Pengalaman

SWI Mengajar 2.0

Published

on

Dalam beberapa tulisan, Penulis menyebutkan salah satu passion-nya adalah mengajar. Karena itulah Penulis pernah berburu beasiswa S2 ke luar negeri agar bisa menjadi seorang dosen.

Selain itu ketika masih menjadi ketua Karang Taruna, Penulis memiliki program kerja (proker) bernama SWI Mengajar yang namanya memang terinspirasi dari Indonesia Mengajar.

Di bawah kepengurusan yang baru, proker ini sempat terhenti karena beberapa alasan. Nah, mumpung sedang berada di Malang untuk jangka waktu yang belum ditentukan, Penulis mengusulkan SWI Mengajar 2.0. Apa itu?

Konsep SWI Mengajar 2.0

SWI Mengajar 1.0

Pada SWI Mengajar edisi lama, anggota akan berkumpul di satu tempat untuk mengerjakan tugasnya masing-masing. Nanti akan ada anggota yang saling membantu.

Untuk yang tidak memiliki tugas, biasanya Penulis akan mengajar Bahasa Inggris. Walaupun tidak punya sertifikasi, setidaknya Penulis pernah belajar di Kampung Inggris.

Nah, di SWI Mengajar 2.0 ini konsepnya sedikit berbeda. Anggota tidak lagi membawa tugas sekolahnya, melainkan mempelajari sesuatu yang tidak diajarkan di sekolah.

Di sini, anggota divisi internal Karang Taruna akan mengusulkan ide-ide materi. Nanti usulan-usulan ini akan diberikan kepada Penulis (dan satu rekannya) sebagai “tutor” agar dipilih untuk menjadi topik minggu ini.

Pelaksanaannya sendiri setiap hari Rabu, dua minggu sekali. Kenapa tidak setiap minggu? Takutnya anggota akan menjadi cepat bosan dan ujung-ujungnya pesertanya menjadi sedikit.

Materi-Materi yang Sudah Diajarkan

Sampai saat ini, sudah ada 3 pertemuan SWI Mengajar 2.0, yakni Public Speaking, Microsoft Word dan Penggunaan Font, serta Microsoft Excel.

Jumlah anggota yang ikut pun lumayan banyak, termasuk anggota Karang Taruna Junior yang sedang dipersiapkan menjadi anggota penerus kakak-kakaknya.

Selain itu, ada hari spesial di mana Penulis membuat semacam kuis edukasi. Untuk edisi pertama, Penulis mengangkat tema geografi.

Game Edukasi

Jimmy Kimmel Live! (via Bored Panda)

Pemilihan topik ini terinspirasi dari acara talkshownya Jimmy Kimmel, di mana warga Amerika Serikat dipilih secara acak untuk ditunjukkan sebuah peta buta dunia. Mereka harus bisa menunjuk suatu negara secara bebas.

Hasilnya? Banyak di antara mereka yang gagal menunjukkan satu negara pun! Tidak ingin ini terjadi kepada adik-adiknya, Penulis pun ingin memberikan edukasi umum terhadap topik ini.

Game dimainkan secara tim dan dibagi menjadi dua babak. Tim yang mengumpulkan poin tertinggi akan keluar menjadi pemenang.

Babak pertama adalah pertanyaan-pertanyaan seputar Geografi yang dibagi menjadi 3 level, yakni easy, medium, dan hard. Semakin susah, semakin besar nilai yang akan didapatkan.

Tampilan Game Babak Kedua

Babak kedua, di layar proyektor akan muncul 25 kotak yang dibagi menjadi 5 kolom. Setiap kolom mewakili benua yang ada di dunia. Masing-masing kolom juga menunjukkan angka 10, 20, 30, 40, 50.

Di balik kotak tersebut terdapat negara dalam bentuk peta buta beserta pilihan jawabannya. Angka yang ada di kotak menunjukkan tingkat kesulitan. Semakin tinggi, semakin susah.

Tim dengan poin tertinggi di babak pertama berhak memilih duluan secara bebas. Jika bisa menebak dengan benar, tim akan mendapatkan angka yang tertera di kotak. Jika salah, poin tim akan dikurangi 10.

Contoh Bentuk Negara yang Harus Ditebak

Karena tim berjumlah 3, maka pertanyaan terakhir (ke-25) menjadi rebutan. Siapapun boleh mempertaruhkan poin yang sudah dikumpulkan. Tim yang mempertaruhkan nilai paling tinggilah yang akan mendapatkan kesempatan untuk menjawab.

Jika benar, poin yang dipertaruhkan akan ditambahkan, sedangkan jika salah poin akan dikurangi. Karena sistem ini, tim yang awalnya berada di peringkat terakhir berhasil memenangkan kuis ini karena keberaniannya mempertaruhkan semua poinnya.

Setelah game, ada semacam selebrasi kecil-kecilan dan masing-masing tim mendapatkan hadiah yang nilainya tidak seberapa. 

Penutup

Salah satu amal jariyah dalam Islam adalah ilmu yang bermanfaat. Karena itulah Penulis sangat senang jika bisa berbagi ilmunya kepada siapapun.

SWI Mengajar 2.0 ini adalah wadah untuk Penulis berbagi ilmunya. Pengemasannya harus menarik agar tidak membosankan. Topik yang dihadirkan pun harus bervariasi.

Selama Penulis di Malang, semoga proker ini bisa terus terlaksana secara rutin dan bisa bermanfaat untuk adik-adik Karang Tarunanya.

 

 

Lawang, 26 November 2020, terinspirasi dari proker SWI Mengajar 2.0 yang tengah dijalankan

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Batalkan balasan

Fanandi's Choice

Exit mobile version