Film & Serial

Setelah Menonton Rurouni Kenshin: The Final

Published

on

Jika ditanya apa film live-action terbaik yang mengadaptasi anime, kebanyakan orang akan menjawab trilogi Rurouni Kenshin. Penulis sangat sepakat dan rasanya belum ada adaptasi anime yang levelnya menyamainya.

Penulis menonton Rurouni Kenshin atau Samurai X sejak kecil, meskipun tidak terlalu ingat dengan detail ceritanya. Penulis hanya ingat beberapa karakternya yang ikonik, di mana trilogi film tersebut dapat menggambarkannya secara cukup presisi.

Oleh karena itu, ketika mendengar kabar kalau live-action Rurouni Kenshin akan merilis 2 film baru, Penulis menjadi sangat bersemangat untuk menontonnya. Bagaimana pendapat Penulis tentang keduanya? SPOILER ALERT!!!

Jalan Cerita Rurouni Kenshin: The Final

The Final bercerita tentang konflik antara Kenshin Himura (Takeru Satoh) dan adik iparnya, Yukishiro Enishi (Mackenyu Arata) yang merupakan ketua gang mafia di Shanghai, China. Enishi juga yang menjadi penyuplai senjata untuk Shisio Makoto.

Di awal film kita melihat adegan action yang epic ketika pihak kepolisian pimpinan Saitō Hajime (Yōsuke Eguchi) menangkap Enishi di stasiun, walau pada akhirnya ia bisa dibebaskan berkat campur tangan Shanghai.

Ternyata, Enishi memiliki dendam terhadap Kenshin karena ia menganggapnya sebagai pembunuh kakak perempuannya, Yukishiro Tomoe (Kasumi Arimura). Ia pun memiliki rencana untuk membuat hidup Kenshin menderita.

Menyadari siapa musuhnya, Kenshin memutuskan untuk bercerita tentang masa lalunya kepada teman-temannya, termasuk kisahnya dengan Tomoe yang merupakan mantan istrinya. Kisah ini akan lebih dijelaskan di film berikutnya.

Konflik antara keduanya pun terus berlangsung, hingga akhirnya Enishi menculik Kamiya Kaoru (Emi Takei). Kenshin pun berusaha menyelamatkan Kaoru dengan berusaha menerobos markas Enishi dengan bantuan beberapa orang.

Ada sedikit kejutan di mana Seta Sōjirō (Ryūnosuke Kamiki) tiba-tiba muncul dan membantu Kenshin. Pertarungan akhir pun terjadi antara Kenshin melawan Enishi secara sengit.

Kenshin bahkan membiarkan dirinya ditikam oleh Enishi dan meminta maaf atas kematian Tomoe. Pada akhinrya, Enishi masuk penjara dan mendapatkan diary dari kakaknya, membuatnya memahami apa yang dirasakan kakaknya.

Setelah Menonton Rurouni Kenshin: The Final

Dibandingkan dengan tiga film sebelumnya, rasanya film ini masih berada di bawahnya. Alur ceritanya sedikit dragging dan terlalu banyak adegan flashback yang diulang-ulang sehingga terasa sedikit membosankan.

Adegan action-nya, terutama adegan Enishi di kereta api, memiliki koreografi yang keren dan menjadi salah satu favorit Penulis. Pertarungan terakhir antara Kenshin dan Enishi juga keren.

Penulis agak merasa ganjil dengan kemunculan Sōjirō di film ini. Penulis menyukai karakternya dari dulu, tapi rasanya kemunculannya di sini agak sedikit dipaksakan.

Ketika mengecek rating-nya di IMDb, film ini memiliki nilai paling rendah jika dibandinkan empat film lainnya, yakni 7.2. Mungkin, The Final sedikit terbanting dari film-film sebelumnya.

Terlepas dari kekuarangan dan sedikit rasa tidak puas, Penulis cukup menikmati film ini. The Final masih menjadi adaptasi anime yang sangat layak untuk ditonton.


Lawang, 9 Agustus 2021, terinspirasi setelah menonton Rurouni Kenshin: The Final

Foto: Polygon

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Batalkan balasan

Fanandi's Choice

Exit mobile version