Olahraga
Badai Cedera Manchester United yang Tak Kunjung Berlalu
Merasa frustasi karena melihat Manchester United (MU) sudah menjadi hal yang biasa bagi para penggemarnya. Namun, melihat MU begitu kesulitan melawan sebuah klub dari EFL Championship merupakan another level of pain.
Dalam laga semifinal FA Cup yang berlangsung kemarin malam (21/4), sebenarnya MU cukup diuntungkan karena tidak langsung berhadapan dengan Chelsea ataupun Manchester City. Lawan MU cukup mudah, yakni Coventry City.
Walaupun sebenarnya tidak terlalu kaget jika MU melawak, Penulis tidak menyangka kalau mereka benar-benar terlihat memalukan ketika berhadapan dengan tim yang berada di peringkat 8 EFL Championship.
Meskipun lolos ke final, Penulis merasa malu sebagai penggemar. Namun, di sisi lain, Penulis berusaha mewajarkan hal tersebut mengingat MU sedang diterpa badai cedera yang begitu mengerikan.
Jalan Pertandingan Manchester United vs Coventry City
Sejak awal pertandingan, MU sebenarnya terlihat cukup mendominasi lawannya. Di babak pertama, MU telah unggul 2-0 lewat gol Scott McTominay dan Harry Maguire. Di menit 58, MU memperlebar jarak melalui sontekan Bruno Fernandes.
Sampai menit ke-70, Penulis mengira kalau posisi MU sudah cukup aman untuk mengunci tempat di babak final. Masa iya melawan tim sekelas Coventry City bisa di-comeback dalam waktu 20 menit. Penulis lupa, yang sedang Penulis lihat adalah MU.
Seperti yang sudah pernah Penulis bahas dalam tulisan “Biasakan Nonton MU Sampai Habis, LOL,” Penulis sudah mengutarakan kalau sekarang injury time adalah momen yang mengerikan bagi penggemar MU, berbeda dengan era Fergie ketika injury time menjadi hal yang menakutkan bagi lawan MU.
Hanya dalam rentang waktu 8 menit, Coventry City berhasil mengejar ketertinggalan lewat gol Ellis Simms dan Callum O’Hare, nama-nama yang jelas belum pernah Penulis dengar sebelumnya. Sejak itu, Penulis benar-benar cemas hingga rasanya ingin berhenti menonton pertandingan.
Benar saja, pada injury time, Coventry berhasil mendapatkan penalti setelah Aaron Wan-Bissaka melakukan handball di kotak terlarang. Haji Wright berhasil mengeksekusinya dengan baik dan memaksa MU bermain di babak tambahan waktu.
Mental Penulis terasa benar-benar hancur ketika Victor Torp mencetak gol pada menit 120+3 memanfaatkan counter attack. Untungnya, gol tersebut dianulir melalui VAR karena berbau offside. Pertandingan pun dilanjutkan ke babak adu penalti.
Sekali lagi, mental Penulis dibuat anjlok karena Casemiro sebagai penendang pertama MU gagal mencetak gol. Bau-bau kekalahan pun semakin tercium. Untungnya, Andre Onana juga berhasil menepis tendangan Callum O’Hare dengan sangat baik.
Penulis mulai bisa bernapas lega ketika tendangan Ben Sheaf tidak menemui titik sasaran. Rasmun Hojlund sebagai penentu berhasil melaksanakan tugasnya dengan baik dan membawa MU berhasil lolos ke final FA Cup untuk yang kedua kalinya secara berturut-turut.
Di babak final, MU akan menghadapi Manchester City yang sebelumnya berhasil mengalahkan Chelsea juga melalui babak adu penalti. Ini akan menjadi ulangan final musim 2022/2023, di mana City berhasil keluar menjadi juara dan mengunci treble winners di musim tersebut.
Tentu Penulis merasa was-was karena mau tidak mau harus diakui kalau klub tetangga tersebut lebih superior dibandingkan MU. Melawan City yang Coventry saja kesulitan, apalagi yang Manchester? Apalagi, MU seolah sedang “dikutuk” karena banyaknya pemain yang cedera.
