Kenshin yang terakhir ini menjadi yang paling sadis dan berdarah-darah. Fokusnya pada masa lalu Kenshin ketika masih menjadi seorang Battousai mungkin menjadi alasannya, terutama di adegan pembuka.

Hanya ada 2 karakter lama yang muncul di film ini, yakni Kenshin dan Saitō. Tomoe muncul beberapa kali di film The Final, tapi hanya dalam adegan flashback.

Melihat masa lalu Kenshin begitu menarik, di mana hatinya yang tulus berlawanan dengan tekadnya untuk membentuk era baru Jepang. Hal tersebut membuat ia terkadang menjadi ragu jika harus membunuh.

Drama yang dimiliki film ini cukup mengena bagi Penulis, karena seorang wanita yang ingin balas dendam atas kematian kekasihnya harus jatuh cinta dengan pembunuh kekasihnya. Ia justru harus menerima fakta bahwa dirinya hanya dijadikan alat semata.

Dari segi cerita, Penulis paling menyukai The Beginning dibandingkan empat film lainnya. Jika mencari adegan action-nya, Penulis lebih menyukai film keduanya, Kyoto Inferno.

Sayang sekali film ini akan menjadi seri terakhir dari live-action Rurouni Kenshin. Tidak apa-apa, daripada dipaksakan untuk membuat seri barunya tapi mengorbankan kualitas seperti franchise yang identik dengan family itu.


Lawang, 9 Agustus 2021, terinspirasi setelah menonton Rurouni Kenshin: The Beginning

Foto: Netflix

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Batalkan balasan

Fanandi's Choice

Exit mobile version