Pengalaman

Pengalaman Melamar Kerja di Mainspring Technology

Published

on

Dulu, penulis berjanji dengan dirinya sendiri untuk menulis pengalamannya melamar kerja di Mainspring Technology ketika sudah genap satu tahun bekerja di sana.

Tanggal 17 Oktober 2019 kemarin adalah harinya, meskipun harus mendapat kado pahit karena salah satu teman kantor harus resign di hari yang sama.

Oleh karena itu, silakan dibaca bagaimana pengalaman penulis melamar kerja di kantor ini dan diterima.

Kenapa Melamar Kerja di Mainspring Technology?

Seperti yang sudah pernah penulis singgung pada artikel-artikel sebelumnya, penulis memutuskan untuk tetap tinggal di Jakarta setelah menyelesaikan tugasnya sebagai volunteer Asian Games 2018. Penulis ingin mencoba peruntungan di ibu kota ini.

Oleh karena itu, dengan menumpang rumah tante penulis memutuskan untuk menerapkan metode brute force dalam mencari pekerjaan. Tak memandang apa perusahaannya, penulis lamar.

Ada beberapa bidang yang penulis masuki, seperti content writer, social media specialist, editor, hingga marketing communication. Dengan pengalaman kerja formal yang minim, penulis nekat untuk mencoba.

Salah satu yang penulis coba adalah Mainspring Technology sebagai content writer. Ketika penulis membaca deskripsi pekerjaannya, ternyata perusahaan ini yang memiliki situs jalantikus.com.

Penulis sudah tahu situs tersebut sejak zaman kuliah, ketika dirinya pernah diajak untuk membuat startup di bidang media juga. Sayang, startup tersebut hanya bertahan satu tahun.

Panggilan Wawancara Pertama

Penulis baru mendapatkan undangan untuk melakukan tes dan wawancara di Gandaria 8 Office Tower pada tanggal 24 September 2018.

Untungnya, sebelumnya penulis sudah pernah ke Gandaria City untuk menghadiri acara pameran pendidikan, sehingga tidak menemukan kendala mencari lokasi.

Penulis tentu menyiapkan berkas-berkas yang dibutuhkan, seperti CV dan fotokopi ijazah. Penulis juga mencantumkan beberapa portfolio tulisan penulis di Whathefan.

Di sana, penulis diminta untuk datang ke lantai 9. Setelah menunggu beberapa lama, penulis mengerjakan tes IQ yang sudah sering penulis temui bersama beberapa orang yang juga melamar dengan jenis lowongan yang berbeda.

Setelah itu, penulis dipanggil untuk melakukan wawancara bersama dua orang HRD, yakni Iqbal dan Tya. Penulis ditanya beberapa macam pertanyaan, mulai pengetahuannya tentang teknologi hingga gawai yang digunakan.

Selepas proses wawancara, penulis diberitahu untuk menunggu kabar selanjutnya jika memang lolos akan mendapatkan panggilan lagi untuk wawancara. Penulis juga mendapatkan tugas untuk mengerjakan artikel seputar teknologi.

(Ketika penulis sudah masuk kerja, kak Tya bercerita bahwa sebenarnya dirinya tidak ingin meloloskan penulis karena dianggap minim pengalaman. Tapi, mas Iqbal mengatakan ia ingin mencoba meloloskan karena blog Whathefan yang penulis miliki!)

Panggilan Wawancara Kedua

Karena tak kunjung mendapatkan panggilan lagi, penulis mulai merasa frustasi. Apalagi, sudah satu bulan penulis menumpang di rumah tante sehingga merasa tidak enak.

Bahkan, di awal bulan Oktober penulis sempat berpikir untuk pulang terlebih dahulu hingga mulai mencari tiket pesawat. Untungnya, penulis mendapatkan panggilan wawancara di Penerbit Bestari pada tanggal 4 Oktober2018.

Kenapa untung? Karena seandainya penulis tidak mendapatkan panggilan tersebut, kemungkinan penulis sudah membeli tiket pulang ke Malang dan melewatkan panggilan wawancara kedua di Mainspring Technology pada tanggal 5 Oktober 2018.

(Tuhan memang selalu memiki cara untuk menunjukkan jalan)

Berbeda dengan wawancara pertama, kali ini penulis melakukan wawancara di lantai 22. Di sana, penulis bertemu dengan seorang HRD (yang kelak penulis kenal dengan nama Icut) dan disuruh menunggu.

Ketika menunggu waktu giliran wawancara, penulis melihat sekelompok orang masuk ke dalam ruangan kantor. Kelak, penulis mengetahui bahwa mereka lah calon teman kerja penulis.

