Tentang Rasa

Cinta di Dalam Organisasi

Published

on

Sewaktu magang di Tangerang, penulis baru mengetahui ada peraturan tertulis bahwa pasangan suami-istri tidak boleh berada di satu divisi yang sama. Ketika itu penulis heran, mengapa harus dilarang?

Jawabannya penulis temukan ketika memimpin Karang Taruna. Memang yang namanya cinta memiliki potensi terselubung untuk menimbulkan gelombang yang dapat menggoyahkan organisasi.

Dalam bekerja, jelas kita dituntut untuk profesional. Ada masalah apapun, kita harus bisa menyelesaikan tugas-tugas kita tanpa terpengaruh masalah pribadi. Bisa dianggap, kita harus menutup mata untuk sementara terhadap masalah tersebut demi pekerjaan.

Akan tetapi, adakah manusia sempurna yang dapat bekerja dengan baik di bawah tekanan masalah pribadi? Ada yang sanggup, ada yang tidak, penulis sendiri tidak tahu mana yang lebih dominan.

Oleh karena itu kini penulis menyadari betapa pentingnya peraturan tersebut diterapkan pada beberapa perusahaan. Seandainya ada pertengkaran rumah tangga, tentu akan mempengaruhi kinerja perusahaan apabila mereka berada pada departemen yang sama.

Bagaimana jika hal tersebut terjadi di Karang Taruna? Jelas tidak mungkin terjadi, karena tidak ada anggota yang sudah menikah.

Akan tetapi, yang namanya remaja, tentu wajar jika tumbuh benih-benih cinta yang belum matang. Dalam bahasa Inggris disebut puppy love alias cinta monyet. Apakah itu juga berpotensi mengganggu stabilitas organisasi?

Jawabannya: SANGAT MEMPENGARUHI!!!

Labil (https://www.huffingtonpost.com/steve-zanella/anger-is-a-gift_b_7064520.html)

Emosi yang dimiliki oleh remajanya masih sangat labil, mudah untuk berubah-ubah. Apalagi, remaja cenderung mendramatisasi kisah asmaranya (walaupun orang dewasa pun terkadang juga melakukannya, bahkan membawa permasalahan tersebut ke televisi).

Gejala yang paling ringan adalah anggota tersebut menjadi jarang keluar untuk beberapa hari. Mereka memilih untuk mengurung diri dan meratapi nasib, menghindari pertemuan dengan (mantan) kekasih.

Yang lebih parah? Membuat kekacauan yang dapat menghancurleburkan organisasi. Apakah hal ini tidak berlebihan? Tidak, banyak cara untuk melakukannya, seperti melalaikan tanggungjawab, menghasut anggota yang lain, dan lain sebagainya. Mereka seolah ingin balas dendam, ingin semua orang merasakan penderitaannya.

Lantas bagaimana cara mencegah timbulnya benih-benih cinta tersebut? Ya susah sih emang kalau mau mencegah, toh yang namanya cinta timbul begitu saja, kadang karena terbiasa.

Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah mengurangi dampak-dampak kerusakan yang dapat terjadi jika pasangan dalam organisasi sedang bertikai satu sama lain. Kemampuan ketua dan anggota lainnya dalam mengatasi konflik sangat diperlukan di sini.

Selain itu, menjalin komunikasi dari hati ke hati juga dapat menjadi senjata yang ampuh untuk meredam ego yang mereka miliki.

 

 

Jelambar, 11 Juli 2018, terinspirasi dari banyak hal

Sumber Foto: https://www.firstmet.com/dating-blog/love-work-4-ways-to-handle-office-romance/

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Batalkan balasan

Fanandi's Choice

Exit mobile version