Permainan

Koleksi Board Game Saya (Bagian 2)

Published

on

Sebelum memutuskan untuk membeli sebuah board game, Penulis biasanya akan menonton review-nya di YouTube terlebih dahulu agar memiliki gambaran seperti apa gameplay-yang dimiliki dan apakah seru untuk dimainkan bersama-sama.

Selain itu, Penulis juga akan mencobanya terlebih dahulu jika board game tersebut memiliki versi digitalnya. Kalau memang seru, berarti Penulis akan bersemangat untuk segera membelinya.

Contohnya adalah board game Smallworld di mana Penulis pernah mencoba membeli gimnya di Steam. Awalnya, Penulis kira board game ini akan seru karena mirip dengan Risk yang di mana pemainnya akan saling berebut wilayah kekuasannya.

Sayangnya, ketika mencoba gimnya, keseruannya tidak terlalu terasa. Board game ini terasa cukup boring dan harus hafal kekuatan dari masing-masih rasnya. Alhasil, Penulis mengajukan refund ke Steam dan membatalkan niat membeli board game fisiknya.

Hanya saja, ternyata ada beberapa board game yang tetap nyantol setelah mencoba untuk memainkan versi digitalnya. Salah satunya akan menjadi board game termahal yang dimiliki oleh Penulis.

Hadiah Ulang Tahun: Wingspan dan Bang! Dice Game

Wingspan dan Bang! The Dice Game

Pada dasarnya, Penulis adalah penggemar gim bergenre Trading Card Game (TCG) alias permainan kartu strategi. Untuk itu, sewaktu mengetahui ada board game bernama Wingspan yang menggunakan kartu, Penulis tertarik untuk mengoleksinya.

Namun, Penulis merasa kesulitan untuk memahami gameplay-nya yang cukup kompleks. Entah berapa kali Penulis menonton videonya untuk bisa memahaminya. Board game ini memiliki engine yang bervariasi, jadi tidak sekadar mengumpulkan burung.

Penulis pada akhirnya memutuskan untuk membeli gimnya di Steam ketika sedang diskon. Berawal dari sana, Penulis baru benar-benar paham bagaimana cara bermain board game ini dan memutuskan untuk membelinya di bulan April 2022, sebagai hadiah ulang tahunnya.

Bisa dibilang, Wingspan adalah board game paling kompleks di antara koleksi Penulis. Gara-gara itu, meskipun Penulis menyukainya, board game ini termasuk yang jarang dimainkan. Teman-teman Penulis tetap lebih memilih untuk bermain Catan.

Padahal, harga board game ini juga menjadi yang paling mahal di antara koleksinya, yaitu Rp870 ribu. Penulis membelinya di Next Game Official via Tokopedia. Namun, secara kualitas barang dan kelayakan untuk dikoleksi, board game ini nomor satu.

Selain itu, di bulan yang sama Penulis juga mendapatkan kado ulang tahun dari adiknya, yaitu Bang! The Dice Game. Ini merupakan gim deduksi seperti Werewolf dengan menggunakan dadu untuk melancarkan aksi-aksinya.

Machi Koro 2 dan Dungeon Mayhem

Machi Koro 2 dan Dungeon Mayhem: Monster Madness

Menyadari kalau hampir semua teman-teman Penulis menyukai gameplay dari Catan, Penulis pun memutuskan untuk melakukan riset untuk mengetahui apakah ada board game lain yang memiliki gameplay serupa.

Hasilnya, Penulis menemukan kalau Machi Koro 2 memiliki konsep serupa di mana mengandalkan kocokan dadu untuk menghasilkan resource tertentu. Jika Catan menghasilkan kayu/bata/wol/padi/batu, maka Machi Koro 2 mengumpulkan uang.

Goals yang dimiliki kedua board game pun serupa, di mana pemain yang tercepat mencapai target tertentu akan menjadi pemenangnya. Jika Catan siapa yang duluan mendapatkan 10 poin, maka kemenangan di Machi Koro 2 adalah siapa duluan yang memiliki tiga Landmark.

Penulis membelinya di Tabletoys dengan harga Rp525 ribu di bulan Mei 2022. Selain itu, Penulis juga membeli satu board game lagi di waktu yang sama (karena waktu itu dapat THR), yaitu Dungeon Mayhem: Monster Mayhem dengan harga Rp375 ribu.

Awalnya Penulis ingin membeli board game Dungeon Mayhem yang versi aslinya, di mana hanya bisa dimainkan untuk empat orang. Bisa untuk enam orang, tapi harus beli expansion-nya. Agar praktis, Penulis memutuskan untuk membeli versi yang ini saja.

Board game ini juga menggunakan kartu sebagai pusat permainannya, di mana diceritakan ada enam monster yang saling bertarung untuk menemukan siapa yang akan menjadi last man standing. Walau unsur senggol-senggolannya kuat, board game ini juga kurang “laku”.

Tiga Board Game Terakhir dan Berhenti Beli (untuk Sementara)

Dari Kiri: Coup, Sekata, Saboteur

Bulan terakhir Penulis membeli board game adalah bulan Juli 2022. Waktu itu, Penulis membeli tiga board game sekaligus yang harganya relatif murah, yaitu Saboteur (Rp250ribu), Coup (Rp200 ribu), dan Sekata (Rp100 ribu).

Dua judul board game pertama Penulis beli karena sudah pernah memainkannya bersama Mas Pandu dan cukup menyukainya. Sedankan Sekata, merupakan board game sederhana di mana pemain harus cepat-cepatan membuat kata dari kartu-kartu yang tersedia.

Setelah membeli tiga board game tersebut, Penulis belum menambah koleksinya lagi hingga saat ini. Ada beberapa alasan yang membuat Penulis berhenti sementara, di mana salah satunya sudah merasa cukup.

Dengan begitu, dari rentang waktu Juni 2021 hingga Juli 2022 (13 bulan, di mana ada tiga bulan Penulis tidak membeli board game), Penulis telah membeli 12 board game denan total pengeluaran Rp5.950.000 (belum termasuk ongkos kirim dan Monopoly).

Ketika menyadari sudah mengeluarkan uang sebanyak ini untuk hobi barunya, Penulis jujur cukup merasa terkejut. Namun, ketika dipikir-pikir lagi, Penulis sama sekali tidak merasa rugi karena beberapa alasan dan berencana untuk menambah koleksinya lagi.

Bersambung ke Bagian 3…


Lawang, 6 November 2022, terinspirasi setelah memandangi koleksi board game-nya yang sudah lumayan banyak

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Batalkan balasan

Fanandi's Choice

Exit mobile version