Pengembangan Diri
Mengapa Kita Harus Gemar Membaca?
Penulis tak pernah mengingkari bahwa dirinya adalah seorang kutu buku yang betah membaca selama berjam-jam, terutama jika bertemu dengan buku yang cocok.
Sejak kecil, penulis sudah gemar membaca buku-buku ilmu pengetahuan seperti seri Aku Ingin Tahu dan komik biografi tokoh-tokoh terkenal. Penulis juga suka membaca buku-buku tentang luar angkasa dan bumi, termasuk atlas dan menghafal ibukota negara.
Karena merasa mendapatkan banyak manfaat, penulis pun mendorong orang-orang di sekitar penulis untuk rajin membaca. Tak apa mulai dari yang ringan-ringan, asalkan mulai membiasakan diri untuk membaca.
Untuk lebih menyemangati para pembaca untuk membiasakan budaya membaca, penulis akan memberikan setidaknya lima manfaat yang didapat dengan membaca. Semua manfaat ini sudah penulis alami sendiri.
- Memperluas Cakrawala Pengetahuan Kita
Apakah semua buku bisa menambah wawasan kita sebagai pembaca? Penulis rasa hampir semua genre buku memberikan manfaat dengan cara yang berbeda-beda.
Ambil contoh novel. Setidaknya, kita bisa mempelajari bagaimana penulisan cerita, pembuatan karakter tokoh dan menyusun alur cerita dari novel yang kita baca.
Penulis banyak mempelajari gaya penulisan penulis lain sebelum menulis novel karangan sendiri (Leon dan Kenji dan Distopia Bagi Kia). Inspirasi juga bisa datang dari novel-novel tersebut.
Bagaimana dengan buku non-fiksi? Jangan ditanya. Buku pengembangan diri, motivasi, hingga sejarah selalu memiliki poin-poin yang akan menambah pengetahuan kita.
Dengan luasnya wawasan, kita pun menjadi punya topik pembicaraan untuk didiskusikan dengan orang lain.
- Pemanfaatan Waktu yang Lebih Baik
Daripada scroll media sosial (medsos) terus menerus padahal sudah merasa bosan, mengapa tidak mengalokasikannya untuk membaca buku?
Sesekali memang perlu melihat apa yang sedang ramai dibicarakan, dan medsos menyedikan informasi tersebut. Akan tetapi, coba dibandingkan, lebih banyak mana yang kita lihat ketika sedang berselancar di dunia nyata? Informasi penting atau receh?
Membaca buku penulis anggap sebagai aktivitas produktif dengan alasan-alasan yang penulis bahas di sini. Kecuali kita memiliki aktivitas lain yang tak kalah produktif, penulis sangat menyarankan untuk banyak-banyak membaca di kala senggang.
- Meningkatkan Kemampuan Menulis
Mayoritas penulis buku kemungkinan besar juga memiliki hobi membaca. Karya orang lain yang ia baca mendorongnya untuk melakukan hal yang sama.
Contoh kecilnya, ketika anggota Gen X SWI membaca novel buatan penulis, mereka berkata jadi ingin ikut menulis cerita. Ya, walaupun nampaknya hal tersebut hanya menjadi wacana semata.
Kalau ingin melihat contoh dalam skala yang lebih besar, tengoklah para pendiri bangsa ini. Mulai Soekarno, Bung Hatta, hingga Tan Malaka merupakan kutu buku yang bisa menghasilkan banyak buku.
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, membaca dapat merangsang otak kita untuk mempelajari bagaimana cara menulis yang baik dan dapat memikat pembaca.
- Mengembangkan Daya Imajinasi
Apa perbedaan terbesar antara menonton film dan membaca buku? Orang yang menonton film akan menyaksikan imajinasi sang sutradara, sedangkan orang yang membaca buku akan menafsirkan apa yang ia baca sesuai dengan imajinasinya.
Terbiasa berimajinasi tentu mengasah kemampuan kita melakukan hal yang sama. Lantas apa gunanya memiliki daya imajinasi yang luas?
Ia akan membuat kita menjadi insan yang kreatif. Menurut studi, imajinasi juga bisa meningkatkan kemampuan memori otak.
- Termotivasi
Ini yang paling sering penulis alami. Terkadang baru membaca judulnya saja sudah membuat penulis merasa bersemangat untuk segera melakukan hal-hal yang baik.
Motivasi dalam diri itu seperti baterai pada smartphone, ia harus dicas agar kembali terisi penuh. Salah satu caranya adalah dengan membaca buku, terutama buku yang memberi banyak hal-hal bermanfaat seperti buku-buku pengembangan diri.
Jelambar, 20 Oktober 2018, terinspirasi setelah melihat manfaat dari membaca
Photo by Christin Hume on Unsplash
You must be logged in to post a comment Login