Manchester United Seolah Dikutuk dengan Badai Cedera
Alasan selalu bisa dicari-cari, termasuk mengapa MU bisa terlihat kewalahan ketika menghadapi tim sekelas Coventry City. Seperti sebelumnya, alasan yang paling mudah adalah banyaknya pemain MU yang cedera dan tidak bisa dimainkan.
Hal ini bisa dilihat dari line up kemarin, di mana Casemiro sampai dipasang menjadi bek karena setidaknya ada 5 bek MU yang cedera, yakni Lisandro Martinez, Victor Lindelof, Raphael Varane, Jonny Evans, hingga bek muda Willy Kambwala.
Jangan lupa, dua bek kiri MU yakni Luke Shaw dan Tyrell Malacia (yang tak pernah kelihatan hingga penggemar mencurigai kalau ia telah “meninggal”) juga sudah lama cedera, hingga MU harus menggunakan Wan-Bissaka untuk mengisi posisi tersebut.
Di posisi gelandang ada Mason Mount dan Sofyan Amrabat yang juga cedera. Di posisi striker, Anthony Martial juga tak terlihat fit untuk dimainkan, walaupun para penggemar pun tak terlalu mengharapkan keberadaannya.
Entah mengapa klub ini seperti dikutuk dengan jumlah cedera yang begitu banyak di musim ini dengan lebih dari 60 kasus cedera yang berbeda. Praktis, hanya tersisa Antony, Christian Eriksen, Amad Dialo, dan kiper Altay Bayindir di bangku cadangan yang berasal dari skuad senior.
Apalagi, di pertandingan kemarin Marcus Rashford dan Scott McTominay juga terlihat harus meninggalkan lapangan karena mengalami cedera. Seumur hidup menjadi penggemar MU, baru kali ini Penulis melihat tim ini dihantam badai cedera yang begitu masif.
Jika tidak ada pemain yang sembuh, maka di pertandingan selanjutnya kemungkinan besar MU akan menggunakan susunan pemain: Onana; Dalot, Casemiro, Maguire, Wan-Bissaka; Eriksen, Mainoo; Antony, Fernandes, Garnacho; Hojlund.
Bisa dilihat, pemain MU benar-benar habis! Jika prediksi formasi tersebut benar, maka bisa dipastikan kalau di pertandingan selanjutnya pemain cadangan MU akan diambil dari pemain akademi seperti yang sudah terjadi pada pertandingan kemarin.
Tim medis yang dimiliki MU pun sampai dipertanyakan oleh penggemar. Mengapa bisa para pemain begitu mudah cedera? Apalagi, tak jarang cedera tersebut berlangsung untuk jangka waktu yang sangat panjang. Lihat saja kasus Malacia yang tak terlihat rimbanya.
Di tengah badai cedera ini, Penulis masih bisa sedikit bersimpati kepada Erik ten Hag selaku pelatih. Rasanya siapapun pelatihnya, kalau dihadapkan situasi sulit seperti sekarang, tentu saja akan sulit untuk meraih hasil yang maksimal.
Namun, keputusan-keputusan ten Hag di lapangan sendiri kadang menimbulkan pertanyaan. Keputusannya untuk menarik Garnacho dan Mainoo di pertandingan kemarin dianggap blunder, apalagi ternyata Rashford dan McTominay alami cedera.
Entah sampai kapan badai cedera ini akan berlalu. Meskipun kembalinya semua pemain tidak menjamin akan membuat permainan MU membaik, setidaknya ten Hag jadi memiliki lebih banyak opsi dalam menjalankan strateginya.
Lawang, 22 April 2024, terinspirasi setelah merasa malu dengan pertandingan yang dijalani MU ketika berhadapan dengan Coventry City di semifinal FA Cup
Foto Featured Image: Detik
You must be logged in to post a comment Login