Musik

Linkin Park dan Minutes to Midnight

Published

on

Empat tahun semenjak rilisnya album Meteora, barulah Linkin Park merilis album ketiga mereka, Minutes to Midnight. Untuk sebuah band, jangka waktu tersebut cukup lah panjang.

Dalam periode tersebut Linkin Park memiliki beberapa proyek lain seperti album kolaborasi dengan Jay Z berjudul Collision Course yang rilis pada tahun 2006Mike Shinoda juga memiliki band sampingan bernama Fort Minor.

Walaupun begitu, fans menginginkan sebuah album baru dari band ini dan Linkin Park menjawabnya dengan album ini.

Awal Mula Perubahan

Seperti yang sudah Penulis singgung pada tulisan sebelumnya, album memiliki perbedaan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan dua album sebelumnya.

Sudah tidak ada lagi lagu-lagu sejenis Papercut ataupun Somewhere I Belong. Sebagai gantinya, album ini mengusung genre alternative rock dan alternative metal.

Hal ini terlihat dari tidak adanya lagu “paket lengkap” seperti di album-album sebelumnya. Mike hanya melakukan rap di dua lagu, yakni Bleed It Out dan Hands Held High.

Selain itu, permainan DJ dari Mr. Han juga jauh berkurang. Tidak terdengar lagi gesekan turntable yang sangat Penulis sukai dari lagu-lagu Linkin Park yang lama (ada sedikit di lagu What I’ve Done).

Oleh karena itu, sebenarnya album ini merupakan album yang kurang Penulis sukai.

Lagu-Lagu Minutes to Midnight

Meskipun kurang suka, Penulis tetap mendengarkan lagu-lagu yang ada di dalamnya. Lagu pertama yang ada di dalam album ini adalah Wake yang berperan sebagai intro.

Berbeda dengan lagu Foreword yang tidak terdengar seperti lagu, lagu ini memiliki instrumen rock yang lumayan catchy di telinga. Album langsung disambung dengan lagu Given Up.

Bisa dibilang, lagu ini terdengar sangat keras. Apalagi, Chester melakukan screaming yang cukup panjang sebelum reff terakhir. Tidak ada lagu semacam ini di album-album sebelumnya.

Selanjutnya ada lagu Leave Out All the Rest yang video klipnya cukup keren, di mana para personelnya digambarkan sedang melakukan perjalanan ke matahari. Liriknya juga begitu kuat dan penuh makna.

Berbeda dengan lagu sebelumnya, lagu ini terdengar lebih lembut. Vokal Chester yang biasanya berteriak sama sekali tidak muncul. Di lagu-lagu selanjutnya, Chester akan lebih banyak bernyanyi seperti ini.

Lagu Bleed It Out merupakan satu-satunya lagu dari album ini yang masih bertahan di top playlist Penulis. Selain karena ada rap dari Mike, Chester juga melakukan screaming lagi. Lagunya juga tergolong pendek, di bawah tiga menit.

Album berlanjut dengan lagu Shadow of the Day yang sarat akan makna perdamaian. Sama seperti lagu From the Inside dari album Meteora, lagu ini juga memiliki video klip dengan tema pertikaian antara sipil dan militer/kepolisian.

Penulis pernah membaca, lagu ini memiliki makna bahwa peperangan yang terjadi di segala penjuru dunia membuat kita bisa tidak melihat lagi hari esok. Ancaman bom nuklir yang bisa meledak pada tengah malam benar-benar nyata.

Pemilihan nama untuk album ini kalau tidak salah juga memiliki alasan yang sama. Lagu ini menjadi salah satu favorit Penulis dari album ini.

Di antara semua track yang ada di dalam album ini, yang paling terkenal tentu saja What I’ve Done. Bagaimana tidak, lagu ini menjadi soundtrack film Transformers.

Video klip ini menampilkan cuplikan-cuplikan permasalahan global yang, anehnya, masih terjadi hingga hari ini. Bahkan, bisa lebih buruk dibandingkan ketika lagu ini rilis.

Meskipun termasuk lagu Linkin Park pertama yang didengarkan, Penulis tidak terlalu menyukai lagu ini. Kurang cocok dengan selera musik Penulis.

Perdamaian juga menjadi tema utama dari lagu Hands Held High. Melalui lagu ini, Linkin Park mengkritik invasi Amerika Serikat ke negara lain. Hal ini bisa dilihat dari liriknya.

Lagu No More Sorrow merupakan lagu keras lainnya di album ini selain Given Up dan Bleed It Out. Lagu ini juga termasuk lagu yang sering dimainkan ketika band ini melakukan konser.

Selanjutnya ada lagu Valentine’s Day yang terdengar cukup pop. Lalu ada In Between yang menjadi debut pertama Mike menjadi vokalis utama untuk band ini (bukan sebagai rapper).

Banyak fans yang kurang menyukai lagu ini, walaupun Penulis lumayan menyukainya. Mungkin karena itu, Mike tidak pernah menjadi vokalis utama lagi hingga album One More Light rilis.

Dua lagu terakhir di album ini adalah In Pieces dan The Little Things Give You Away yang menjadi salah satu lagu terpanjang Linkin Park dengan durasi lebih dari enam menit.

Penutup

FYI, album Minutes to Midnight menjadi album pertama Linkin Park yang menggunakan kata-kata kotor. Album ini juga menjadi satu-satunya album yang menggunakan foto personel sebagai cover album.

Banyak eksperimen musik yang dilakukan oleh Linkin Park pada album ini. Oleh karena itu, banyak elemen baru yang dapat ditemukan pada album ini.

Album ini merupakan hasil evolusi Linkin Park yang tidak ingin terjebak di zona nyaman. Banyak sekali ciri khas mereka di dua album sebelumnya yang hilang, sehingga fans pun ada yang mengajukan protes.

Evolusi ini terus dilakukan hingga kita bisa melihat perbedaan dari album ke album. Apalagi, evolusi dari album ini ke album selanjutnya bisa dibilang mengalami perubahan yang cukup drastis.

Album Selanjutnya, A Thousand Suns. Stay tuned!

Kebayoran Lama, 14 Maret 2020, terinspirasi karena ingin menulis serial artikel tentang Linkin Park

Foto: Amazon

Fanandi's Choice

Exit mobile version