Sosial Budaya

Mendebatkan Hal yang Kurang Penting

Published

on

Di Twitter (dan media sosial lainnya), sedang hangat perdebatan mengenai aksi presiden Jokowi dalam pembukaan Asian Games (18/08) kemarin. Bagaimana tidak, presiden mengendarai motor gede (moge) menuju lokasi upacara pembukaan even olahraga terbesar di Asia tersebut.

Yang membuat ricuh adalah kenyataan bahwa presiden menggunakan stuntman dalam aksinya. Yang kontra Jokowi mengatakan bahwa beliau telah melakukan penipuan, sedangkan pendukungnya membela dengan berkata mana mungkin lah seorang presiden melakukan atraksi berbahaya seperti itu.

Aksi Presiden (http://www.tribunnews.com/seleb/2018/08/19/aksi-presiden-pakai-moge-ke-asian-games-pukau-bule-australia-jokowi-disebut-seperti-tom-cruise)

Memang secara logika, jelas tidak mungkin seorang presiden benar-benar melakukan aksi yang dapat mengancam nyawanya. Bahkan jika Valentino Rossi seorang presiden, jelas tidak mungkin ia akan melakukan hal tersebut. Ini bukan kata saya, tapi penulis lupa siapa yang bilang seperti itu.

Tujuan penampilan yang dilengkapi dengan teaser tersebut mungkin bertujuan untuk memukau para penonton dan tamu-tamu penting yang duduk di bangku VIP. Jarang bukan seorang pemimpin negara melakukan pertunjukan yang anti mainstream seperti itu.

Masalahnya, mengapa hal tersebut harus didebatkan?

Salah satu komikus favorit penulis, Mice, mendeskripsikan permasalahan ini dengan sangat indah melalui komiknya yang ia unggak ke akun Instagramnya (https://www.instagram.com/p/BmsfSfKHXbD/?taken-by=micecartoon.co.id).

Kritik Tajam (https://www.instagram.com/p/BmsfSfKHXbD/?taken-by=micecartoon.co.id)

Mice merasa prihatin dengan kondisi bangsa ini, mengapa kita mendebatkan hal-hal yang kurang penting dan justru mengabaikan saudara kita yang sedang terkena bencana di Lombok?

Yang senang dengan adegan presiden kemarin, janganlah terlalu melebih-lebihkan. Kita tidak memilih presiden karena dia bisa naik moge bukan?

Yang kurang senang, jangan terlalu nyinyir kepada pemimpin negara kita tersebut. Mungkin saja reaksi negatif tersebut terpicu dengan pernyataan pemerintah yang menyebutkan bahwa penetapan bencana nasional di Lombok akan berpotensi mengganggu sektor pariwisata.

Lebih baik, kita curahkan waktu dan tenaga kita untuk hal-hal yang lebih bermanfaat, seperti mendoakan saudara-saudara kita di Lombok.

Halah, emang lu udah ngapain buat bantu masyarakat Lombok? Sok bijak lu!

Justru dengan menulis tulisan ini, penulis berharap dapat memotivasi diri sendiri agar dapat memberikan konstribusi kepada para korban. Minimal, mendoakan dan mengajak para pembaca sekalian untuk berbuat hal yang sama, bahkan berbuat lebih.

Kurangilah debat-debat yang kurang penting, jangan berfokus kepada hal yang kurang tepat.

 

 

Grand Metropolitan Mal, Bekasi, 21 Agustus 2018, terinspirasi dari komik Mice

Sumber Foto: http://time.com/money/4509419/presidential-debate-television-ads-commercials/

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Batalkan balasan

Fanandi's Choice

Exit mobile version