Sosial Budaya
Hype Konser Coldplay di Indonesia: Beneran Nge-fans atau Sekadar FOMO?
Dalam beberapa minggu terakhir, nama Coldplay kerap muncul di mana-mana, entah di dunia nyata maupun maya. Alasannya, band asal Inggris tersebut akan segera menggelar konser perdananya di Indonesia, dengan tajuk “Music of the Spheres World Tour“.
Harga tiket yang bervariasi antara 800 ribu hingga 11 juta rupiah pun dalam sekejap ludes terjual, baik oleh penonton konsernya maupun para calo online yang menggunakan bot agar mendapatkan tiket tersebut, lalu dijual kembali dengan harga yang lebih mahal.
Tingginya antusiasme masyarakat Indonesia terkait kedatangan Coldplay ke Indonesia pun menimbulkan pertanyaan di benak Penulis: Apakah mereka semua benar-benar fans Coldplay sejak lama, atau sekadar ikutan hype karena FOMO?
Pendengar Coldplay Sejak Lama
Kebetulan, Penulis adalah pendengar Coldplay waktu zaman kuliah. Penulis mendengarkan beberapa albumnya, mulai X&Y (2005), Viva la Vida or Death and All His Friends (2008), dan album Coldplay favorit Penulis, Mylo Xyloto (2011).
Penulis masih mengikuti Coldplay pada album Ghost Stories (2014) dan A Head Full of Dream (2015). Namun, setelah itu Penulis berhenti mengikuti band ini karena merasa musiknya kurang cocok dengan seleranya. Enak, tapi kurang pas di telinga.
Di antara album-album yang Penulis dengarkan, tentu ada beberapa lagu yang Penulis sukai. “Paradise” dari album Mylo Xyloto jelas menjadi nomor 1. Bahkan, lagu instrumen pembukanya saja sudah Penulis sukai, yang berjudul sama dengan albumnya.
Lagu-lagu lain yang Penulis suka dari album ini adalah “Hurts Like Heaven“, “Charlie Brown“, “Every Teardrop Falls is a Waterfall“, “Up In Flames“, hingga “Don’t Let It Break Your Heart”
Banyak yang menyebut kalau album Viva La Vida merupakan salah satu album terbaik Coldplay, dan Penulis akui kalau banyak lagu enak dari album tersebut. “Cemeteries in London“, “Lost“, “Love in Japan“, dan “Viva La Vida” adalah favorit Penulis.
Di album X&Y, ada lagu “Fix You” yang hampir diketahui oleh semua orang. Di album Ghost Stories, lagu “Always In My Head“, “Magic“, dan tentu saja “A Sky Full of Stars” wajib didengarkan. Bahkan, ketiga lagu ini sempat bertahan lama di playlist Penulis.
Album terakhir yang Penulis dengarkan, A Head Full of Dream, menjadi album yang paling jarang Penulis dengarkan. Tiga lagu yang masih oke untuk didengarkan adalah “Hymn for the Weekend”, “Adventure of Lifetime“, dan “Up&Up“.
Masyarakat Kita Terkenal Latah, tapi…
Berdasarkan daftar album dan lagu yang Penulis ceritakan di atas, Penulis jadi merasa sedikit besar kepala karena lumayan tahu tentang Coldplay. Penulis pun penasaran, apakah semua orang yang ikut hype dan ingin nonton konser Coldplay juga setahu itu?
Penulis pun coba melakukan tes ombak dengan bertanya kepada teman-temannya yang kerap membahas tentang konser Coldplay belakangan ini. Pertanyaannya sederhana, sebutkan 10 lagu Coldplay. Ternyata, mereka hanya bisa menyebutkan sekitar 7-8 lagu saja.
Tentu sampel yang Penulis ambil tidak bisa menjadi representasi masyarakat Indonesia. Hanya saja, kita ini kan terkenal latah. Apa yang sedang viral, apa yang sedang hype, semua langsung ikutan seolah enggak mau ketinggalan.
Istilah FOMO atau Fear Out Missing Out pun bisa menggambarkan mengenai kondisi sosial ini. Karena takut dianggap ketinggalan, enggak update, jadi terpaksa mengikuti apa yang sedang sering menjadi bahan obrolan di tongkrongan.
Oleh karena itulah, Penulis jadi su’udzon kalau banyak yang sebenarnya hanya FOMO saja. Namun, jikalau itu benar, lantas kenapa? Emang konser Coldplay hanya eksklusif untuk para penggemarnya?
Kalau Bukan Fans, Emang Gak Boleh Ikutan Nonton?
Untuk kasus konser Coldplay, sebenarnya ya enggak masalah kalau memang sekadar ikut-ikutan dan baru mendengarkan belakangan ini. Apalagi, konsernya baru diadakan pada tanggal 15 November 2023 mendatang, jadi ada banyak waktu untuk menghafal lagu-lagunya.
Tingginya antusiasme baik dari penggemar maupun non-penggemar menjadi bukti kalau lagu-lagu Coldplay bisa diterima oleh banyak orang, bahkan mungkin mampu mengubah hidup mereka. Sebesar itu dampak yang bisa dihasilkan oleh musik.
Apalagi, ini adalah momen bersejarah karena ini adalah kali pertama Coldplay manggung di Indonesia. Belum tentu di masa depan Coldplay akan mampir lagi ke Gelora Bung Karno sebagai salah satu destinasi world tour-nya.
Selain itu, meskipun awalnya cuma ikut-ikutan dan FOMO, toh bisa jadi setelah nonton konsernya malah jadi fans beneran. Setelah lihat betapa kerennya Coldplay, malah jadi ingin mendalami semua lagu Coldplay,
Yang namanya konser itu dibuka untuk publik, siapa pun boleh datang selama punya tiketnya. Setahu Penulis, pihak penyelenggara tidak menuliskan persyaratan boleh menonton konser adalah harus hafal setidaknya 10 lagu Coldplay.
Jadi, Penulis sebenarnya sama sekali tidak ada masalah siapa pun yang mau nonton Coldplay, entah fans sejati maupun fans karbit karena FOMO. Ini kesempatan langka, langsung saja gas nonton konsernya dan rasakan sensasi nonton konser salah satu band terkeren di dunia!
Lawang, 21 Mei 2023, terinspirasi setelah melihat begitu hype-nya masyarakat Indonesia menjelang konser Coldplay
Foto Featured Image: YouTube
You must be logged in to post a comment Login