Di antara mereka, ada satu yang mencolok karena rambutnya yang berwarna dan menggunakan jaket bermotif rubik. Feeling penulis berkata bahwa ia yang paling senior. Benar saja, ternyata penulis diwawancarai olehnya.

Namanya adalah Epihead of content kalau tidak salah waktu itu. Penulis pun melakukan wawancara seperti biasa. Salah satu pertanyaan yang penulis ingat adalah apa yang bisa penulis berikan untuk perusahaan ini.

Kalau tak salah ingat, penulis mengatakan bahwa dirinya ingin memberikan sentuhan yang lebih humanis kepada artikel-artikel di JalanTikus. Bukan sekadar teknologi sebagai benda mati, melainkan tangan-tangan dan sejarah yang ada di baliknya.

(Mungkin, karena itu artikel-artikel penulis di JalanTikus banyak yang bersentuhan dengan sisi manusianya)

Epi juga mendiskusikan beberapa artikel Whathefan yang penulis jadikan portfolio. Dari obrolan tersebut, penulis mengetahui bahwa Epi juga gemar membaca buku.

Setelah itu, penulis melakukan wawancara dengan Kak Ratna, yang waktu menjabat sebagai head of digital strategy kalau tidak salah.  Proses wawancara pun berjalan lancar.

Kedua orang yang mewawancarai penulis ini sama-sama berkata oke, yang menimbulkan sedikit rasa aman untuk dipanggil pada wawancara terakhir, dengan CEO dari perusahaan ini.

Panggilan Wawancara Terakhir

Wawancara terakhir dilakukan pada tanggal 13 Oktober 2018 di tempat yang sama. Kali ini, penulis harus berhadapan den CEO dari Mainspring Technology, Weihan Liew.

Pada wawancara kedua, penulis telah diberitahu untuk bersiap-siap wawancara dengan menggunakan bahasa Inggris. Penulis pun sedikit gugup, meskipun memiliki pengalaman belajar di Kampung Inggris.

Penulis pun datang ke gedung pada jam 12 siang. Di sana, penulis juga bertemu dengan kandidat lain untuk videografer. Kelak, penulis tahu ia bernama Tania.

Berbeda dengan wawancara sebelumnya, pada wawancara ini penulis diberikan pertanyaan-pertanyaan logika. Total ada tiga pertanyaan, yang alhamdulillah berhasil penulis jawab semua meskipun sempat tersendat di pertanyaan kedua.

Setelah menjawab pertanyaan terakhir, sang CEO mengajukan pertanyaan-pertanyaan teknis seperti harapan gaji. Lalu, ia pun langsung mengatakan WELCOME yang artinya penulis diterima di perusahaan ini!

Sebelum pulang, penulis diminta untuk menunggu sebentar untuk membicarakan teknis masuknya. Oleh mas Iqbal diberitahu bahwa penulis harus masuk kantor pada tanggal 17 Oktober 2018, tidak bisa menuruti permintaan penulis yang meminta masuk tanggal 25.

Kami juga membicarakan perihal gaji, dan ternyata penulis mendapatkan nominal di atas keinginan penulis. Setelah itu, penulis memberitahukan kabar bahagia ini kepada keluarga.

Setelah makan di The People’s Cafe, penulis memutuskan untuk pulang ke Malang malam itu juga sebelum membuka lembaran hidupnya yang baru di ibu kota.

Bagaimana Sekarang?

Penulis yakin di setiap tempat kerja, pasti ada suka dukanya. Begitupun di kantor penulis. Akan tetapi, penulis berusaha untuk lebih melihat sisi positifnya saja.

Di kantor ini, penulis mendapatkan banyak pelajaran baru. Tidak hanya dari segi teknis pekerjaan, tapi juga dari sisi kehidupan yang belum pernah penulis saksikan sebelumnya.

Penulis juga bertemu dengan banyak teman baru di kantor dengan beragam karakter. Penulis menikmati hubungan dengan mereka semua, mungkin kecuali dengan satu orang (you know who, guys).

Adapun sisi negatifnya, kebanyakan berasal dari diri penulis sendiri. Mungkin, minimnya pengalaman jauh dari rumah yang memengaruhi hal tersebut. Ketika ada teman resign juga menimbulkan duka tersendiri.

Sampai kapan penulis akan berada di perusahaan ini? Penulis pun belum tahu. Yang jelas, penulis akan berusaha untuk terus memberikan yang terbaik hingga waktu untuk pergi telah tiba.

 

 

Kebayoran Lama, 20 Oktober 2019, terinspirasi setelah bekerja di Mainspring Technology selama satu tahun

Fanandi's Choice

Exit mobile version