Pengalaman
Saya dan Big Bad Wolf (Bagian 1)
Sempat ragu karena merebaknya virus Corona, Penulis akhirnya memutuskan untuk tetap pergi ke pameran buku internasional terbesar se-Indonesia, Big Bad Wolf (BBW).
Ini adalah kali keempat bagi Penulis datang ke ajang tersebut. Selain tahun 2018, Penulis selalu datang sejak tahun 2016. Dua kali di Surabaya, dua kali di Jakarta Tangerang.
Dari empat kesempatan tersebut, empat-empatnya Penulis mengalami kekhilafan dalam membeli buku impor dengan harga miring. Sebenarnya memang masih mahal, tapi jika dibandingkan harga aslinya menjadi sangat murah.
Karena sudah sering, Penulis ingin berbagi sedikit pengalaman pribadi ketika berkunjung ke kandang serigala tersebut.
Pengalaman Pertama (Surabaya, 2016)
Penulis mengetahui Big Bad Wolf pertama kali ketika diadakan di Surabaya, yang notabene dekat dengan rumah. Sayangnya, Penulis tidak ingat darimana Penulis mengetahui adanya ajang ini.
BBW Surabaya diadakan di JX International. Ketika pertama kali sampai di lokasi, Penulis merasa sedang berada di surga dunia. Sepanjang mata memandang, Penulis hanya bisa menemukan tumpukan buku.
Ingin rasanya berenang di antara buku-buku layaknya Paman Gober menyelami uang-uangnya. Namun mengingat buku termasuk keras dan Penulis tidak bisa berenang, impian tersebut segera dikubur dalam-dalam.
Pada edisi perdana ini, Penulis tidak terlalu banyak membeli karena waktu itu masih berstatus mahasiswa. Tak heran jika waktu itu Penulis lebih banyak menghabiskan waktu untuk memilah mana yang pada akhirnya akan dibeli.
Hanya ada empat buku impor yang Penulis beli pada waktu itu:
- Steve Jobs: The Genius Who Changed Our World
- Garfield’s Finest Sunday
- How to Change the World With a Ball of String
- Discover the Mega World
Buku 1 merupakan semacam kompilasi dari majalah TIME yang membahas tentang Steve Jobs. Penulis ingat ketika membaca buku ini, Penulis mencatat kosa kata yang tidak dimengerti walau pada akhirnya berhenti karena merasa capek sendiri.
Buku 2 merupakan komik Garfield yang dibeli karena ingin tahu seberapa lucu kocheng oren yang satu ini. Buku 3 membahas sejarah dunia secara singkat dan buku 4 berisikan trivia mengenai fakta-fakta menarik di dunia.
Berbeda dengan edisi-edisi kunjugan ke BBW selanjutnya, Penulis berhasil menamatkan semua buku yang dibelinya.
Pengalaman Kedua (Surabaya, 2017)
Pada tahun 2017, Penulis sampai dua kali datang ke BBW. Pertama bersama ayah dan teman, yang kedua bersama para pejuang IELTS dari Kampung Inggris.
Pada edisi pertama, Penulis memborong berbagai buku yang berkaitan dengan Steve Jobs dan Apple. Kalau tidak salah, buku-buku yang dibeli antara lain:
- Becoming Steve Jobs
- Steve Jobs: Insanely Great
- Steve Jobs: The Man Who Thought Different
- The Apple Revolution
- iWoz
Di antara semua itu, yang baru habis dibaca baru nomor 2 (karena berbentuk komik) dan 3 (karena diperuntukkan untuk anak-anak). Buku 5 merupakan biografi dari Steve Wozniak, pendiri Apple lainnya.
Pada kesempatan kedua bersama teman-teman dari Kampung Inggris, Penulis kembali khilaf dengan membeli buku-buku lagi (dan ada yang tentang Steve Jobs lagi):
- The Computer
- The Time Concise History of the World
- Steve Jobs
- Cosmic Menagrie
- Demokrasi
- Tinggal dan Bekerja di Prancis
- Tinggal dan Bekerja di Selandia Baru
Buku 1 sudah tandas dengan cepat karena membahas sejarah perkembangan komputer dan dilengkapi dengan ilustrasi menarik. Buku 2 besarnya bukan main dan membahas sejarah dunia dengan cukup detail.
Buku 3, merupakan buku biografi Steve Jobs yang ditulis oleh Walter Isaacson. Artinya, Penulis memiliki dua versi dari buku tersebut. Penulis memang membelinya dengan tujuan koleksi, bukan untuk dibaca.
Buku 4 dibeli karena isinya yang penuh dengan gambar luar angkasa. Buku 5 merupakan buku terjemahan yang membahas demokrasi, dan Penulis cukup menikmatinya.
Buku 6 dan 7 Penulis beli karena sudah memiliki buku Tinggal dan Bekerja di Kanada, sehingga merasa ingin membelinya untuk melengkapi koleksi.
Jika di total, tahun inilah Penulis paling banyak membeli buku di Big Bad Wolf.
Absen di Tahun 2018
Tahun 2018 merupakan tahun yang sangat bermakna bagi Penulis. Gagal mendapatkan beasiswa hingga empat kali berturut-turut, menjadi volunteer Asian Games, hingga pada akhirnya mendapatkan pekerjaan di Jakarta.
Big Bad Wolf di Surabaya biasanya diadakan pada bulan Oktober atau November. Pada waktu itu, Penulis telah berada di Jakarta sehingga harus absen pada tahun 2018.
Untungnya, hal tersebut terobati pada tahun berikutnya, ketika untuk pertama kalinya Penulis datang ke ajang Big Bad Wolf di Jakarta Tangerang! Bagaimana ceritanya? Tunggu di tulisan selanjutnya!
Kebayoran Lama, 8 Maret 2020, terinspirasi dari banyaknya pengalaman ke ajang Big Bad Wolf
Foto: Provoke! Online